Tarik Ulur, Indonesia Belum Putuskan Pembelian Su-35 Milik Rusia

Indonesia ajukan syarat utama 35 persen penyediaan transfer teknologi dari sistem pesawat.

Hingga saat ini, Indonesia belum mengambil keputusan akhir terkait pembelian pesawat tempur Rusia generasi 4++ Su-35. Syarat utama yang diberikan pihak Indonesia adalah mengenai penyediaan transfer teknologi, yaitu setidaknya 35 persen dari sistem pesawat. Demikian hal ini disampaikan Direktur Teknologi dan Industri Pertahanan Kemenhan Indonesia Jan Pieter Ate kepada RIA Novosti.

Pada bulan September, Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu mengumumkan niatnya untuk membeli satu skuadron pesawat tempur Su-35. Pesawat Rusia ini rencananya akan menggantikan pesawat tempur asal Amerika F-5 Tiger yang usianya sudah mencapai empat dekade.

“Teknologi berkembang, dan kami membutuhkan satu hingga dua skuadron (sekitar 32 unit pesawat) pesawat tempur kelas ini (generasi 4++). Saat ini, kami akan memutuskan pesawat tempur jenis apa yang akan kami beli, dan hingga saat ini belum jelas karena kami belum mengadakan pembicaraan langsung dengan pihak Rusia mengenai masalah ini,” ujar Ate pada pameran Defense & Security 2015, Senin (2/11).

Juru bicara kementerian menjelaskan bahwa menurut hukum Indonesia, kontrak untuk pembelian senjata asing harus disertai dengan kesepakatan transfer, setidaknya, 35 persen dari teknologi untuk kompleks industri militer negara. Menurut Ate, perjanjian serupa dengan Rusia hingga saat ini belum tercapai.

Pameran Defense & Security secara rutin diadakan sejak tahun 2003 dengan tema pameran senjata dan peralatan militer untuk Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara, senjata tak mematikan, inovasi terbaru dalam peperangan melawan terorisme, dan isu-isu lainnya. Acara tahun ini akan dikunjungi oleh lebih dari 100 delegasi dari 45 negara-negara asing.

Pertama kali dipublikasikan di RIA Novosti.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki