Rusia memilih untuk fokus bertahan di tengah terpaan sanksi, demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Rabu (17/6) saat ditanya mengenai reaksi Moskow jika Uni Eropa memperpanjang masa berlaku sanksi anti-Rusia.
“Itu terserah mereka yang memberi sanksi. Kami fokus untuk bekerja dan hidup secara efisien di tengah kondisi tersebut,” kata Lavrov.
Setelah Krimea kembali bergabung dengan Rusia, Rusia mendapat tekanan sanksi dari Amerika Serikat dan banyak negara Eropa. Sanksi yang diberikan semakin keras menyusul tuduhan Barat dan Ukraina bahwa Rusia mendukung para militan di republik Ukraina tenggara yang memerdekakan diri dan terlibat dalam destabilisasi Ukraina.
Sebagai langkah balasan, Rusia mengeluarkan larangan impor daging sapi, daging babi, unggas, ikan, keju, buah, sayur, dan produk olahan susu dari Australia, Kanada, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.
Pemerintah Rusia berulang kali menyangkal tuduhan ‘aneksasi’ Krimea karena Krimea bergabung dengan Rusia secara sukarela melalui referendum, begitu pula klaim bahwa Moskow terlibat dalam kekacauan yang terjadi di Ukraina timur.
Baca lebih banyak mengenai Krisis Ukraina. >>>
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda