AS memiliki lebih dari 500 satelit di luar angkasa, yang menurut Komandan Komando Ruang Angkasa Angkatan Udara AS John E. Hyten, tengah menghadapi ancaman besar karena Rusia dan Tiongkok terus membuat progres signifikan dalam penelitian luar angkasa, demikian dilaporkan media Jerman Deutsche Wirtschafts Nachrichten, seperti diberitakan Sputnik.
Menurut Hyten, Tiongkok tengah memperluas kegiatan penelitian luar angkasa mereka dan mengembangkan senjata antisatelit nan canggih. Negara tersebut tengah melakukan uji coba yang dilihat sebagai ancaman potensial oleh AS terhadap keamanan negara mereka. AS khawatir Tiongkok melakukan serangan pada satelit mereka saat terjadi konflik antara kedua negara.
“Perkembangan Tiongkok dalam bidang luar angkasa adalah hal yang buruk bagi AS dan bagi planet Bumi,” kata Hyten pada CBS akhir April lalu.
Sementara itu, AS tengah mempersiapkan skenario “Star Wars”. AS berencana menyusun anggaran program luar angkasanya sepuluh kali lipat dibanding Tiongkok dan melanjutkan uji coba senjata anti-satelit, untuk mengantisipasi serangan langsung dari Tiongkok—yang berdasarkan perkiraan AS—akan terjadi pada lima hingga sepuluh tahun mendatang, tulis DWN.
Ancaman lain terhadap sektor antariksa militer AS adalah Rusia, kata Hyten. Rusia telah mengintimidasi AS dengan menyebarkan foto pantauan satelit yang dilakukan antara 2005 dan 2010. Meski pemerintah AS menginvestasikan miliaran dolar bagi satelit mata-mata mereka, mereka bertanya-tanya apa maksud Rusia dengan memublikasikan gambar tersebut, tulis artikel tersebut.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda