Pasokan sistem misil S-300 Rusia untuk Iran tak merusak keseimbangan kekuatan di wilayah tersebut, terang Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Rabu (22/4).
“Malah, pasokan tersebut akan membuat mereka yang berencana meluncurkan serangan pada Iran berpikir setidaknya dua kali sebelum melakukan hal itu,” kata Lavrov dalam wawancara bersama tiga stasiun radio yakni Ekho Moskvy, Sputnik, dan Govorit Moskva.
Namun, menurut sang mengeri, baik Moskow maupun Teheran sama-sama merasa tak membutuhkan perlunya aliansi militer antara kedua negara.
“Kami tak mendapat permintaan semacam itu dari pihak Iran. Itu tak realistis dan tak perlu,” terang Lavrov. Namun, Lavrov mengakui bahwa Rusia dan Iran akan membangun kerja sama militer-teknis.
Menurut Lavrov, sistem misil S-300 dan embargo senjata untuk Iran akan segera dicabut oleh Dewan Keamanan PBB.
“Prospek cerah kini mengintai kita. Kami dapat melakukan banyak hal dalam lingkup militer-teknis,” kata sang diplomat papan atas.
Pada awal April, Iran dan enam negara adidaya yang tergabung dalam P5+1 telah mencapai kesepakatan terkait program nuklir Iran.
Pasokan S-300 ke Iran dipermasalahkan oleh mereka yang tidak mau berhenti melakukan serangan bom di negara tersebut.
Kontrak pasokan S-300 dari Rusia ke Iran ditangguhkan setelah PBB menjatuhkan sanksi pada Teheran pada 2010 lalu.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda