Moskow kecewa atas keputusan Australia yang memperluas sanksi terhadap Rusia dan mendesak Australia untuk menilai situasi yang terjadi di Ukraina secara adil, demikian disampaikan sumber dari Kementerian Luar Negeri Rusia, Selasa (31/3), seperti dikutip Interfax.
“Kami sangat menyayangkan Canberra masih belum bisa melihat alasan sesungguhnya di balik konflik Ukriaina, meski waktu telah berjalan cukup panjang sejak bermulanya krisis ini,” kata sang narasumber pada Interfax.
Ia menambahkan, pihak Moskow mendesak Canberra untuk menilai situasi di Ukraina saat ini secara adil dan independen.
“Ini mungkin karena keterpencilan lokasi Australia secara geografis, sehingga informasi mengenai kesepakatan damai yang diadopsi di Minsk pada Februari lalu, di mana Rusia memainkan peran penting yang cukup besar, baru bisa sampai Australia setelah musim panas ini. Sementara, Kiev juga terus mengacaukan kesepakatan yang telah tercapai,” lanjutnya.
Barat mengumumkan sanksi sektoral baru untum Rusia pada akhir Juli 2014, secara khusus karena Moskow dituduh terlibat dalam aksi protes di Ukraina tenggara. Sebagai langkah balasan, Rusia mengeluarkan sanksi pelarangan impor daging, babi, ikan, keju, buah, sayur, dan produk susu dari Australia, Kanada, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Norwegia selama satu tahun. Selanjutnya, Barat kembali mengirim sanksi berskala besar untuk Rusia pada September dan Desember 2014.
Rusia terus menyangkal tuduhan 'aneksasi' Krimea karena Krimea menggabungkan diri dengan Rusia secara sukarela setelah melalui tahap referendum, begitu pula tuduhan bahwa Moskow terlibat dalam kejahatan kemanusiaan di Ukraina.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda