Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu menyebutkan, saat ini Krimea telah memiliki hampir seratus unit dan organisasi militer. "Presiden meminta kami membentuk pasukan bersenjata di Semenanjung Krimea, dan instruksi tersebut sudah selesai kami penuhi sejak akhir 2014," papar Shoigu, Senin (30/3). Berdasarkan laporan gabungan yang dimiliki lembaga militer Rusia, saat ini terdapat 96 unit dan organisasi militer yang telah dibentuk di Krimea.
Menurut Shoigu, angkatan bersenjata ini dibuat bukan hanya untuk melindungi kepentingan Rusia di Krimea dan Laut Hitam, tapi juga akan ditugaskan untuk mengawasi zona maritim lepas pantai. "Kami juta sudah menyusun program latihan tempur lengkap untuk Angkatan Udara Krimea," tambah Shoigu.
NATO Khawatirkan Militerisasi Krimea
Sementara itu, Panglima Tertinggi Eropa untuk Komando Operasi Aliansi NATO Philip Breedlove mengkhawatirkan langkah Rusia yang berupaya memperkuat kapabilitas pertahanan di Krimea. Dalam sebuah konferensi pers baru-baru ini, jenderal bintang empat AS itu mengaku NATO telah menyadari perubahan signifikan penempatan senjata di Krimea. Breedlove menyebutkan, sistem antipesawat Rusia telah mendominasi hampir separuh wilayah Laut Hitam dan misil permukaan-ke-permukaan Rusia tersebar di seluruh teritori tersebut. "Sistem antipesawat telah mengubah Krimea menjadi pangkalan militer kuat yang dapat memastikan proyeksi pasukan di wilayah tersebut," kata Breedlove.
Di sisi lain, Shoigu secara terbuka menyatakan bahwa kejengkelan atas krisis Ukraina dan peningkatan kehadiran militer asing di sekitar perbatasan Rusia telah menggugah Rusia untuk melakukan beberapa perubahan dalam kerangka kerja komando Distrik Militer Selatan, termasuk Krimea. "Karena itu, penempatan pasukan yang tangguh di Krimea menjadi prioritas kami saat ini," terang Shoigu.
Suka membaca tentang militer? Cari tahu lebih banyak di bagian Militer. >>>
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda