Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh beberapa badan intelejen asing sedang berencana mengacaukan pemilu parlemen Rusia pada 2016 dan pemilu presiden 2018. Hal tersebut disampaikan pada pertemuan tahunan Putin dengan Federal Security Service (FSB), penerus KGB di masa pasca-Soviet, Kamis (26/3).
Putin menyebutkan upaya untuk mencampuri urusan dalam negeri Rusia akan dilakukan melalui LSM dan kelompok politik yang bekerja untuk negara asing, dengan mencoba ‘mendiskreditkan pihak berwenang Rusia dan menggoyahkan situasi internal di Rusia’.
Presiden Rusia tersebut berjanji akan mengawasi LSM Rusia yang mendapat pendanaan asing, dan menyebutkan pihak pemerintah akan ‘menggagalkan’ semua upaya yang bertujuan melanggar hukum.
“Saya telah berulang kali mengatakan hal ini dan saya akan mengulanginya sekali lagi. Kami bersedia berdialog dengan oposisi, kami mau melanjutkan kemitraan dengan masyarakat sipil seluas-luasnya, dan kami selalu mendengarkan mereka yang mengkritik pemerintah secara konstruktif. Dialog dan kemitraan semacam itu selalu berguna dan penting bagi sebuah negara, termasuk Rusia,” tutur Putin.
Rusia mengadopsi peraturan ‘agen asing’ pada 2012, dengan mengharuskan LSM yang terlibat dalam aktivitas politik dan menerima pendanaan asing mendaftarkan diri ke Kementerian Peradilan sebagai ‘agen asing’ dan mendapat pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah. Kementerian Peradilan juga berhak untuk memaksa mereka mendaftarkan diri, jika LSM tersebut menolak melakukannya secara sukarela. Organisasi yang dianggap agen asing namun menolak mendaftarkan diri akan dikenai denda.
Saat ini, jumlah LSM yang masuk dalam daftar tersebut terdiri dari 49 organisasi.
Tertarik pada politik Rusia? Baca lebih lanjut. >>>
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda