Wakil Menteri Telekomunikasi dan Media Massa Federasi Rusia Alexey Volin menjelaskan, Rusia menjamin kebebasan berekspresi bagi seluruh warga negaranya.
Fauzan Al-Rasyid/RBTH IndonesiaWakil Menteri Telekomunikasi dan Media Massa Federasi Rusia Alexey Volin menjelaskan, Rusia menjamin kebebasan berekspresi bagi seluruh warga negaranya. Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Telekomunikasi dan Media Massa Federasi Rusia Alexey Volin selaku pemimpin delegasi dalam sesi konferensi pers di kediaman Duta Besar Rusia di Jakarta, Senin (23/3).
Menurut Volin, seluruh warga Rusia boleh mengemukakan segala macam idenya di ruang publik, tapi tetap harus bertanggung jawab. Dalam kesempatan konferensi pers tersebut, sang wakil menteri memaparkan beberapa hal yang dilarang untuk disebarluaskan di Rusia.
"Beberapa hal yang tidak bisa dipublikasikan di Rusia, seperti ancaman pembunuhan, ajakan untuk membuat kerusuhan dan berita yang bersifat menghasut, serta penghinaan terhadap suatu agama atau pemuka agama," papar Volin. "Kami tidak setuju jika ada pihak-pihak tertentu yang dengan sengaja menghina agama. Kami menentang jika ada pihak yang menghina Nabi Muhammad. Memang, ada banyak masyarakat rusia yang tidak terlalu religius, tapi ada jauh lebih banyak masyarakat religius di Rusia. Kami tidak bisa membiarkan suatu pihak untuk menghina keyakinan spiritual masyarakat."
Saat ditanya mengenai persepsi bahwa media di Rusia dikendalikan oleh pemerintah, pejabat yang pernah bekerja di Kedutaan Besar Rusia pada era transformasi Uni Soviet menjadi Rusia ini membantah dengan tegas. "Saya bisa mengatakan bahwa, pertama, Kremlin berbentuk segitiga. Ukuran setiap sisinya tidak lebih dari lima ratus meter. Sementara, ada 90 ribu media yang terdaftar di Rusia. Mungkinkah 90 ribu media dikendalikan dari sebuah 'segitiga' kecil?"
Menurut Volin, sangat tidak masuk akal dan tidak ada untungnya bagi Kremlin untuk mengontrol media. "Kini, 85 persen populasi di Rusia mendukung kebijakan Presiden Putin. Jika sebuah media di Rusia ingin populer, mereka tentu akan memberitakan hal-hal yang mendukung pemerintah. Karena jika tidak, media tersebut akan kehilangan pembaca, penonton, dan rating," jelas Volin. "Itu hal yang normal terjadi di Rusia," katanya menambahkan.
Kunjungan Volin ke Indonesia turut didampingi lima delegasi pemimpin media Rusia. Volin bersama beberapa pemimpin eksekutif media Rusia dijadwalkan akan menghadiri sejumlah pertemuan penting dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) media di Tanah Air selama lima hari hingga Kamis mendatang dan kembali ke Moskow pada hari Jumat (27/3).
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov menyampaikan kritik tajam atas pernyataan mantan pemilik perusahaan Yukos Mikhail Khodorkovskiy yang mengajak para wartawan untuk menerbitkan karikatur Nabi Muhammad sebagai reaksi atas tragedi yang terjadi di Paris, Prancis.
Kepala Republik Chechnya Ramzan Kadyrov mengkritik standar ganda yang diterapkan Barat dalam melawan terorisme. Selain itu, Kadyrov menegaskan tak ada seorang pun yang boleh menghina Nabi Muhammad dan menyinggung perasaan umat Islam.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda