Penggunaan Jilbab di Lingkungan Sekolah Republik Mordovia Resmi Dilarang

Keputusan tersebut sudah resmi disahkan dan harus dilaksanakan.

Mahkamah Agung Rusia pada hari Rabu ini telah mengesahkan larangan penggunaan jilbab bagi perempuan muslim di lingkungan sekolah di Republik Mordovia, demikian ditulis koresponden TASS.

Dengan begitu, permintaan banding dari para orangtua siswi muslim Mordovia resmi ditolak.

“Keputusan Pengadilan Tinggi Republik Mordovia tetap berlaku, sedangkan permintaan banding yang melawannya ditolak,” ungkap Mahkamah Agung Rusia.

Pada Oktober 2014 lalu, Mahkamah Agung Mordovia melarang para perempuan muslim menggunakan jilbab selama pelajaran berlangsung. Larangan ini diumumkan setelah salah seorang siswi menelan pin penyekat penutup kepalanya pada waktu istirahat. Namun, sebelum peristiwa tersebut terjadi, keputusan mengenai pelarangan menggunakan jilbab telah lebih dulu diresmikan Pemerintah Mordovia. Mengetahui hal ini, perwakilan umat muslim Mordovia segera melayangkan laporan atas keputusan ini ke pengadilan karena dianggap sebagai tindakan yang ilegal.

Pada Rabu (4/2) lalu, Kepala Dewan Mufti Rusia sekaligus Ketua Majelis Ulama Ravil Gaynutdin juga telah mengirimkan surat pada Presiden Vladimir Putin agar ikut membela hak para perempuan muslim Rusia untuk memakai jilbab di sekolah-sekolah. Namun, Putin sudah berulang kali menyatakan menentang penggunaan jilbab di lingkungan sekolah, dengan alasan di Rusia tidak ada tradisi penggunaan jilbab.

Tidak Hanya Jilbab

Sesuai dengan keputusan Pemerintah Mordovia, bukan hanya jilbab saja yang dilarang, tetapi juga penggunaan rok pendek, celana jins, baju dengan belahan dada terbuka, serta tindik juga dilarang di Mordovia. Selain itu, para siswi juga dilarang mewarnai rambutnya dengan warna-warna terang.

Larangan penggunaan jilbab di Mordovia kali ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Rusia. Larangan pengggunaan jilbab di lingkungan sekolah pertama kali diterapkan oleh Pemerintah Stavropol, yang juga didukung oleh Mahkamah Agung Rusia. Menanggapi pelarangan ini, Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Federasi Rusia Dmitry Livanov mengungkapkan, anak-anak yang menggunakan jilbab harus belajar di lembaga-lembaga pendidikan keagamaan.

Berdasarkan informasi yang dipublikasikan di TASS dan RIA Novosti.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki