Oposisi Suriah, yang tidak datang ke pertemuan di Moskow kemarin, telah menyatakan kesediaannya untuk bepartisipasi dalam negosiasi berikutnya. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Senin (2/2).
“Kami menerima umpan balik yang positif, yang bukan hanya datang dari peserta pertemuan, tapi juga dari perwakilan oposisi yang tak hadir dalam pertemuan pertama,” kata Lavrov. “Mereka menyatakan bersedia diundang ke pertemuan selanjutnya, dan proses negosiasi ini harus diteruskan.”
“Tapi, kami harus berkonsultasi dengan pihak lawan. Kami harus mulai aktif bekerja sama dengan Mesir, karena Mesir telah memutuskan untuk mendampingi kelompok yang tidak mendukung pertemuan saat ini. Beberapa pendekatan, yang disampaikan oleh moderator diskusi di Moskow, telah dibicarakan dengan para delegasi pertemuan, baik dari pihak pemerintah maupun oposisi.”
“Kami sangat berharap kami bisa terus mendampingi negosiasi ini hingga mencapai hasil yang nyata, namun Suriah—seperti tertulis dalam Komunike Jenewa, harus menangani semua isu terkait kehidupan di negara mereka sendiri,” kata sang menteri luar negeri.
Didukung PBB
Diskusi intra-Suriah yang diselenggarakan di Moskow minggu lalu ini juga mendapat dukungan dari Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon.
“Kami mendukung segala upaya untuk mencari solusi politis atas krisis Suriah, termasuk upaya terbaru yakni penyelenggaraan diskusi di Moskow. Perwakilan khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura juga menghadiri pertemuan tersebut,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric, Senin (2/2).
Ia menambahkan bahwa PBB tetap menjaga komunikasi dengan Rusia terkait ‘upaya penting’ yang tengah dilakukan.
Pertemuan Kedua Digelar Akhir Februari
Pertemuan antara oposisi dan pemerintah Suriah berikutnya kemungkinan akan diselenggarakan di Moskow pada akhir Februari. Hal itu disampaikan oleh pemimpin oposisi Suriah Popular Front for Change and Liberation Qadri Jamil, dalam konferensi pers Jumat (30/1) lalu.
“Kami telah sepakat untuk mempercayakan pertemuan selanjutnya pada Rusia, khususnya Institute of Oriental Studies. Pertemuan kedua kemungkinan akan dilaksanakan bulan depan, dengan agenda yang masih disusun,” kata Jamil.
Dialog antara pemerintah dan oposisi Suriah telah dimulai di Moskow, Senin (26/1). Pertemuan tersebut dilaksanakan secara tertutup di gedung Kementerian Luar Negeri Rusia. Rencananya, dialog akan diselenggarakan hingga Kamis (29/1) mendatang. >>>
Ingin tahu lebih banyak tentang peran Rusia dalam konflik di Suriah? Baca lebih lanjut. >>>
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda