Pembangunan PLTN, Rusia Akan Tunggu Hingga Indonesia Siap

“Kapan pun Indonesia siap, Rusia akan selalu ada,” kata Dubes Rusia untuk Indonesia.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (19/1) di kediaman Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia, Duta Besar Rusia Mikhail Galuzin menyebutkan bahwa pihaknya tak bisa mengomentari penolakan tawaran pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia.

“Itu hak pemerintah Indonesia,” kata Galuzin.

Namun, Galuzin menyebutkan bahwa Rusia akan selalu siap membantu saat Indonesia telah merasa membutuhkan kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. “Kapan pun Indonesia siap, kami akan selalu ada. Tentu kami juga dapat menjamin keamanan operasional PLTN tersebut, mengingat kami sangat berpengalaman di bidang nuklir,” terang sang duta besar.

Seperti dikutip oleh Kompas.com, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan pemerintah Indonesia menolak tawaran dari Rusia untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Menurut Sofyan, sumber energi tenaga nuklir masih mengundang pro-kontra di Indonesia. “Pihak Rusia mengusulkan proyek kapasitas listrik nuklir. Saya bilang itu masih jauh, kita belum memikirkan hal itu,” kata Sofyan, Senin (22/12).

Rusia sendiri telah memiliki teknologi yang sangat baik di bidang nuklir dan telah membantu pembangunan PLTN di berbagai negara. Belum lama ini, Rusia telah menandatangani kontrak pembangunan PLTN di India dan Vietnam untuk meningkatkan kerja sama penggunaan nuklir secara damai.

Sementara, meski dinyatakan belum siap, rencana pembangunan PLTN di Indonesia telah tertuang dalam UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Berdasarkan UU tersebut, pada 2019 Indonesia harus sudah memiliki PLTN.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki