Presiden Republik Chechnya Ramzan Kadyrov menyatakan bahwa pihak berwenang telah berhasil mencegah terciptanya kekacauan yang lebih fatal dalam kejadian bom bunuh diri Minggu (5/10) lalu di Grozny, Republik Chechnya, demikian dilaporkan Interfax.
“Polisi menghentikan seorang lelaki muda pada pintu masuk area perayaan hari jadi kota Grozny. Anak muda itu memiliki senjata api dan memperkenalkan diri sebagai anggota kepolisian. Ia meledakan diri sebelum polisi hendak memeriksa identitas dirinya,” terang Kadyrov.
Ledakan tersebut menewaskan tiga orang polisi, sementara dua orang lainnya mengalami luka berat. Tidak ada warga sipil yang menjadi korban dalam kejadian ini.
Kadyrov yakin bahwa serangan teror tersebut merupakan upaya para teroris untuk menunjukan diri bahwa mereka ada di republik itu, dan ingin republik mendapat kecaman dari pihak luar. “Namun, kami akan membuktikan bahwa mereka tidak ada!” tegas Kadyrov.
Ia berjanji akan mencari rekan teroris yang melakukan serangan bom bunuh diri tersebut.
“Saya tegaskan bahwa semua pihak yang berhubungan dengan aksi teror yang mengakibatkan kematian ini akan mendapatkan hukuman setimpal,” tulis Kadyrov dalam akun Instagram pada Senin (6/10).
Pihak medis di Chechnya sebelumnya menyampaikan pada Interfax bahwa 13 orang mengalami luka-luka pada kejadian itu. “Laporan berkini mengindikasikan bahwa korban terdiri dari lima orang polisi yang tewas, dan 13 orang luka-luka. Mereka dilarikan ke Rumah Sakit Kota ke-9,” ujar sang narasumber.
Komite Investigasi Rusia telah memulai penyelidikan atas ledakan tersebut. “Ledakan di Grozny akan diselidiki dengan tuduhan menghilangkan nyawa polisi dan penggunaan senjata secara ilegal,” terang juru bicara Komite Investigasi pada Interfax pada Minggu (5/10).
Juru bicara komite menyampaikan bahwa pelaku bom bunuh diri telah teridentifikasi sebagai Opti Mudarov (19), yang merupakan warga setempat.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda