Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengkritik keras dokumen yang baru dipublikasikan oleh Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy dan Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso di Brussel, yang berisi rencana sanksi tambahan bagi Rusia, demikian dilaporkan Interfax.
“Rencana perluasan sanksi anti-Rusia telah dibahas oleh Uni Eropa pada pertemuan pencarian solusi untuk konflik Ukraina yang dilaksanakan di Minsk pada hari sebelumnya, dan kesepakatan telah dicapai di sana, yang intinya memperlihatkan bahwa konflik Ukraina masih bisa diselesaikan dengan jalan damai,” ujar Lavrov pada Sabtu (7/9).
Menurut Lavrov, dengan melakukan tindakan tersebut, Uni Eropa menunjukan bahwa mereka masih memprediksi langkah politik pihak lain dengan becermin pada diri mereka sendiri. Secara tak langsung, Uni Eropa merasa curiga karena mereka sendiri sebenarnya masih mungkin memberi dukungan langsung bagi pihak Kiev dalam konflik tersebut. “Dengan demikian, hasil pertemuan di Minsk menjadi sia-sia,” kata Lavrov.
“Daripada tergesa-gesa memutar otak untuk menghadapi dampak yang lebih menyakitkan bagi ekonomi anggota mereka dan Rusia akibat sanksi, Uni Eropa sebaiknya membantu pemulihan ekonomi Donbas dan pengembalian aktivitas seperti sedia kala,” lanjut Lavrov.
Terkait daftar sanksi baru Uni Eropa, Lavrov dengan tegas menyatakan jika hal tersebut benar-benar direalisasikan, Rusia jelas akan memberi balasan dengan segera.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda