Jumlah masyarakat Rusia yang mendukung hukuman mati mulai menurun secara bertahap, demikian diungkapkan sosiolog dari Levada Center pada Interfax, Senin (14/7), setelah menyajikan hasil jajak pendapat.
Berdasarkan survei yang dilakukan pada 20-23 Juni di 134 kota yang mencakup 46 wilayah di Rusia dengan melibatkan 1.600 responden, saat ini 52 persen warga Rusia mendukung hukuman mati. Angka tersebut menurun dibanding tahun 2012 dan 2002 yang menembus 61 persen dan 73 persen. Sebanyak 34 persen masyarakat Rusia berpendapat hukuman mati harus mulai ditinggalkan. Sementara 18 persen lainnya mengatakan mereka mendukung bentuk hukuman tersebut.
Dalam dua tahun terakhir jumlah masyarakat yang tidak setuju dengan hukuman mati naik dari 24 persen menjadi 33 persen. Sedangkan jumlah warga yang benar-benar menentang hukuman mati hampir tidak berubah. Pada Desember 2010, sebanyak sembilan persen masyarakat mengatakan sepenuhnya mendukung pembatalan hukuman mati. Di tahun 2012, suara tersebut naik menjadi sepuluh persen. Data menunjukkan hal itu akan tersebut kembali turun menjadi tujuh persen tahun ini.
Pada saat yang sama, lebih banyak responden yang mendukung pembatalan hukuman mati, yakni dari 14 persen pada 2012 menjadi 26 persen pada 2014. Sedangkan 15 persen responden lainnya berpendapat netral.
Menurut Levada Center, hukuman mati umumnya lebih didukung oleh responden berusia 18-25 (54 persen) dan 40-55 (52 persen), laki-laki (56 persen), berpendidikan menengah (57 persen), penduduk pedesaan (57 persen), dan mereka yang tinggal di kota (52 persen). Sementara, 49 persen penduduk Moskow mengatakan mereka mendukung hukuman mati.
Hukum Rusia menerapkan bentuk hukuman penjara seumur hidup hingga hukuman mati untuk sejumlah kejahatan yang sangat serius, seperti pembunuhan dan genosida. Moratorium hukuman mati diterapkan di Rusia berdasarkan perintah presiden pada Agustus 1996. Setahun kemudian, negara tersebut menandatangani Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia pada April 1997.
Namun, dokumen tersebut belum diratifikasi oleh Majelis Rendah Duma sehingga hukuman mati belum dibatalkan secara resmi. Namun, penerapannya mungkin disesuaikan dengan konvensi Wina yang mewajibkan negara-negara untuk menandatangani dan mematuhi bahkan tanpa ratifikasi.
Moratorium tersebut sebenarnya berakhir pada 1 Januari 2010. Tetapi pada November 2009, Mahkamah Konstitusi Rusia memperpanjang moratorium tersebut hingga Duma meratifikasi protokol pembatalkan hukuman mati dan memutuskan bahwa tidak ada pengadilan yang memiliki hak untuk memberikan vonis hukuman mati.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda