Pada 15 Januari, nilai tukar rubel terhadap dolar AS mencapai 33,2 rubel. Selama sepuluh hari berikutnya, nilai rubel merosot 6,6 persen, mencapai 35.45 rubel pada 5 Februari. Devaluasi rubel saat itu tidak terlalu berkaitan dengan situasi di Ukraina, melainkan akibat oleh kenaikan pelarian modal. Devaluasi lebih lanjut dari mata uang Rusia pada akhir Februari disebabkan oleh situasi di Ukraina. Pada 25 Februari, nilai tukar rubel terhadap dolar AS diperdagangkan pada 35,5 dan pada 1 Maret telah mencapai angka 36,18. Setelah pemungutan suara Dewan Federasi yang memberi wewenang untuk pengerahan pasukan Rusia di Ukraina jika diperlukan, rubel merosot lebih jauh lagi. Namun pada 3 Maret, Bank of Russia menaikkan suku bunganya menjadi tujuh persen dan meningkatkan intervensinya di mata uang untuk mendukung rubel. Tindakan ini mencegah rubel terjun bebas. Pada 14 Maret, USD/RUB berada di titik 36,456.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda