From Asia with Love: Mereka yang Jatuh Cinta dengan Bahasa Rusia

TUjuh orang pengajar bahasa Rusia yang berasal dari universitas dan sekolah di Indonesia, Mongolia, India, dan Vietnam datang ke Tomsk untuk mempelajari teknik baru pengajaran bahasa Rusia untuk orang asing. Foto: Eleonora Chernaya/RIA Novosti

TUjuh orang pengajar bahasa Rusia yang berasal dari universitas dan sekolah di Indonesia, Mongolia, India, dan Vietnam datang ke Tomsk untuk mempelajari teknik baru pengajaran bahasa Rusia untuk orang asing. Foto: Eleonora Chernaya/RIA Novosti

Tujuh dosen bahasa Rusia asal Indonesia, Mongolia, India, dan Vietnam datang ke Tomsk, Rusia untuk mempelajari teknik terbaru mengajar bahasa Rusia. Mereka bercerita pada koresponden RIA Novosti mengapa orang Rusia begitu populer di negara mereka.

Negara-negara Asia sedang bersiap menghadapi ledakan minat belajar bahasa Rusia. Puluhan kursus bahasa Rusia telah dibuka di Indonesia, India dan Mongolia. Para dosen bahasa Rusia tersebut menerangkan pada RIA Novosti mengapa orang asing mempelajari bahasa Rusia dan mengapa Rusia mulai populer di kalangan masyarakat Asia sekarang ini.

“Kami datang ke Tomsk pada hari libur. Cuaca sedang hangat, padahal saya ingin melihat salju. Saya suka cuaca dingin, karena suhu di negara asal saya sangat panas dan tidak ada salju,” ujar Tatyana Sekarprijastina, dosen perempuan asal Indonesia, sambil melihat penuh harap ke langit Siberia. Sayang, Siberia tidak menurunkan salju untuk para tamu asal Asia itu, hanya mencurahkan sedikit hujan.

Tatyana dan enam pengajar lain yang berasal dari universitas dan sekolah di Indonesia, Mongolia, India, dan Vietnam tersebut datang ke Tomsk untuk mempelajari teknik baru pengajaran bahasa Rusia untuk orang asing. Pelatihan itu diselenggarakan oleh Departemen Hubungan Internasional dan Regional Administrasi Tomskaya Oblast dalam rangka Asian Network of Major Cities 21 (ANMC21).

Kursus peningkatan kompetensi para dosen tersebut dilaksanakan di Universitas Politeknik Tomsk (UPT), di Institut Pendidikan Mancanegara dan Komunikasi Bahasa (IPMKB).

“Kami menyelenggarakan kursus untuk para dosen bahasa Rusia dari belahan dunia lain untuk pertama kalinya. Kami mengajarkan cara pengucapan yang benar, memperkenalkan teknologi komputer yang dikembangkan oleh UPT, dan sistem ujian bahasa Rusia,” cerita Wakil Direktur Pendidikan dan Kerjasama Mancanegara IPMKB Evgeniy Sherin.

Para dosen tersebut menambahkan, hal yang paling penting bagi mereka dalam kunjungan itu adalah bisa mengenal lebih dekat budaya Rusia.

Alasan Belajar Bahasa Rusia

Dosen-dosen dari Asia tersebut sudah pernah datang ke Rusia sebelumnya. Susi Machdalena dari Indonesia misalnya, pernah belajar di Moskow untuk program pendidikan Aspirantura di Institut Negeri Bahasa Rusia, Pushkin.

Menurut Susi, mengajar bahasa Rusia tidaklah mudah. “Ada beberapa struktur yang tidak ada dalam tata bahasa Indonesia seperti konjugasi kata kerja, bahkan penekanan pembacaan huruf dalam kata. Saya rasa lebih mudah menguasai bahasa Indonesia dibanding bahasa Rusia. Saya sudah lama mempelajari bahasa Rusia, akan tetapi—seperti kata orang Rusia—ni gugu (tidak mampu berkata-kata). Maka, saya datang ke Rusia, masuk ke program Aspirantura, dan belajar selama empat tahun”, kenang Susi.

Foto: Eleonora Chernaya/RIA Novosti

Ketika ditanya untuk apa mempelajari bahasa Rusia, Susi terlihat terkejut. “Untuk apa? Agar saya dapat membaca karya Chekhov, Tolstoy, Pushkin. Saya sangat mencintai sastra Rusia,” jawab Susi. Saat ini, penggemar sastra klasik Rusia tersebut mengajar di Universitas Padjadjaran, Bandung.

Susi menjelaskan, saat ini bahasa Rusia sangat populer di Indonesia karena banyak perusahaan Rusia yang membuka cabang di sana. Mayoritas orang yang berminat belajar bahasa Rusia adalah anak muda. Dengan kemampuan berbahasa Rusia, mereka lebih mudah mendapatkan pekerjaan, seperti di bank, bidang pariwisata, dan berbagai bidang lain.

Sementara, Tatyana juga menilai bahwa kepopuleran bahasa Rusia dipengaruhi oleh bisnis. “Latar belakang saya sebenarnya adalah filologi, tapi saya bekerja di bidang bisnis. Banyak investasi di Indonesia yang berasal dari Rusia, seperti investasi di tambang batu bara dan aluminium. Kami harus menguasai bahasa Rusia untuk dapat berkomunikasi dengan para investor Rusia,” tutur Tatyana.

Dosen bahasa Rusia dari Jakarta Suri Suryani menambahkan, kegiatan pariwisata juga mendorong orang Indonesia mempelajari bahasa Rusia. “Setelah Uni Soviet bubar, arus turis Rusia ke Bali terus meningkat. Sekarang sudah banyak orang yang bisa bahasa Rusia di Bali. Bahkan pedagang kecil pun bisa menulis dalam bahasa Rusia,” ujar Suri.

Suri bercerita bahwa ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap Rusia dan bahasa Rusia meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

“Kami melihat di media massa betapa kuatnya seorang Presiden Rusia dan bagaimana pengaruh Rusia di arena mancanegara terus meningkat. Hal itu membuat banyak anak muda Indonesia ingin memahami Rusia. Jarak negara kita terbentang sangat jauh. Sulit untuk bisa datang ke Rusia, sehingga Rusia penuh misteri bagi kami,” cerita Suri.

Pendidikan Impian

Rombongan pengajar asing yang datang ke Rusia itu mengatakan bahwa pengguna utama bahasa Rusia adalah para calon mahasiswa. Mereka menjelaskan, mengenyam pendidikan di universitas Rusia termasuk bergengsi bagi masyarakat Asia.

“Setiap tahun kami mendapatkan jatah beasiswa ke universitas-universitas Rusia. Banyak calon mahasiswa unggul yang masuk ke dalamnya. Tetapi untuk kuliah dengan biaya sendiri pun, bisa dikatakan sama dengan biaya di Indonesia. Namun biaya hidup di Rusia lebih mahal, terutama di Moskow dan Saint Petersburg,” terang Suryani.

Nostalgia Berbahasa Rusia

Khandarkhaeva, dosen dari Mongolia bercerita, pada masa Soviet banyak orang Mongolia yang belajar bahasa Rusia, namun di tahun 1990-an bahasa Inggris lebih berkembang daripada bahasa Rusia, karena waktu itu hubungan Mongolia-Rusia sedang memburuk. Akan tetapi, ketertarikan terhadap Rusia kembali bangkit saat ini. “Mungkin ini berhubungan dengan tindakan Vladimir Putin yang mengangkat gengsi negara Rusia,” ujar Khandarkhaeva.

Ia menjelaskan, saat ini di Mongolia para orang tua pun berminat belajar bahasa Rusia karena hubungan antara perusahaan Rusia dan Mongolia yang bergerak di bidang tambang semakin intens. “Untuk kalangan usia 40-50 tahun, mereka kembali mendalami bahasa Rusia akibat tuntutan pekerjaan,” ujar Khandarkhaeva. Selain itu, ada pula yang hanya ingin bernostalgia berbahasa Rusia. “Jumlah peminat bahasa Rusia kembali meningkat, apalagi setelah Olimpiade 2014. Mereka menyaksikan pertandingan, tetapi tidak mengerti apa yang dibicarakan, dan sekarang mereka ingin belajar,” tutur Kandarkhaeva.

Natsadorzh yang juga berasal dari Mongolia menerangkan bahwa warga Mongolia tidak kesulitan menulis dalam bahasa Rusia karena alfabet Mongolia juga menggunakan huruf Sirilik. “Kesulitan utama kami adalah berbicara bahasa Rusia. Kami tahu ada sekolah musim panas di univesitas-universitas Tomsk. Bisa saja kami mengirimkan anak-anak kami ke sekolah musim panas itu supaya mereka bisa mempraktekan bahasa Rusia dengan baik,” ujar Natsadorzh.

Bisnis Rusia dengan India

Mohan Sreenivasan yang berasal dari India Selatan lebih mengenal Tomsk dibanding para pengajar asing lain. Mohan menjelaskan, sekitar setahun lalu surat kabar India menulis tentang Tomsk. “Sekarang seluruh India tahu bahwa Tomsk adalah kota revolusi teknologi, pusat penelitian Rusia. Kami memiliki banyak mahasiswa dan aspirant (setara program studi S3), tetapi hanya mempunyai sedikit laboratorium. Saya pikir kita dapat melakukan pertukaran pelajar, peserta magang, dan karya ilmiah karena Rusia memiliki peluang besar untuk melakukan kegiatan ilmiah,” kata Mohan.

Foto: Eleonora Chernaya/RIA Novosti

Menurut Mohan, banyaknya perusahaan Rusia yang berinvestasi di India menjadi stimulus utama bagi warga India untuk menguasai bahasa Rusia ‘yang misterius’. Pelajaran bahasa Rusia bisa didapatkan di banyak sekolah dan lembaga swasta di kota-kota besar, seperti Delhi, Bombay, Kalkuta, dan Chennai. Mohan menjelaskan, perempuan India lebih berminat mempelajari bahasa asing, termasuk Rusia. “Jika mereka mengetahui bahasa asing, mereka akan memiliki pekerjaan yang bagus di bidang bisnis, misalnya menjadi penerjemah,” ungkap dosen asal India itu.

Mohan belajar bahasa Rusia sejak 1992. Ketika itu ia datang ke Kiev untuk mengikuti program studi magister di sebuah universitas politeknik. “Saat itu minat terhadap bahasa Rusia sangat tinggi. Para orang asing bicara dan belajar dalam bahasa Rusia, turis-turis juga bicara bahasa Rusia”, kata Mohan.

Saat ditanya mengenai kesulitan berbahasa Rusia, Mohan menyatakan bahwa bahasa nasional India jauh lebih sulit. Ia berkelakar, maka itu orang Rusia yang tahu bahasa India lebih sedikit dibanding orang India yang tahu bahasa Rusia.

Para dosen dari Asia tersebut berharap kunjungan pertama mereka tersebut dapat menjadi awal kerja sama antara Tomsk dengan pemerintahan di Asia dalam skala besar kelak.

Pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Rusia di RIA Novosti.

Artikel Terkait

Belajar Bahasa Asing di Rusia dari Penutur Asli

Rektor RUDN: Rusia Punya Jaminan Kualitas Pendidikan

Memilih Universitas di Rusia

Cara Mengajukan Beasiswa Kuliah di Rusia

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki