Tak Bisa Tidur, Penumpang Aeroflot Tuntut Kompensasi Ratusan Juta Rupiah pada Maskapai

Natalia Sileverstova/RIA Novosti
Menurutnya, kurang tidur dapat memengaruhi kemampuan bernegosiasinya.

Seorang warga Sochi, Lev Levchenko, menggugat maskapai penerbangan terbesar Rusia, Aeroflot, karena ia tak dapat tidur selama penerbangan. Demikian hal itu dilaporkan RIA Novosti.

Media menyebutkan, sumber gangguan yang membuat sang penumpang menderita “insomnia” itu ternyata berasal dari bunyi plastik pembungkus yang digunakan awak pesawat Aeroflot untuk menyimpan makanan penumpang.

Menurut Levchenko, pekerjaannya bisa memerlukan beberapa penerbangan dalam sehari, dan kurang tidur dapat memengaruhi keterampilan negosiasi bisnisnya. Karena itu, dia menuntut kompensasi sebesar 999.999 rubel (sekitar 229 juta rupiah) kepada pihak maskapai.

Tak hanya itu, ia juga ingin agar penggunaan plastik diganti dengan pembungkus yang tidak membuat berisik.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki