Apakah Berinvestasi di Rusia Menguntungkan?

Pemerintah sedang berupaya membuat Rusia lebih ramah investor.

Pemerintah sedang berupaya membuat Rusia lebih ramah investor.

Natalya Medvedeva/TASS
Pemerintah Rusia sedang menghimpun cadangan devisa dan mengatur pendanaan dengan ketat demi menurunkan nilai tukar rubel. Di lain sisi, beberapa perusahaan berbasis ekspor di Rusia kian menunjukkan performa finansial yang cemerlang.

Anggaran belanja Rusia masih banyak sisa seiring meningkatnya harga hidrokarbon internasional. Pemerintah akan memakai sisa tersebut untuk membeli mata uang asing, yang bertujuan mengurangi instabilitas kurs rubel. Pada 25 Januari, Kementerian Keuangan mengumumkan bahwa mereka akan sering melakukan penukaran mata uang melalui Bank Sentral Rusia.

Keputusan bank sentral untuk memborong mata uang asing mengisyaratkan bahwa prioritas pemerintah adalah menurunkan nilai tukar rubel. “Pemerintah sekarang kembali menghimpun cadangan devisa dan mengatur pendanaan dengan ketat,” ujar Stanislav Kleshchev, Kepala Analis Bank VTB24. “Kebijakan-kebijakan ini mengurangi kemungkinan nilai rubel meningkat.”

“Terkait pengumuman bank sentral, investor mungkin beralih dari menanam modal di perusahaan yang memenuhi kebutuhan lokal ke perusahaan yang mengekspor,” Kleschev melanjutkan. “Bagaimanapun juga, masih terlalu dini untuk menyimpulkan.”

Ia mengatakan bahwa harga saham emiten sumber daya alam Rusia tidak hanya tergantung pada kurs rubel, dolar, atau euro. “Tidak hanya nilai kurs. Ada juga faktor lain dalam sektor atau perusahaan tertentu yang mempengaruhi pasar dan sentimen investor.”

Di masa lalu, saham beberapa perusahaan Rusia yang berfokus pada ekspor meningkat drastis seiring depresiasi rubel. Sebagai contoh, pada 2016 saham Bursa Efek Moskow meningkat 27 persen, diikuti peningkatan signifikan harga saham beberapa perusahaan, diantaranya Mechel (meningkat 311 persen), Pabrik Besi & Baja Magnitogorsk (meningkat 191 persen), dan Grup NLMK (meningkat 179 persen), kata Timur Nigmatullin, analis keuangan Grup Finam.

Menurut Nigmatullin, penguatan nilai rubel, peningkatan harga minyak, dan inflasi yang menurun dapat membuat para eksportir Rusia tidak terlihat menarik bagi investor karena adanya prakiraan negatif terkait penaksiran mata uang.

Beberapa eksportir sudah mengalami kenaikan harga saham tahun ini. Tren ini mungkin akan berlanjut, demikian menurut Sergey Suvorov, Kepala Departemen Analisis di Perusahaan Manajemen BK-Savings. “Perusahaan aluminium Rusal juga sudah meningkat harga sahamnya, karena Tiongkok – pemain utama di pasar aluminium – kemungkinan akan mengurangi produksi,” ujar nya kepada RBTH, seraya menambahkan bahwa harga saham perusahaan minyak Rosneft – yang saat ini sedang bertumbuh pesat – juga akan meningkat.

Kleshchev berujar bahwa keuntungan dan pertumbuhan saham akan menjadi poin utama di pasar, seiring meningkatnya harga minyak tahun ini. Menurutnya, investor paling tertarik kepada perusahaan yang menunjukkan pertumbuhan terus-menerus dan yang menawarkan keuntungan saham tinggi.

Di Rusia, perusahaan yang menunjukkan pertumbuhan terus-menerus diantaranya X5, Polymetal, Sberbank, Sistema, dan Bursa Efek Moskow. Sedangkan yang mampu menawarkan keuntungan saham tinggi diantaranya FGC UES, MTS, Nornickel, Grup LSR, Megafon, Grup Acron, dan ALROSA.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki