Di Eropa, minyak Saudi menghadapi kompetisi tak hanya dari Iran, tapi juga dari Rusia, yang meningkatkan pasokannya ke wilayah tersebut.
APTerlepas dari kesepakatan penurunan jumlah produksi baru-baru ini, para pemain besar di pasar minyak ternyata hendak meningkatkan kembali produksi mereka. Arab Saudi termasuk salah satu pemain yang berniat untuk menurunkan kembali harga minyaknya.
Kerajaan tersebut berencana menurunkan harga minyak pada Juli mendatang sebesar 0,35 dolar AS untuk wilayah Eropa Barat Laut dan 0,1 dolar AS untuk negara-negara Mediterania, demikian dilaporkan The Wall Street Journal (WSJ) mengutip pernyataan resmi perusahaan minyak negara Saudi Aramco.
Keputusan Arab Saudi untuk menurunkan harga minyak berkaitan dengan peningkatan kompetisi akibat pembaruan pasokan Iran ke Eropa, tulis WSJ. Namun, Saudi meningkatkan harga minyak untuk AS sebesar 0,1 dolar AS per barel.
Sergei Agibanov, Direktur Departemen Ekonomi di Institut Energi dan Keuangan, berpendapat bahwa Arab Saudi mencoba meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dari tiap pasar regional.
Saudi saat ini secara praktis tak punya kompetitor di AS. “Saat ini, permintaan minyak impor murah meningkat di AS, karena itu lebih rendah dari segi kualitas dibanding minyak serpih AS. Oleh karena itu, Saudi meningkatkan harganya untuk AS,” terang Agibanov.
Di Eropa, minyak Saudi menghadapi kompetisi tak hanya dari Iran, tapi juga dari Rusia, yang meningkatkan pasokannya ke wilayah tersebut. Oleh karena itu, kerajaan tersebut dipaksa untuk memberi diskon tambahan bagi Eropa.
Di luar fakta bahwa minyak Saudi dianggap ‘ringan’ (bersulfur rendah), faktanya ia lebih condong menyasar ke kelas ‘menengah’, yang mendekati karakteristik minyak Ural Rusia, tutur seorang mitra dari perusahaan swasta RusEnergy, Mikhail Krutikhin. “Oleh karena itu, kompetisi penjualan minyak dengan Rusia di Eropa Barat Laut mungkin meningkat,” kata Krutikhin.
Dumping Iran sebagai respons atas hal tersebut mungkin lebih parah. “Sepertinya Iran akan menurunkan harga minyak mentahnya, mereka masih memiliki ‘batas aman’ karena negara ini sudah memberi potongan harga satu dolar AS per barel,” kata Pasechik.
Pada 1970-an, Iran telah mengirim sebagian dari minyak beratnya ke Eropa seharga 17 dolar AS per barel ketika harga pasar saat itu hampir 39 – 40 dolar AS. Jika kebijakan harga ini kembali diterapkan, kompetisi mungkin akan di luar kendali.
Tahun lalu, Arab Saudilah yang secara aktif menurunkan harga. Harga rendah seharusnya memaksa produsen dengan harga produksi tertinggi keluar dari pasar. Perusahaan tersebut terutama ialah produsen minyak serpih Amerika, serta produsen di Rusia, Kanada, dan Brasil.
Strategi ini berjalan bagi AS. Menurut Baker Hughes, sebuah perusahaan publik asal Amerika Serikat yang bergerak di industri energi, jumlah pengeboran minyak di AS jatuh 50 persen dalam setahun.
Pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Rusia di Gazeta.ru.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda