Tarik Minat Wisatawan Muslim, Rusia Luncurkan Program ‘Halal Friendly’

Dua orang pelanggan di Bakhetle, supermarket halal pertama dari Kazan, di Staro-Tatarskaya Sloboda.

Dua orang pelanggan di Bakhetle, supermarket halal pertama dari Kazan, di Staro-Tatarskaya Sloboda.

Maksim Bogodvid/RIA Novosti
Rusia berupaya menarik wisatawan dari negara-negara Islam. Untuk itu, Rusia mengembangkan dan meluncurkan program ‘Halal Friendly’, yang akan mengaplikasikan standar halal pada layanan industri perhotelan di Rusia.

Program ‘Halal Friendly’ dipresentasikan pada acara peresmian pembukaan kantor Wisata Nasional VisitRussia di Dubai pada akhir tahun lalu. Dengan dibukanya kantor tersebut, Rusia berencana menarik wisatawan muslim untuk datang mengunjungi Rusia. Berdasarkan program ini, Rusia berencana mengembangkan hubungannya dengan sejumlah negara-negara Islam dengan mengadaptasikan standar halal pada sejumlah hotel di Rusia.

Wisatawan Muslim

Adnan Hamdun adalah seorang warga Suriah yang beberapa tahun terakhir tinggal di Rusia. Ia menceritakan kesulitannya dalam menemukan toko yang menyediakan segala sesuatu yang berhubungan dengan Islam, seperti makanan halal atau buku-buku mengenai Islam. Ia pun secara teratur melakukan perjalanan ke negara-negara Arab untuk merasakan budaya Muslim sepenuhnya.

Namun begitu, Adnan mengatakan bahwa Rusia sebenarnya memiliki peluang yang bagus untuk menjadi populer di kalangan umat Islam di bidang pariwisata. Menurutnya, Rusia memiliki tradisi simbiosis antara budaya Timur dan Barat.

Seorang mahasiswa asal Aljazair Anis Bouzid setuju dengan Hamdun bahwa Rusia bisa menjadi tujuan wisata yang populer di kalangan wisatawan Arab. Ia menyebut dua kelemahan Rusia yang mengganggu kenyamanan berwisata di Rusia, yaitu kurangnya penunjuk jalan berbahasa Inggris dan sulitnya mencari makanan halal di restoran Rusia.

Pengawas program ‘Halal Friendly’ dari Rosturizm Irina Schegolkova mengatakan kepada RBTH bahwa selama ini negara-negara Timur Tengah sering kali terabaikan, sekalipun wilayah tersebut memiliki potensi yang sangat tinggi. “Kami mengharapkan peningkatan jumlah wisatawan dari negara-negara Islam sebesar 2 – 3 kali lipat. Peluncuran program ini tentu akan menarik wisatawan dari sejumlah besar negara di Timur Tengah. Jika sebelumnya sebagian besar orang asing yang datang ke Rusia dengan tujuan bisnis, kini kami berharap dapat menarik para wisatawan,” katanya. “Kami ingin menunjukkan kepada mereka seperti apa musim dingin di Rusia, musim yang tidak terjadi di wilayah mereka.”

Setelah kemunculan kantor wisata Rusia di Dubai, pembukaan kantor serupa juga direncanakan di Kuwait, Arab Saudi, dan negara-negara Teluk lainnya. Kerja sama pun telah terjalin dengan beberapa operator udara, seperti Flydubai dan Fly Emirates. Rosturizm juga mengundang wartawan Arab untuk datang dan mengeksplorasi fitur-fitur yang dimiliki Rusia. Informasi perjalanan serta roadshow akan diberikan kepada operator tur. Hal ini diyakini akan membantu menginformasikan indahnya berekreasi ke Rusia.

Kota-kota utama yang siap menerima kedatangan wisatawan muslim di antaranya adalah, Moskow, Sankt Peterburg, Kazan, Sochi, dan kota-kota yang termasuk dalam Cincin Emas Rusia. Menurut Irina, kota-kota tersebut sudah memiliki standar infrastruktur serta hotel-hotel yang mampu menyediakan layanan yang memenuhi standar ‘Halal Friendly’. Namun begitu, Rusia berharap dapat memperluas wilayah layanan program ini.

“Kami berencana untuk membuat layanan khusus di hotel, merenovasi kamar tidur, dan kamar mandi di bawah standar tradisional yang dimiliki negara-negara Islam. Jika sebelumnya industri perhotelan di Rusia lebih difokuskan pada wisatawan asal Eropa dan Amerika, kini kami lebih memerhatikan wisatawan dari Asia,” kata Irina.

Makanan Selama Perjalanan

Menariknya, para pengembang program ‘Halal Friendly’ tak hanya ingin menawarkan wisatawan masakan halal yang cukup populer di wilayah Rusia yang padat penduduk Muslim, tetapi juga masakan tradisional Rusia. Wakil kepala Rosturizm Sergey Korneev yakin bahwa adaptasi makanan tersebut juga akan berhasil dijalankan.

Sebagai contoh, di Republik Tatarstan yang mayoritas populasinya menganut Islam, terdapat banyak contoh sukses simbiosis antara tradisi kuliner nasional dan Islam. Sultan Safin, salah satu pendiri jaringan makanan cepat saji halal ‘Tubetey’ mencatat bahwa tidak sulit untuk memuaskan selera umat Islam di bidang kuliner.

Kemampuan adaptasi dengan standar baru sebenarnya telah dikuasi oleh industri perhotelan Rusia, yaitu ketika Rusia meluncurkan layanan serupa untuk Tiongkok. Sebagai contoh, setiap kamar memiliki segala yang dibutuhkan untuk upacara minum teh tradisional.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki