Davos Congress Hotel.
ReutersTahun ini, pada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, delegasi Rusia akan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri dan Perwakilan Presiden Berkuasa Penuh di Timur Jauh Yuri Trutnev. Ia adalah orang yang sebelumnya bertanggung jawab dalam pelaksanaan forum ekonomi di Vladivostok. Informasi yang diterbitkan oleh surat kabar bisnis Rusia Vedomosti ini dikonfirmasi oleh Natalia Timakova, sekretaris Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev.
Menurut para ahli, ditugaskannya Trutnev sebagai kepala delegasi Rusia di Davos membuktikan Rusia ingin fokus pada kerja sama dengan negara-negara Asia. ‘Pivot to Asia’, atau pendekatan untuk meningkatkan kerja sama antara Rusia dan negara-negara Asia telah dinyatakan sejak 2014 lalu.
Lebih dari 40 kepala negara dan kepala pemerintahan, serta 2.500 pemimpin bisnis dan pemuka masyarakat akan berkumpul di Forum Ekonomi Tahunan Dunia Ke-46 pada tanggal 20 – 23 Januari di Davos-Klosters, Swiss. Forum kali ini mengusung tema “Menguasai Revolusi Industri Keempat”. Berbagai isu dunia yang masuk dalam agenda forum antara lain: isu keamanan, perubahan iklim, pertumbuhan penduduk secara global, dan harga komoditas.
“Rusia siap mengembangkan berbagai proyek bersama dengan para investor dari Asia, terutama di Timur Jauh, karena kawasan ini merupakan wilayah kepentingan ekonomi mereka,” kata Kepala Operasi Pasar Saham Rusia Freedom Finance Georgy Vashchenko. Menurutnya, kemungkinan besar delegasi Rusia akan membahas proyek di bidang energi, minyak, gas, dan aviasi.
Secara khusus, pada awal Januari 2015 lalu, Nornikel, salah satu perusahaan baja terbesar di Rusia, diketahui berencana menjual kepada 13,33 persen longgokan Bystrinsky seharga 100 juta dolar AS kepada konsorsium Investor Tiongkok Highland Fund. Bystrinsky merupakan sumber tembaga terbesar di Rusia.
Tujuan Utama
Seperti yang dijelaskan Natalya Timakova pada surat kabar Vedomosti, Rusia akan mempromosikan agenda Asia-Pasifik dan Forum Ekonomi Timur Jauh yang merupakan tanggung jawab Yuri Trutnev. Sebagai bagian dari sesi peninjauan di Rusia, direncanakan pula pembahasan ekonomi makro dan rendahnya harga minyak, perdagangan baru dan penggabungan investasi di Asia, serta peran Rusia dalam sistem keamanan internasional. Para peserta diskusi ini dikabarkan adalah Kepala Bank Sentral Elvira Nabiullina dan mantan Menkeu Aleksey Kudrin yang dianggap sebagai pemikir reformasi liberal di Rusia.
Menurut analis perusahaan investasi “Finam” Anatoly Vakulenko, proposal yang ditawarkan Rusia tidak hanya ditujukan untuk investor Tiongkok karena Negeri Tirai Bambu tersebut telah memiliki cukup kesempatan untuk mengenal langsung prospek proyek dan investasi di Timur Jauh. Oleh sebab itu, pertama-tama proposal akan ditujukan kepada investor Eropa dan kemungkinan Timur Tengah, kata Vakulenko menambahkan.
Kemungkinan Kerja Sama
Pada 2015, delegasi Rusia pada Forum Davos dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Igor Shuvalov, sedangkan dua tahun sebelumnya dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Arkady Dvorkovich. Penyelenggara forum tentu mengirim undangan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Dmitry Medvedev, tetapi dalam beberapa tahun terakhir keduanya tidak bepartisipasi dalam forum.
Dalam forum tersebut biasanya dihadiri oleh kepala negara dan kepala pemerintahan. Pada tahun 2009, delegasi Rusia di Davos dipimpin oleh Vladimir Putin yang pada saat itu tengah menjabat sebagai perdana menteri, sedangkan pada 2013, delegasi Rusia dipimpin oleh Dmitry Medvedev selaku perdana menteri. Menurut Georgy Vashchenko, Pemerintah Rusia kini terlihat menjaga jarak dengan Forum Davos karena sering kali forum ini digunakan sebagai wadah untuk mengkritik kebijakan luar dan dalam negeri Rusia oleh peserta dari negara-negara Barat.
Lebih lanjut, Kanselir Jerman Angela Merkel juga menolak untuk bepartisipasi dalam forum tersebut. Meski begitu, menurut Anatoly Vakulenko, kemungkinan perwakilan delegasi akan menekankan fakta bahwa kebijakan sanksi ekonomi terhadap Rusia terbukti tidak efektif, dan justru menyebabkan kerusakan yang cukup serius pada perekonomian Eropa dan hal tersebut tak dapat memaksa Rusia mengubah arah politiknya.
Yuri Trutnev diangkat sebagai wakil perdana menteri dan perwakilan presiden berkuasa penuh di Timur Jauh pada tahun 2013. Pada September 2015, ia menggelar Forum Ekonomi Timur pertama di Vladivostok yang menghasilkan 80 kontrak investasi besar senilai lebih dari 1,3 triliun rubel (sekitar 17,2 miliar dolar AS). Sebelumnya, Yuri Trutnev bekerja sebagai asisten presiden Rusia, dan selama delapan tahun, yaitu sejak 2004 hingga 2012, ia memimpin Kementerian Sumber Daya Alam yang di situ ia bertanggung jawab atas pengeluaran izin pengembangan ladang minyak. Pada 2009 dan 2012, ia diakui sebagai anggota pemerintahan terkaya. Ia memiliki penghasilan sebesar 155 juta rubel (sekitar 5 juta dolar AS pada saat itu) dan 210 juta rubel (7 juta dolar AS pada saat itu) pendapatan secara mandiri.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda