Sepanjang Perang Dunia II, Uni Soviet Terima Bantuan 130 Miliar Dolar AS dari Barat

Seberapa besar bantuan ekonomi untuk Amerika Serikat bagi kepentingan militer Uni Soviet selama Perang Dunia II? Foto: RIA Novosti

Seberapa besar bantuan ekonomi untuk Amerika Serikat bagi kepentingan militer Uni Soviet selama Perang Dunia II? Foto: RIA Novosti

Sepanjang Perang Dunia II, sekutu memberi bantuan skala besar bagi Uni Soviet, termasuk melalui program pinjaman Lend-Lease. Direktur Pusat Sejarah dan Sosiologi Perang Dunia II dan Konsekuensinya di Higher School of Economics, Oleg Budnitsky, menceritakan pada RBTH apa arti dari bantuan ekonomi tersebut bagi hubungan Rusia dan Amerika.

RBTH (R): Seberapa besar bantuan ekonomi untuk Amerika Serikat bagi kepentingan militer Uni Soviet dan seberapa besar peran program Lend-Lease terhadap hubungan ekonomi antara kedua negara?

Oleg Budnitsky (O.B.): Itu adalah bantuan militer teknis skala besar dari sekutu, khususnya Amerika, serta Inggris dan Kanada. Jumlah bantuan tersebut diberikan secara berbeda-beda. Dari pihak Soviet, diasumsikan bahwa bantuan itu mencapai empat persen dari jumlah kapasitas produksi keseluruhan Uni Soviet. Namun berdasarkan penelitian terbaru, ditunjukan bahwa bantuan tersebut mencapai tujuh persen dari keseluruhan produksi Soviet.

Peran kerja sama ekonomi dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada tak bisa diremehkan. Berdasarkan nilai tukar dolar pada 2003, dengan tingkat inflasi yang disesuaikan, jumlah bantuan tersebut mencapai 130 miliar dolar AS. Bantuan itu cukup krusial dalam beberapa area kunci. Misalnya, pada awal 1942 tank Barat menggantikan seluruh tank Soviet yang hancur dalam perang, bahkan dalam jumlah tiga kali lipat.

Sekitar 15 persen pesawat yang digunakan oleh Angkatan Udara Soviet dipasok oleh sekutu, termasuk pesawat tempur Airacobra dan pesawat pengebom Boston. Sekutu juga memasok 15 ribu mesin canggih pada masa itu. Alexander Pokryshkin, pilot Soviet yang tersohor, terbang menggunakan Airacobra, begitu pula seluruh anggota skuadronnya. Pokryshkin berhasil menembak jatuh 59 pesawat musuh, dan 48 di antaranya berkat peralatan militer Amerika.

R: Jika kita tak hanya bicara tentang pasokan peralatan militer, tapi juga perlengkapan industri, seberapa besar jumlah kerja sama tersebut?

O.B.: Salah satu bidang kerja sama utama adalah bahan bakar aviasi karena Uni Soviet tak bisa memproduksi bahan bakar dengan angka oktan yang tinggi. Namun, bahan bakar tersebut memang digunakan untuk peralatan yang dipasok oleh sekutu. Tentara Soviet menghadapi masalah dalam bidang komunikasi dan transportasi, karena industri Soviet tak mampu memenuhi permintaan domestik baik secara kualitas maupun kuantitas.

Sebagai gambaran, pada 1941 saja tentara Soviet kehilangan 58 persen kendaraannya. Untuk memulihkan kerugian ini, sekutu memasok lebih dari 400 ribu kendaraan, khususnya truk, untuk Uni Soviet. Pada masa pendudukan Jerman, perusahaan Daimler Benz membangun pabrik kendaraan di Minsk (kini menjadi ibukota Belarus). Setelah kemerdekaan kota tersebut, dibangunlah pabrik kendaraan Amerika di bawah program Lend-Lease di lokasi tersebut.

Tak hanya pasokan produk jadi, pasokan bahan mentah pun sangat amat penting—baja, bahan kimia dan produk lain, yang entah tak diproduksi di Uni Soviet atau musnah akibat perang. Sebagai contoh, lebih dari separuh pesawat Soviet dibuat menggunakan aluminium yang dipasok oleh sekutu.

R: Seberapa besar peran pasokan tersebut dalam memenuhi kebutuhan militer Soviet secara langsung? Apakah ada kerja sama yang ditujukan bagi masyarakat sipil?

O.B.: Dalam protokol pertama Lend-Lease (terdapat empat protokol), hanya 20 persen pasokan berupa peralatan militer, sementara 80 persen lainnya terkait industri dan produksi pangan. Sekutu memasok 1.900 lokomotif untuk Uni Soviet, sementara Soviet hanya memproduksi 446 lokomotif dalam periode yang sama. Sekutu juga memasok 11 ribu gerbong untuk Soviet, sementara Soviet sendiri hanya memproduksi seribu gerbong. Tak bisa terbayangkan bagaimana perekonomian Soviet dapat bertahan tanpa bantuan sekutu.

Sebagai contoh, kabel telepon yang dipasok oleh sekutu dapat memutari garis ekuator Bumi. Bantuan sekutu juga sangat krusial dalam pembangunan kembali produksi di wilayah-wilayah negara yang baru merdeka, termasuk pasokan bibit untuk membangun kembali bidang agrikultur. Tak ketinggalan, sekutu mengirim 610 ribu ton gula untuk Uni Soviet, sementara Uni Soviet sendiri memproduksi 1,46 juta ton.

R: Seberapa serius penolakan kerja sama setelah perang?

O.B.: Penurunan cukup tajam, pertama karena program Lend-Lease telah berakhir. Peralatan militer yang hancur dalam pertempuran dicoret, namun apa yang tersisa dikembalikan.

Sebelum berakhirnya perang, Uni Soviet dan AS menegosiasikan pinjaman untuk restorasi perekonomian nasional. Secara khusus, AS menawarkan pinjaman skala besar untuk Soviet dengan durasi 35 tahun, dan bunga dua persen per tahun. Namun, tawaran tersebut ditolak oleh pemerintah Soviet. Menteri Luar Negeri Vyacheslav Molotov mencoba menegosiasikan pinjaman enam miliar dolar AS untuk 30 tahun, namun hubungan ekonomi gagal dibangun. Uni Soviet tak mau bergantung secara ekonomi pada Barat, karena pemimpin Soviet tak yakin dengan ketulusan bantuan dari sekutu.

Dari rekaman pembicaraan Stalin, pernyataannya yang paling terkenal adalah, “Winston Churchill akan merogoh saku Anda untuk mengambil tiap sen milik Anda, dan Roosevelt akan mengambil rubel Anda.” Itu sikap yang tidak adil terhadap negara-negara yang telah memberikan bantuan ke Uni Soviet dalam skala besar. Uni Soviet juga menolak bepartisipasi dalam institusi keuangan global—IMF dan Bank Dunia, serta undangan untuk ikut serta dalam Marshall Plan. Tak lama kemudian, Perang Dingin dimulai, dan hubungan ekonomi semakin terpuruk.

Baca juga: Kekacauan Global Hari Ini, Dampak Kegagalan Perestroika? >>>

Artikel Terkait

Ketika Uni Soviet Pasang Telinga: Tiga Penyadapan Terbaik Soviet Sepanjang Perang Dingin

Ada Miliaran Manusia di Dunia, Mengapa AS Hanya Takut pada Putin?

Mantan PM Rusia: Pernyataan Obama Mengenai Ancaman Global Sungguh Dangkal

Ekspansi NATO: Ke Mana Arah Aliansi?

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki