Akibat Embargo Makanan, Warga Rusia Terancam Mengalami Penurunan Standar Hidup

Vladimir Mukhin, pemilik dan koki kepala restoran populer di Moskow White Rabbit. Foto: Press photo

Vladimir Mukhin, pemilik dan koki kepala restoran populer di Moskow White Rabbit. Foto: Press photo

Warga Rusia harus menanggung beban berat akibat tanggapan Kremlin terhadap sanksi Uni Eropa atas pengambilalihan Krimea dari Ukraina musim semi lalu.

Pada Agustus lalu, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengeluarkan kebijakan untuk melarang semua impor hasil bumi segar dari Eropa selama setahun, menghentikan impor daging sapi, daging babi, daging unggas, daging-dagingan lain, ikan, keju, susu, sayuran, dan buah dari 28 anggota Uni Eropa dan negara lain yang terlibat dalam sanksi anti-Rusia termasuk Australia, AS, dan Kanada. Hal tersebut, bisa dikatakan seperti melawan api dengan api.

Konsekuensi yang tidak diinginkan dari keputusan radikal semacam itu segera tampak sejak awal. Meski pemerintah berjanji akan melakukan stabilisasi pasar komoditas pangan, harga makanan telah meroket selama tiga bulan terakhir, berdampak terhadap masyarakat Rusia dari semua golongan.

Menurut Economist Intelligence Unit (EIU), dalam empat bulan terakhir harga daging dan produk daging di Rusia meningkat hampir 17 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Selain itu, larangan ini dapat sangat menyulitkan perkembangan industri perhotelan dan makanan Rusia yang bertumbuh pesat sepanjang dekade terakhir. Banyak merek dan produk bergengsi Uni Eropa, seperti keju mewah Parmiggiano-Regiano dari Italia, daging sapi premium Charolais, dan daging ayam kelas satu Bresse dari Prancis, telah menjadi bahan yang lazim di menu-menu restoranMoskow dan kota lain.

Namun, para pemain di pasar perhotelan dan restoran Rusia tampak berupaya bertahan dengan ketangguhan—khas Rusia. Beberapa bahkan melihat larangan ini sebagai peluang, selain sebagai masalah keuangan dan logistik. Martin Repetto, koki di Radisson Royal Hotel di Moskow, memiliki pandangan yang optimis. “Saya pikir larangan ini adalah peluang bagus bagi pemasok lokal untuk merebut pangsa pasar,” kata Repetto.

“Rusia mampu menghasilkan berbagai macam bahan makanan bermutu. Industri terlalu bergantung pada Eropa hanya karena mereka lebih mudah didapatkan dan lebih siap sedia. Mengenai produk daging, saya malah menyambut baik larangan itu karena sekarang kita dapat fokus untuk mengimpor produk berkualitas tinggi dari Amerika Latin yang merupakan penghasil daging sapi terbaik di dunia.”

Tekanan Harga

Vladimir Mukhin, pemilik dan koki kepala restoran populer di Moskow White Rabbit, menyatakan larangan yang diberlakukan belum memengaruhi bisnisnya secara signifikan, meski ia mengakui bahwa hal itu membuatnya harus menaikkan harga. “Kami sudah lama bekerja sama dengan produsen lokal sebelum adanya sanksi sehingga saya rasa tidak ada dampak yang terlalu besar.”

“Tentu saja, kami tidak lagi mempunyai keju dan daging sapi Prancis, tetapi ada pengganti untuk kebanyakan produk lain. Ikan, yang dulu diimpor dari Prancis, kini diambil dari Turki, Tunisia, dan Maroko. Sayuran dan buah akan diambil dari produk lokal, dan selama musim dingin kami akan membeli itu semua dari Uzbekistan, Azerbaijan, Afrika Selatan, dan Tiongkok,” kata Mukhin

Masa Depan Tak Tentu

Rusia kini harus bersiap mengalami penurunan drastis standar hidup, dengan ancaman bahwa beberapa konsumen tidak akan lagi mampu membeli barang tertentu. Meski demikian, jika kombinasi produsen Rusia domestik dan negara non-embargo berhasil meningkatkan pasokan seperti yang diklaim oleh pemerintah, maka harga akan berangsur stabil dalam jangka menengah dan jangka panjang. 

“Kenyataan sederhananya adalah harga pangan akan terus naik dan itu akan ikut menurunkan pendapatan riil,” Nice menyimpulkan.

Terdapat pula kekhawatiran dari beberapa kalangan bahwa larangan akan meluas hingga mencakup minuman beralkohol. Hal itu akan menjadi malapetaka bagi industri makanan dan minuman domestik yang baru lahir, mengingat importir dan peritel di Rusia sudah meraup keuntungan besar dari distribusi dan penjualan merek anggur dan minuman keras premium internasional.

Artikel Terkait

Mulai Hari Ini, Rusia Larang Impor Daging Unggas dari AS

Penutupan McDonald’s Rusia, Sepuluh Cabang Telah Berhenti Beroperasi

Rusia Akan Terapkan Larangan Impor bagi Produk Daging Sapi Uni Eropa

Penutupan Tiga McDonald’s Moskow Jadi Lelucon di Media Sosial

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki