Likhachev berharap pemerintah Indonesia bersedia mendukung proyek-proyek kerja sama yang ditawarkan oleh Rusia, salah satunya dengan mengurangi birokrasi untuk berinvestasi dan melakukan perdagangan. Foto: Fauzan Al-Rasyid/RBTH Indonesia
Dalam forum tersebut, delegasi dari Rusia mempresentasikan empat proyek besar untuk ditawarkan pada Indonesia, yakni proyek teknologi perusahaan pupuk Spetsosnastka M, sistem satelit GLONASS, serta proyek kerja sama di bidang roket dan luar angkasa.
Likhachev mengaku sangat senang atas sambutan hangat Indonesia terhadap tawaran proyek dari Rusia. “Hari ini kami melihat minat yang besar dari pihak Indonesia terhadap semua penawaran Rusia di semua bidang kerja sama bilateral. Kami berusaha menyiapkan agenda bisnis forum dan kunjungan kami hari ini sesuai agenda pemerintah baru Indonesia, yang baru mulai bekerja,” papar Likhachev.
Sebelum menghadiri forum tersebut, Likhachev dan rombongan delegasi Rusia mengunjungi Kementerian Perdagangan dan Kementerian Koordinator Perekonomian Indonesia. “Dari semua kunjungan dan presentasi yang kami lakukan, penawaran Rusia sangat cocok dengan kebutuhan internal Indonesia. Jadi, kerja sama ini tinggal direalisasikan dalam langkah yang konkret,” terang sang wakil menteri dalam konferensi pers setelah forum berakhir.
Forum tersebut dihadiri oleh 17 orang delegasi dari Rusia termasuk Direktur Departemen Asia dan Afrika Kementerian Pengembangan Ekonomi Rusia Eugene Popov, Direktur Komersial Dewan Bisnis Rusia-Indonesia Andrey Kuritsyn, Direktur Eksekutif Dewan Bisnis Rusia-Indonesia Mikhail Kuritsyn, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin, perwakilan perdagangan Rusia di Jakarta, serta perwakilan perusahaan-perusahaan Rusia yang mempresentasikan proyek mereka.
Kurangi Birokrasi
Di sela forum, Kepala Kamar Dagang dan Industri Indonesia Suryo Bambang Sulisto menyampaikan apresiasinya pada Rusia yang telah tertarik bekerja sama dengan Indonesia.
Menurut Suryo, Rusia sedang berupaya keras mempererat hubungan dengan negara-negara di Asia termasuk Indonesia karena pengaruh perang sanksi dengan Barat. “Kita harus memanfaatkan peluang ini dengan maksimal. Pihak Indonesia, termasuk Kadin, akan berupaya mewadahi minat Rusia untuk meningkatkan volume investasi dan perdagangan bilateral,” tutur Suryo.
Likhachev sendiri berharap pemerintah Indonesia bersedia mendukung proyek-proyek kerja sama yang ditawarkan oleh Rusia, salah satunya dengan mengurangi birokrasi untuk berinvestasi dan melakukan perdagangan. “Mungkin hal yang paling penting adalah mengurangi birokrasi dan menghapus halangan administrasi untuk proyek investasi dan perdagangan. Kami harap pemerintah baru Indonesia bersedia membantu kami,” kata Likhachev. Ia menambahkan, pihak Rusia pun siap melayani perusahaan Indonesia yang ingin berinvestasi di Rusia. “Pemerintah kami siap membantu, bekerja sama dengan semua pihak terkait, termasuk Kedutaan Besar Indonesia di Rusia,” papar Likhachev.
Menanggapi hal tersebut, Suryo menjelaskan bahwa Kadin berfungsi untuk memfasilitasi pertemuan kedua perwakilan negara, namun tidak memiliki hak untuk mengeluarkan kebijakan terkait administrasi dan birokrasi. “Tapi tentu kami bisa merekomendasikan hal tersebut pada pemerintah,” ujar Suryo.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda