Beragam proyek tersebut ditujukan untuk meningkatkan volume perdagangan Rusia dan Indonesia. Foto: Fauzan Al-Rasyid/RBTH Indonesia
“Kami menganggap program pemerintah baru di bidang kemaritiman sangat cocok dengan posisi Indonesia yang dikelilingi laut. Kami rasa Rusia harus membuat kebijakan kerja sama khusus dengan Indonesia di bidang kemaritiman,” ujar Likhachev.
Sang wakil menteri yang datang ke Indonesia untuk menghadiri Forum Bisnis Rusia-Indonesia tersebut menjelaskan, Rusia telah mulai mengajukan penawaran kerja sama di bidang maritim dengan Indonesia. “Kami menawarkan pasokan berbagai jenis kapal laut sekaligus pendirian pusat servis kapal, serta pembangunan perusahaan untuk memproduksi beberapa komponen kapal tersebut di Indonesia,” kata Likhachev. Untuk membicarakan prospek proyek ini, tambah Likhachev, Direktur Utama United Shipbuilding Corporation, perusahaan terbesar di bidang galangan kapal di Rusia, akan datang ke Jakarta minggu depan.
Selain itu, Rusia juga menawarkan proyek penggunaan teknologi canggih Rusia untuk mengawasi wilayah perairan dan kapal laut. Menurut Likhachev, Indonesia dapat memanfaatkan sistem satelit milik Rusia GLONASS dan sistem radar jarak jauh untuk memantau Zona Ekonomi Eksklusif. Pembahasan mengenai penawaran proyek tersebut telah disampaikan melalui presentasi dalam Forum Bisnis Rusia-Indonesia yang diselenggarakan di Jakarta.
Proyek kerja sama ketiga yang diajukan Rusia terkait visi Indonesia menjadi negara maritim yang kuat adalah perdagangan di bidang makanan hasil laut. Likhachev menyatakan Rusia sangat berharap Indonesia bersedia mengekspor produk makanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Negeri Beruang Merah tersebut. “Kami mengajak produsen hasil perikanan, ikan beku dan kalengan, untuk mengekspor produk mereka ke Rusia. Kebutuhan akan produk tersebut sangat banyak dan pasar di Rusia siap menerima pasokan dari Indonesia,” terang Likhachev. Kesempatan emas tersebut sehubungan dengan pembatasan impor yang dilakukan Rusia terhadap beberapa negara akibat perang sanksi dengan Barat.
Namun, ia mengingatkan bahwa Rusia menerapkan standar tertentu di bidang impor makanan, sehingga perusahaan Indonesia harus memenuhi beragam persyaratan untuk dapat mengekspor makanan ke Rusia. “Tapi kami siap bekerja sama dengan Badan Pengawas Makanan Rusia Rospotrebnadzor untuk mempermudah proyek ini. Pada September lalu, 15 perusahaan Indonesia sudah dapat izin untuk mengekspor makanan ke Rusia,” terang sang wakil menteri.
Beragam proyek tersebut ditujukan untuk meningkatkan volume perdagangan Rusia dan Indonesia. Pada 2015, target volume perdagangan antara kedua negara ialah lima miliar dolar AS, naik sekitar dua milyar dari pencapaian volume perdagangan tahun ini.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda