Dampak Sanksi Baru Barat untuk Rusia Tak Signifikan

Sejak babak pertama pemberian sanksi pada Juli lalu, organisasi keuangan Barat telah berusaha mengurangi kerja sama dengan bank-bank Rusia secara maksimal dengan membatasi operasi. Foto: Reuters

Sejak babak pertama pemberian sanksi pada Juli lalu, organisasi keuangan Barat telah berusaha mengurangi kerja sama dengan bank-bank Rusia secara maksimal dengan membatasi operasi. Foto: Reuters

Pada Jumat (12/9) lalu, Uni Eropa memberlakukan sanksi babak keempat untuk Rusia. Dokumen sanksi tersebut diterbitkan di Jurnal Uni Eropa. Sementara, AS juga sedang bersiap melakukan langkah serupa.

Pembatasan baru akan diterapkan pada perusahaan-perusahaan minyak negara Rusia, bank-bank besar, serta industri pertahanan Rusia. Daftar individu yang terkena dampak sanksi juga bertambah panjang. Namun, pada dasarnya paket sanksi baru ini hanya mengetatkan larangan yang sudah ada. Bursa saham Rusia sedikit melemah menanggapi sanksi baru tersebut, sementara para investor membeku mengantisipasi reaksi dari Rusia.

Sanksi terbaru ini sedikit memperluas dan memperketat larangan yang sudah ada. Sebagai contoh, bank besar Rusia seperti Sberbank, VTB, Gazprombank, VEB, dan Rosselkhozbank, kini semakin dibatasi dalam mengakses kredit. Periode pinjaman dana dari AS dan Uni Eropa yang telah dikurangi menjadi 90 hari sejak akhir Juli lalu kini kembali dipotong menjadi 30 hari. Namun, para ahli menilai tindakan tersebut tidak akan berdampak signifikan. “Bank-bank itu telah mempertimbangkan dampak negatif pembatasan akses pasar modal setelah pengenalan sanksi pertama. Oleh karena itu, pembatasan baru ini sebenarnya tidak mengubah apapun,” kata analis Investcafe Mikhail Kuzmin.

Menurut Kira Yukhtenko, analis terkemuka di FBS, dampak negatif sanksi tidak akan terlalu penting. Menurut Yukhtenko, sejak babak pertama pemberian sanksi pada Juli lalu, organisasi keuangan Barat telah berusaha mengurangi kerja sama dengan bank-bank Rusia secara maksimal dengan membatasi operasi. “Bank-bank Rusia tidak mengalami kekurangan modal rubel. Sementara untuk memenuhi permintaan dolar, bank Rusia terus bepartisipasi dalam platform keuangan Asia,” papar Yukhtenko.

Sanksi lain ialah berupa pembatasan akses ke modal asing bagi perusahaan minyak negara yang memiliki pendapatan lebih dari satu triliun rubel (26,7 milyar dolar AS). Perusahaan tersebut antara lain Rosneft, Transneft, dan Gazpromneft. Selain sisi keuangan, pertukaran teknologi dan layanan di sektor minyak pun akan menanggung rugi. Uni Eropa juga melakukan pembatasan kerja sama dengan Rusia dalam pengembangan deposit minyak yang sulit diakses.

Mikhail Krutikhin dari RusEnergy Consulting menilai Transneft dan Gazpromneft tidak akan terlalu terdampak oleh sanksi tersebut. “Perusahaan-perusahaan ini tidak memiliki utang besar pada bank Barat serta tidak memiliki proyek raksasa yang membutuhkan pembiayaan asing jangka panjang,” kata Kruthikhin pada Kommersant Radio. Menurut Krutikhin, Rosneft akan paling menderita karena memiliki program investasi yang sangat besar serta beberapa proyek yang membutuhkan eksplorasi dan ekstraksi minyak dan gas di landas kontinen, terutama di Arktik. Namun, dampak negatif tersebut tidak akan dirasakan segera. “Tidak akan ada efek instan akibat pembatasan baru ini,” kata analis Investcafe Gregory Birg. “Selain itu, kita tidak tahu berapa lama sanksi ini akan tetap berlaku," kata Birg

Sanksi juga diperluas dalam sektor pertahanan Rusia. Perusahaan Rusia tak boleh melakukan penggunaan-ganda produk Eropa yang seharusnya dikirim ke sembilan perusahaan Rusia, di antaranya Kalashnikov Concern dan Pabrik Tula Rifle, yang memproduksi rudal anti-tank dan senjata tembak. Daftar ini juga mencakup produsen amunisi Technologii MashinostroenieAlmaz-Antey Concernyangsudah masuk daftar sanksi Uni Eropa individual, serta perusahaan amunisi ilmiah-produktif Bazalt dan Uralvagonzavod yang memproduksi teknologi militer, mesin pembangunan jalan, dan gerbong kereta api .

Artikel Terkait

Dewan Federasi Rusia Sayangkan Pemberian Sanksi Baru dari Uni Eropa

Kementerian Luar Negeri Rusia: Tindakan Uni Eropa Sungguh Tak Bersahabat

Moskow Kritik Rencana Uni Eropa Memperluas Sanksi bagi Rusia

Kemenlu Rusia: Sanksi Baru Uni Eropa, Pelampiasan Kegagalan Politik Luar Negeri

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki