Pemerintah Rusia Investigasi Keju McDonald's

Pemerintah Rusia tengah menginvestigasi keju yang dipasok untuk McDonald’s Rusia. Foto: PhotoXPress

Pemerintah Rusia tengah menginvestigasi keju yang dipasok untuk McDonald’s Rusia. Foto: PhotoXPress

Pemerintah Rusia tengah menginvestigasi keju yang dipasok untuk McDonald’s Rusia. Sebelumnya, pemerintah Rusia mengungkap bahwa McDonald’s salah mencantumkan jumlah kalori yang terkandung dalam burger mereka. Meski demikian, McDonald’s masih menjadi salah satu pemain terbesar di pasar makanan siap saji Rusia. Bahkan, restoran utama McDonald’s di Moskow pernah menjadi tempat makan terpopuler di Eropa selama beberapa waktu.

Inisiatif Pemerintah

Akhir Juli lalu, Dinas Federal Pengawas Hewan dan Kebersihan Tumbuhan Rosselkhoznadzor mengumumkan mereka sedang menyelidiki kandungan antibiotik keju yang berasal dari Jerman dan Republik Ceko, yang dipasok untuk McDonald’s Rusia. Menurut Rosselkhoznadzor, proses verifikasi tersebut memakan waktu sekitar dua hingga tiga minggu.

Sebelumnya, lembaga Rospotrebnadzor di daerah Novgorod (500 kilometer dari Moskow) mengatakan bahwa data McDonald’s mengenai jumlah protein, lemak, dan karbohidrat dalam produk mereka, serta nilai total kalori burger dan milkshake-nya, tidak sesuai kenyataan. Selain itu, beberapa bakteri koliform ditemukan dalam selada mereka.

Semyon Nemtsov, analis di RUSS-INVEST menilai ancaman Rospotrebnadzor yang hendak melarang penjualan jenis makanan tertentu di McDonald’s tidak akan terlalu merugikan reputasi perusahaan tersebut, karena pelanggan tahu kualitas produk McDonald’s dan memercayainya. “Namun, pendapatan McDonald’s di Rusia dalam jangka pendek mungkin akan terpengaruh,” kata Nemtsov. Ia juga menjelaskan, posisi rantai makanan siap saji ini memang telah menurun, baik di Rusia maupun secara global.

Maxim Klyagin, analis di Finam Management, menyatakan bahwa McDonald's adalah pemain terbesar di pasar makanan siap saji Rusia. Menurut perkiraan kasar, perusahaan ini memiliki pangsa pasar setidaknya 15 persen. McDonald's telah membuka 420 toko di Rusia, dan pada 2013 jumlah toko mereka meningkat sebesar 16 persen. Meski demikian, pesaing terberat McDonald’s, Subway, mengungguli McDonald’s dalam hal jumlah total restoran sejak 2011. Selama krisis keuangan 2008-2009, Subway berhasil menggandakan posisinya di Rusia melalui penjualan waralaba. Sementara itu, laba bersih global McDonald's di kuartal kedua 2014 hampir tidak menunjukkan pertumbuhan tahunan, tetap berada pada 1,39 miliar dolar AS.

Sejarah Unik

McDonald's telah lama memimpin segmen makanan siap saji di Rusia dan menjadi salah satu simbol perubahan restrukturisasi, serta sistem politik negara secara keseluruhan. Pada 1988, perwakilan McDonald's memulai negosiasi dengan pemerintah Moskow untuk membuka restoran siap saji pertama di Uni Soviet. “McDonald’s menjadi sebuah fenomena karena mereka datang ke Rusia pada saat yang tepat, dengan harga yang masuk akal, dan di wilayah yang sepenuhnya belum dimanfaatkan,” kata Kepala Analis UFS IC Alexei Kozlov. Selain itu, menurut analis Investcafe Roman Grinchenko, alasan utama McDonald’s sangat populer di Rusia adalah karena ia merupakan makanan siap saji pertama yang muncul di Rusia. “Perusahaan ini masuk ke pasar Rusia ketika warga Rusia sangat ingin mencicipi segala hal dari luar negeri,” kata Grinchenko.

Untuk mengajarkan metode bisnis makanan siap saji model AS, pada 1988 McDonald’s mengirim Khamzat Khasbulatov, salah seorang warga Rusia, untuk magang di McDonald’s Kanada. Ia selanjutnya menjadi direktur pertama McDonald’s Rusia. Pada waktu itu, usia Khasbulatov baru menginjak 32 tahun dan ia merupakan Wakil Direktur Restoran Budapest, salah satu tempat makan terbesar di Moskow. Dalam wawancara bersama jurnal bisnis Rusia Kompaniya, Khasbulatov bercerita saat di Kanada ia harus bekerja sebagai karyawan biasa untuk belajar proses pelayanan makanan siap saji seperti.

Pada 1991, Khasbulatov menjadi kepala McDonald’s pertama Rusia yang terletak di Lapangan Pushkin, Moskow bagian tengah. Pada hari pertama pembukaan McDonald’s, 31 Januari 1990, lebih dari 5.000 orang telah mengantre di depan toko sejak subuh. Di hari pertama, restoran ini melayani lebih dari 30.000 pengunjung, mencatat rekor dunia hari kerja pertama dalam sejarah rantai McDonald’s. Pada saat itu, harga makanan di restoran ini cukup tinggi. Sebagai perbandingan, pada pembukaan pertama satu Big Mac dijual dengan harga 3,75 rubel, sedangkan rata-rata gaji bulanan warga Soviet masih sebesar 150 rubel. Ketika itu, harga tiket bus bulanan adalah 3 rubel.

Hingga pertengahan 2000-an, McDonald's di Lapangan Pushkin dianggap restoran paling populer di luar Amerika Serikat. Pada 2005, Khasbulatov ditunjuk sebagai Presiden McDonald’s Divisi Eropa Timur. Hingga 2013, McDonald's Rusia tidak berkembang melalui sistem waralaba, tetapi tumbuh sebagai badan hukum sendiri. Baru pada November 2013 perusahaan memutuskan untuk mulai menjual waralaba di Rusia. Pengamat pasar mengatakan bahwa McDonald’s terpaksa melakukan itu karena menghadapi kompetisi sengit dengan Subway.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki