Menurut Rogozin, pembekuan stasiun GPS di Rusia tidak akan memengaruhi kualitas sinyal yang diterima pengguna. Foto: ITAR-TASS
Rogozin menjelaskan hal itu disebabkan pihak AS menghalangi proses penempatan stasiun pemancar GLONASS di AS, sementara mereka sendiri telah memiliki 19 stasiun yang dapat memancarkan sinyal GPS di sebelas wilayah Rusia. “Dalam beberapa bulan terakhir tidak ada kemajuan dalam negosiasi terkait penempatan sistem GLONASS di AS,” tutur Rogozin. Seperti dilaporkan oleh ITAR-TASS, pada pertengahan April lalu Rogozin berpendapat keputusan AS untuk membekukan pembangunan stasiun pemancar sinyal GLONASS di negara tersebut bermotif politis.
Padahal, menurut Rogozin, pertemuan dengan rekan-rekan di AS telah menghasilkan pembentukan kelompok kerja yang terdiri dari perwakilan Roskosmosa dan Akademi Sains serta Kementerian Luar Negeri. “Kami telah memulai negosiasi dan kami harap sebelum akhir musim panas ini kami dapat menemukan solusi untuk memulihkan kerja sama antara GPS dan GLONASS secara seimbang dan proporsional,” ujar Rogozin. Rogozin menekankan, jika negosiasi tidak tercapai maka kerja sama antara kedua negara tersebut akan diminimalkan, dan pada 1 September 2014 operasi di semua stasiun GPS akan dihentikan sepenuhnya.
Namun, Rogozin menyampaikan melalui akun twitternya bahwa pembekuan stasiun GPS di Rusia tidak akan memengaruhi kualitas sinyal yang diterima pengguna.
Penolakan dan kegagalan sistem yang terjadi belakangan ini di wilayah udara Ukraina mendukung aksi pembekuan GPS. Rosaviaciya meminta maskapai tidak menggunakan navigasi berbasis teknologi GPS ketika terbang di atas negara tetangga. Akan tetapi, baru kemudian diketahui bahwa navigasi GPS dalam pesawat sipil ditolak di langit wilayah Ukraina.
Menurut ICAO (International Civil Aviation Organization), ketiadaan sinyal GPS dan GPWS (yang memberitahu pilot jika pesawat terbang terlalu rendah atau terlalu tinggi) meningkatkan beban kerja pilot, memaksa mereka untuk melakukan pemeriksaan dengan sistem navigasi udara lainnya serta meningkatkan beban psikologis kru pesawat.
Rogozin menyatakan Rusia bahkan mungkin akan menghentikan pengiriman mesin misil NK-33 dan RD-180, jika alat-alat itu digunakan untuk tujuan militer. Mesin-mesin tersebut merupakan komponen penting dalam program ruang angkasa Amerika. Dalam kontrak Aliansi Peluncuran Bersama perusahaan Amerika-Rusia RD-Amros, tercantum perjanjian pengiriman 36 buah pengangkut misil bermesin roket RD-180, yang disebut Atlas 5, ke Amerika Serikat dalam beberapa tahun. Pada 2002 mesin tersebut digunakan untuk meluncurkan satelit komersial dan satelit Angkatan Udara AS.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda