Pada Maret lalu, Lukoil mulai mengembangkan Qurna Barat-2, ladang minyak Irak yang memiliki cadangan minyak sebesar 1,8 miliar ton. Foto: Reuters
Pihak Lukoil menyatakan keputusan mengenai penandatanganan kontrak akhir akan dibuat setelah evaluasi menyeluruh terhadap blok tersebut. Lukoil berharap akan menemukan cadangan gas dalam jumlah besar di sana. Sebagai perbandingan, cadangan gas pada blok Akas yang sedang dikembangkan oleh Perusahaan Kogas dari Korea, diperkirakan mencapai 160 miliar meter kubik.
Eksplorasi ini bukan proyek gas pertama Lukoil di luar Rusia. Lukoil Overseas, anak perusahaan Lukoil yang mengelola proyek-proyek perusahaan di luar negeri, sudah melakukan penambangan gas di Uzbekistan dan Azerbaijan, serta menjadi pemilik proyek gas di Arab Saudi. Pada 2013, Lukoil Overseas menghasilkan enam miliar meter kubik gas yang merupakan sepertiga dari total produksi gas Lukoil.
Dari Minyak ke Gas
Pada Maret lalu, perusahaan ini mulai mengembangkan Qurna Barat-2, ladang minyak Irak yang memiliki cadangan minyak sebesar 1,8 miliar ton. Sebelumnya, Lukoil hanya terlibat dalam produksi minyak di Irak.
Mulai 2017, Lukoil berenca berencana memproduksi 60 juta ton minyak per tahun. Minyak tersebut akan diperoleh dari ladang-ladang yang terletak di Irak selatan, 65 kilometer sebelah barat laut dari kota Basra, yang memiliki cadangan minyak yang sekitar 14 miliar barel.
Lukoil mengakhiri kontrak untuk mengembangkan ladang tersebut sejak 1997. Kemudian pada 2002, pemerintah Irak menghapus hak perusahaan minyak Rusia tersebut untuk mengembangkan ladang itu. Namun, pada Januari 2010, Lukoil memenangkan kontrak untuk jangka waktu 20 tahun. Sekarang perusahaan ini berencana ikut serta dalam tender untuk proyek Nassiriya di Irak yang memiliki cadangan minyak sekitar 535 juta ton.
Pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Rusia di Vedomosti.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda