Rusia sudah masuk ke tahap realisasi nyata proyek bilateral dengan Indonesia, termasuk di bidang infrastruktur. Kredit: Eugene Nikitsky
Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan RBTH Indonesia, Likhachev bercerita bahwa ia tak hanya membawa amanat dari pemerintah Moskow, tetapi juga dari 30 perusahaan Rusia peserta delegasi bisnis yang bergerak di berbagai bidang, mulai dari farmasi hingga industri alat berat. Berikut hasil wawancara bersama Likhachev.
Apa arti Indonesia bagi Rusia?
Dari sudut pandang ekonomi, jawaban pertanyaan tersebut dapat disimpulkan dalam dua kata: potensi terpendam. Kami melihat betapa besarnya negara ini. Ekonominya berkembang pesat dan dinamis. Kami bisa memastikan bahwa kami masih jauh dari maksimal dalam memanfaatkan potensi tersebut.
Apa kesimpulan dari pertemuan Anda dengan Menteri Koordinator Ekonomi Indonesia?
Kami membahas hal-hal umum karena hal-hal yang lebih konkret sudah dibahas pada pertemuan perindustrian sebelumnya. Dari pertemuan tersebut, saya menyimpulkan dua hal penting.
Pertama, Ketua Komisi Indonesia-Rusia di Bidang Kerja Sama Perdagangan, Ekonomi dan Teknologi, yaitu Menteri Koordinator Ekonomi Indonesia Hatta Rajasa, dan Wakil Perdana Menteri Federasi Rusia Dmitry Rogozin, telah menyepakati pembentukan kelompok kerja terpisah sebulan yang lalu. Kami sepakat dengan Pak Lukman untuk memimpin kelompok kerja tersebut bersama-sama. Pertemuan pertama kelompok kerja itu akan dilakukan di Moskow pada musim panas ini. Bersamaan dengan itu akan diadakan kunjungan delegasi bisnis perusahaan Indonesia ke Rusia.
Hal kedua adalah kami membahas cara bagaimana keterlibatan bisnis Indonesia menjadi lebih aktif dalam kerja sama bilateral. Saya mengundang rekan-rekan untuk mengunjungi Forum Ekonomi Saint Petersburg yang tahun ini diadakan pada 22-24 Mei. Pihak Indonesia menyatakan keinginannya mengadakan kegiatan bilateral dalam lingkup forum tersebut. Forum itu merupakan salah satu kegiatan ekonomi paling berpengaruh di Rusia. Itu adalah acara kepresidenan, semua yang dibahas dan diputuskan di dalamnya otomatis masuk ke dalam agenda ekonomi Rusia sehingga acara bilateral tersebut sangatlah penting.
Dalam konferensi pers di Moskow, Anda mengingatkan akan pentingnya aspek inovasi dalam kegiatan misi bisnis ini. Bisakah Anda menerangkan hal tersebut lebih detail?
Hampir semua perusahaan yang ikut serta dalam delegasi bisnis kami membawa teknologi unik atau menjadi perantara barang dan jasa unik. Semuanya menekankan pada kerja sama teknologi, mulai dari bidang farmasi sampai antariksa, dari industri metalurgi hingga pembuatan pabrik perakitan kendaraan berat kami, KAMAZ, di Indonesia.
Kami tidak bermaksud masuk ke bidang distribusi bahan tambang, sumber energi di Indonesia. Kami bicara mengenai produksi atau penyediaan teknologi muktahir dan pusat layanan pendukungnya.
Pemerintah Indonesia telah beberapa kali mengumumkan kemungkinan percepatan pengembangan infrastruktur, khususnya di bagian timur negara besar tersebut yang kurang berkembang. Apa pendapat Anda mengenai kerja sama bilateral di bidang itu?
Rusia sudah masuk ke tahap realisasi nyata proyek bilateral, termasuk di bidang infrastruktur. Tanpa berniat membesar-besarkan, beberapa proyek tersebut dapat menentukan nasib bangsa Indonesia. Contohnya proyek pembangunan jalur kereta api di Kalimantan yang telah dibicarakan bertahun-tahun, tetapi baru direalisasikan belum lama ini.
Perusahaan Rusia RZD ikut berperan aktif dalam komisi bilateral sebulan yang lalu. Saya rasa sekarang tidak perlu membahas ulang hal tersebut. Tetapi, penting untuk diketahui bahwa dalam pertemuan komisi bilateral itu, Bank Rusia Vneshekonombank bersama RZD berniat ikut serta dalam pendanaan proyek tersebut. Jadi kemajuan sudah di depan mata.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda