Warga Rusia Ramai-ramai Beli Properti di Luar Negeri

Salah satu negara di luar Rusia yang menikmati popularitas istimewa sebagai negara tujuan untuk membeli rumah kedua adalah Bulgaria. Sumber: ITAR-TASS

Salah satu negara di luar Rusia yang menikmati popularitas istimewa sebagai negara tujuan untuk membeli rumah kedua adalah Bulgaria. Sumber: ITAR-TASS

Lima tahun lalu, hanya orang kaya yang sanggup membeli rumah di tepi laut di luar Rusia. Kini, jadi hobi baru warga kelas menengah negeri bekas Uni Soviet.

 

Saat ini, semakin banyak warga Rusia yang getol membeli rumah untuk liburan di luar negeri. Meski untuk kegiatan ini, mereka harus berhutang. Mayoritas dari mereka, membeli properti di luar negeri sebagai sarana investasi.

Krisis keuangan

Krisis keuangan global mengubah apa yang dulunya tambang emas menjadi gelembung perumahan.

Salah satu pendorong aksi ini adalah, krisis keuangan di zona euro yang telah menyebabkan harga real estate di Perancis, Spanyol, Portugal dan Siprus merosot tajam. Namun investor percaya, harga properti akan naik.

Salah satu negara di luar Rusia yang menikmati popularitas istimewa sebagai negara tujuan untuk membeli rumah kedua adalah Bulgaria. Menurut Kementerian Kehakiman negara itu, sekitar 340 ribu orang Rusia telah membeli rumah di sana. Sejumlah sumber memperkirakan, Rusia menduduki peringkat kelima dengan volume investasi di sektor real estate di Eropa Barat.

Namun, hobi para orang kaya Rusia berburu properti di luar negeri ini diyakini hanya mengejar pepesan kosong. Sebab Real estate untuk investasi dan real estate sebagai lokasi berlibur umumnya bukan jenis yang sama. Demikian menurut Gennady Gudov, direktur sebuah agen realestate luar negeri.

Real estate di Indonesia

Di Indonesia, pembeli real estate asing biasanya berasal dari Australia, Singapura, Jepang, Korea, negara-negara Eropa dan dari Rusia. Tujuan utama orang Rusia membeli real estate di Indonesia adalah menanamkan modal. Vila di Bali dengan harga sekitar $ 250-450 ribu (atau sekitar Rp3-5,3 miliar) adalah real estate yang paling laris. Vila di Bali milik orang Rusia itu biasanya dipakai untuk rekreasi pemilik dan juga disewakan kepada wisatawan.

“Hal paling penting yang harus diingat setiap calon pembeli adalah apakah investasi di real estate akan pernah membuahkan hasil? Itu akan membutuhkan banyak kesabaran.”

Krisis ekonomi global telah mengubah kebiasaan orang Rusia yang tadinya berinvestasi di sektor komoditas seperti tambang emas dan sumber daya mineral, ke sektor properti hingga terjadi gelembung perumahan.

Pasar real estate di Bulgaria, Montenegro, Kroasia, Siprus, Thailand, Spanyol, Turki, dan Uni Emirat Arab, di mana banyak orang Rusia secara khusus aktif membeli “rumah pantai”, telah dibekukan. Di negara-negara tersebut ada banyak bangunan yang tidak terjual dan belum selesai. Walaupun membeli real estate di sana tidak menjadi masalah, tetapi tidak mungkin menjualnya dengan cepat jika pemiliknya sangat membutuhkan uang.

Pasar perumahan sekunder saat ini memang dipengaruhi oleh rendahnya permintaan. Sebagian karena penawaran dari pengembang yang semakin baru dan murah. Bayangkan, sebuah apartemen satu kamar dengan pemandangan Laut Hitam di Bulgaria dapat dimiliki dengan harga US$20.000 atau sekitar Rp238 juta saja.

Penjualan properti di bawah $61.000 atau sekitar Rp 726 juta berkontribusi pada 80 persen dari total pasar perumahan Bulgaria. Ini membuat tawaran pembelian rumah kedua di negara ini menarik. Namun, jika krisis di Eropa bertambah parah, harga real estate akan terus jatuh. Demikian penjelasan Oleg Repchenko, kepala Pusat Analitis Indeks Pasar Properti.

“Pemilik rumah asing akan menderita kerugian terbesar jika negara-negara Uni Eropa yang terpisah memperkenalkan kembali mata uang nasional, yang secara sementara akan terdepresiasi terhadap euro dan dolar AS,” kata Repchenko. “Dan harga realestate akan merosot hingga setengahnya.” Menurut para analis, nilai perumahan di Perancis dapat merosot 20 persen lagi pada akhir 2013.

Tetapi bagi mereka yang tertarik hanya pada properti untuk liburan, ada banyak kesempatan. Warga Rusia, ternyata termasuk yang sigap mengambil keuntungan dari fenomena ini.

Menurut para ahli dari Federasi Real Estate Internasional cabang Rusia, sejak tahun 2007 jumlah orang Rusia yang bersedia untuk berinvestasi sampai $25.000 atau sekitar Rp 298 juta di real estate luar negeri telah tumbuh secara signifikan. Sedangkan sebagian dari pembeli potensial yang bersedia untuk menginvestasikan $60.000 - $120.000 telah menyusut. Ini menandakan bahwa kelas menengah di Rusia sekarang membeli perumahan di luar negeri untuk mereka gunakan sendiri, bukan sebagai simbol prestise.

Artikel ini diringkas dari Rossiyskaya Gazeta, yang dapat dibaca dalam bahasa Rusia di sini.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki