Kepala Central Bank of Russia Sergei Ignatiev dan Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov di Pertemuan Menteri Keuangan G20 yang berlanggsung dalam rangka the Spring Meeting IMF dan World Bank di Washington, pada 19 April. Sumber: Reuters
Menurut data yang diterbitkan oleh Bank Dunia pada bulan Juli, Rusia jauh lebih berhasil daripada sebagian besar negara maju dalam memerangi krisis ekonomi global. Berdasarkan PDB yang disesuaikan dengan paritas daya beli (PPP), Rusia berada di atas semua negara Uni Eropa pada tahun 2012, termasuk Jerman, yang merupakan peringkat keenam di dunia.
Lima besar di atas Rusia adalah Amerika Serikat, China, India, dan Jepang. Data Bank Dunia membenarkan peringkat IMF yang diterbitkan pada akhir 2012 tersebut, meskipun pada peringkat IMF Rusia berada di posisi keenam, sedikit di bawah Jerman.
Peringkat PDB yang disesuaikan dengan PPP dari Bank Dunia pada Juli lalu ini lebih lanjut menegaskan pentingnya ekonomi Rusia, para pakar mengatakan. Menurut data IMF mengenai PDB nominal, Rusia bangkit dari peringkat kesembilan ke peringkat delapan. Selain itu, pada awal Juli, Bank Dunia memasukkan Rusia ke kelompok negara-negara dengan pendapatan nasional per kapita yang tinggi; selama sepuluh tahun terakhir, pendapatan Rusia termasuk dalam kategori menengah ke atas.
Peningkatan peringkat ini akan menjadi keuntungan yang signifikan bagi pencapaian Rusia ke Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), yang direncanakan untuk tahun 2015. Untuk meningkatkan PDB per kapita, pakar OECD merekomendasikan meningkatkan produktivitas tenaga kerja, merangsang inovasi, dan menerapkan regulasi keuangan dan pajak.
Keberhasilan ekonomi Rusia tidak mengejutkan para pakar ekonomi. Menurut Yaroslav Lissovolik, kepala ekonom di Deutsche Bank, peringkat PDB yang disesuaikan dengan PPP sepenuhnya mencerminkan konsumsi barang dan jasa dalam perekonomian.
"Ekonomi Rusia menghasilkan pertumbuhan karena harga minyak yang menguntungkan, pada saat Eropa berada dalam resesi dan prospek untuk keluar dari resesi ini tidak jelas. Situasi di Eropa selatan, yang mempengaruhi Jerman dan negara-negara lain, terutama rumit.
Akibatnya, kerugian Rusia dari krisis saat ini tak sebanyak Eropa. Selain itu, selama satu tahun setengah terakhir, rubel telah menunjukkan hasil yang layak terhadap latar belakang penurunan di pasar berkembang lainnya," kata Lissovolik.
Dmitry Orlov, CEO Badan Komunikasi Politik dan Ekonomi, juga meyakini bahwa posisi Rusia pada peringkat PDB benar-benar sahih. "Karena masalah-masalah kita, dalam hal produk bruto dan daya beli, kita masih jauh dari China, tetapi jauh lebih tinggi dari Eropa," ujarnya.
Jadi akan seperti apa ekonomi Rusia di masa depan? Pertanyaan ini sangat menarik bagi orang Rusia kebanyakan, juga bagi para investor global, yang tengah mengamati negara ini lekat-lekat. Belum lama ini, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan Rusia pada 2013 menjadi 2,5 persen. Ramalan Bank Dunia hanya sedikit lebih rendah - 2,3 persen.
Kebetulan, angka-angka ini terlihat agak tinggi, jika dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan PDB untuk Amerika Serikat (1,7 persen) dan resesi zona euro (-0.6 persen).
Namun, masalahnya tetaplah bahwa pertumbuhan ekonomi dua tetangga BRICS Rusia akan, seperti sebelumnya, lebih mengesankan daripada Rusia (7,8 persen untuk China dan 5,6 persen untuk India).
Para ahli meyakini bahwa, di tahun mendatang, akibat stagnasi zona euro, pemisahan Rusia dari Eropa hanya akan meningkat, dan negara ini secara signifikan akan menyerah pada negara-negara Asia. "China dan India akan memantapkan posisi mereka pada peringkat PDB," kata Orlov.
Lissovolik, yang sependapat dengan Orlov, juga menekankan bahwa meskipun ada perubahan dalam peringkat Bank Dunia, masalah kurangnya pertumbuhan ekonomi Rusia masih ada dan cukup akut.
Segitiga Strategis di Timur: China-Rusia-AS
Rusia Menjadi Tujuan Investor Emirati
Revolusi Minyak: USA VS Russia
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda