Meski ada penurunan konsumsi alkohol per kapita, Rusia masih ada masalah besar dengan kecanduan alkohol.
Iliya Pitalev/RIA NovostiAda sejumlah stereotipe mengenai Rusia, seperti iklim yang dingin, sifat orang-orangnya yang kasar, dan tingkat kecanduan alkohol yang tinggi. Rusia dilihat sebagai negara yang paling bergantung dengan alkohol di dunia.
Para pengkritik Rusia mengatakan bahwa kebiasaan minum alkohol adalah kebiasaan yang sudah melekat di orang-orang Rusia. Namun begitu, hal ini adalah mitos.
Mungkin hal ini sulit dipercaya, tapi konsumsi alkohol di Rusia terhitung tidak biasa pada zaman dahulu: sebelum Kristen diadopsi di Rusia pada abad ke-10, tampaknya tidak ada yang mengenal kata mabuk. Tidak ada kebun anggur, sehingga tidak ada wine. Orang-orang hanya meminum minuman dengan kadar alkohol rendah seperti mead (minuman alkohol yang terbuat dari madu), bir, dan braga.
Berbeda dengan kepercayaan umum, vodka bukanlah penemuan Rusia. Minuman tersebut dibawa ke Rusia oleh pedagang dari Genova pada akhir abad ke-14.
Kenyataannya, vodka saat pertama kali dibawa ke Rusia ini rasanya sangat berbeda dengan vodka sekarang. Saat itu, orang-orang Genova memperkenalkan aqua vitae, alkohol anggur murni dari selatan Perancis. Orang Rusia tidak menyukainya, dan awalnya ia digunakan untuk kebutuhan medis.
Di abad ke-15, biara-biara Rusia mulai memproduksi vodka. Minuman ini awalnya diimpor dengan wine.
Ada informasi yang berbeda-beda mengenai kecenderungan orang Rusia terkait alkohol dalam catatan para orang asing di abad ke-15 dan ke-16
Utusan Austria Sigismund von Herberstein mengatakan dalam Notes on Muscovite Affairs (Catatan Orang Moskow, pada tahun 1549 bahwa orang Rusia “suka minum banyak alkohol ketika ada kesempatan”. Namun, menurut, ilmuwan Sebastian Munster dalam tulisan Cosmography (Kosmografi) tahun 1544 mengatakan bahwa orang Rusia “jarang minum wine, dan hanya dilakukan ketika ada pesta meriah”.
Lukisan 'A Boyar Wedding Feast' (Pesta Pernikahan Boyar) oleh Konstantin Makovsky (1883)
Peminum terberat di Eropa abad pertengahan bukanlah orang Rusia, melainkan Jerman. Ada banyak ungkapan yang menjelaskan hasrat mereka untuk mengonsumsi alkohol, seperti “mabuk seperti orang Jerman”.
Pemerintah Rusia sebenarnya memainkan peran dalam menyebarkan kecanduan alkohol di negara. Monopoli penjualan alkohol membuat negara kaya dan memiliki pendapatan yang tinggi. Situasi ini menjadi ‘bencana’ di abad ke-19, ketika produksi vodka industrial dimulai di negara. Per 1911, vodka mencakup 89,3 persen dari total akohol yang diproduksi negara.
Di sisi lain, gerakan antialkohol yang khusus dan kuat dimulai di Kekaisaran Rusia pada abad ke-19. Banyak komunitas masyarakat yang dibentuk untuk mencegah pertumbuhan alkoholisme di negara. Pada 1859, banyak bar dan kedai minuman yang dihancurkan oleh para aktivis antialkohol.
Perjuangan melawan alkoholisme berlanjut hingga era Soviet. Dengan cara yang keras, pemerintah Soviet menutup toko minuman keras, menghentikan operasi tempat pembuatan bir, menginisiasi kampanye antialkohol, dan membatasi penjualan alkohol.
Uni Soviet bukanlah pemimpin dunia dalam hal konsumsi alkohol. Di masa puncak konsumsi alkohol di kota tersebut pad 1984, rata-rata setiap orang mengkonsumsi 8,4 liter alkohol per tahun. Saat itu, rata-rata setiap orang di Luksemburg mengkonsumsi 18 liter setiap tahun, lalu Perancis 13,5 liter, dan Portugal 12,5 liter.
Karena keruntuhan Uni Soviet, pengangguran, kriminal yang merajalela, dan kondisi hidup yang sulit, konsumsi alkohol mencapai proporsi yang tinggi pada 1990-an. Di era ini juga bermunculan alkohol palsu dan dibawah standar mutu.
Pada tahun 2000-an, Rusia mulai secara aktif mengatasi masalah ini di tingkat negara.
Pada 2009, pemerintah Rusia mengadopsi kebijakan antialkohol yang berlangsung hingga 2020. Kebijakan ini diharapkan dapat “mengurangi 55 persen tingkat konsumsi alkohol per kapita”.
Berdasarkan tujuan dan objektif dari kebijakan ini, Rusia kemudian melarang konsumsi alkohol di ruang publik, membatasi iklan produk alkohol di televisi, dan sepenuhnya melarang iklan alkohol di media cetak.
Rusia juga membatasi penjualan minuman beralkohol pada malam hari dan meningkatkan denda bagi yang menjual alkohol kepada anak di bawah umur. Sebagai pencegah, pemerintah juga meningkatkan nilai cukai alkohol.
Pada Mei 2017, ada sebuah inisiatif untuk melarang praktik meminum alkohol di program televisi, dokumenter, dan film fitur. Namun begitu, pakar mengatakan bahwa hal ini mustahil.
Orang Rusia minum Medovukha di Museum Madu di kota Krasnoyarsk, Siberia. Sumber: Reuters
Intervensi negara memainkan peran yang lebih signifikan dalam pengurangan konsumsi alkohol di Rusia ketimbang apa yang muncul di statistik resmi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) negara dengan konsumi alkohol terbanyak per kepala di dunia tahun lalu bukanlah Rusia, melainkan Lithuania.
Gaurdan Galea, Direktur Divisi Penyakit Tak Menular dan Jalan Hidup di WHO Eropa, mengatakan kepada Delfi bahwa rata-rata setiap orang Lithuania mengkonsumsi 16 liter alkohol pada 2016. Belarus berada di peringkat ke dua dengan 15 liter per kapita per tahun, dan Latvia di peringkat ketiga dengan 13 liter. Rusia dan Polandia berbagi tempat keempat dengan 12 liter.
Rusia sudah tidak menjadi negara dengan peminum terbanyak selama bertahun-tahun. Pada 2013, Rusia menempati peringkat lima, 2014 peringkat empat, dan 2015 peringkat enam.
Galea mengatakan bahwa Rusia dan Belarus mengalami penurunan tajam dalam konsumsi alkohol. Menurut Layanan Statistik Federal Rusia, konsumsi alkohol di Rusia menurun dari 18 liter per orang pada 2009 menjadi 12 liter pada 2016.
Progres dalam perjuangan melawan alkoholisme ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk standar kehidupan yang meningkat, tumbuhnya kesadaran akan kesehatan, dan kebijakan negara yang penuh pertimbangan.
Namun begitu, alkohol tetap menjadi masalah di Rusia. Meski Rusia tidak menempati peringkat pertama dalam hal konsumsi minuman beralkohol per kapita, negara ini tetap dekat posisi puncak.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda