Banyak musisi dunia yang terinspirasi oleh karya sastra Rusia.
APSumber: The Rolling Stones / YouTube
Pada 1968, kekasih Mick Jagger kala itu, Marianne Faithfull, menghadiahi sebuah novel Rusia berjudul “The Master and Margarita” karya Mikhail Bulgakov pada Jagger dengan pemikiran ia mungkin akan menyukainya. Sang musikus ternyata benar-benar tersihir oleh novel itu yang kemudian mendorongnya menulis lagu “Sympathy for the Devil”. Cerita dalam mahakarya Mikhail Bulgakov tersebut berawal saat setan menyamar sebagai seorang profesor dan berjalan menghampiri seraya memperkenalkan diri pada dua orang pria yang sedang mendiskusikan Yesus.
Sumber: franzferdinandVEVO / YouTube
Lagu band rok asal Skotlandia Franz Ferdinand, “Love and Destroy”, juga terinspirasi dari novel “The Master and Margarita” karya Bulgakov. Lirik lagu ini dibuat berdasarkan adegan Margarita terbang di atas Moskow dalam perjalanan menuju Malam Walpurgis.
Dalam situs resmi band ini, pentolan band Alex Kapranos menjelaskan makna buku ini baginya.
“Tak seperti kebanyakan novel yang mengeksplorasi konflik antara Yesus dan Ponsius Pilatus seperti esai teologis, Bulgakov memperkenalkan konflik Yesus dan Pilatus serta peristiwa-peristiwa lain melalui cerita yang terjadi dalam kehidupan modern Rusia, lengkap dengan penyihir, ilmu sihir, bola setan, serta gambaran akurat mengenai karakter keturunan Rusia yang kompleks, kontradiktif, dan kadang hina di bawah gagasan absurd komunis mengenai masyarakat utopia.”
Kapranos sangat gembira saat Franz Ferdinand berkesempatan memainkan lagu ini di Rusia pada Mei 2005. Awalnya, lagu ini diberi judul “Margarita.”
Sumber: PearlJamPTFan / YouTube
Lagu Pilate dibuat berdasarkan konfrontasi antara Ponsius Pilatus dan Yeshua Ha-Nozri, seperti yang diceritakan Bulgakov. Pemain bass Pearl Jam Jeff Ament menulis lagu ini setelah ia mendengar kisah bagaimana Pilatus duduk di bukit bersama anjingnya saat Yeshua (Yesus) mati di kayu salib, berharap ia dapat menyelesaikan percakapan terakhirnya dengan Yesus.
Di dalam novel, Pilatus memiliki seekor anjing bernama Banga yang ‘patuh, mendengar, mencium, dan mencintai’, seperti refrain pada lagu ini, “Like Pilate, I have a dog — obeys, listens, kisses, loves.”.
Sumber: Louisiana Channel / YouTube
Penyanyi rok legendaris sekaligus penyair Amerika Patti Smith juga terinspirasi oleh Bulgakov. Smith menyerukan bahwa rasa cintanya terhadap sastra Rusia sudah dimulai sejak awal karirnya. Album terakhir Smith yang dirilis pada 2012 lalu berjudul “Banga”.
Ia terinspirasi oleh anjing Ponsius Pilatus yang sangat setia dalam novel “The Master and Margarita”, yang menunggu majikannya selama berabad-abad untuk datang ke surga. Dari kata-kata pertama dalam lirik lagu, “Banga” jelas merupakan himne bagi binatang peliharaan seseorang. Di sini, Smith juga mengisahkan seekor anjing Bulgakov lainnya yang tidak ia sebut namanya: Sharik dari novel “Heart of a Dog”. Patti Smith langsung jatuh hati saat ia membaca novel tersebut beberapa tahun lalu. Fakta menarik: Johnny Depp memainkan drum dalam lagu ini.
Album Smith penuh dengan karya seni Rusia dengan kehadiran lagu “Banga”, “Tarkovsky,” serta single pertama album ini, “April Fool”, yang terinspirasi oleh Nikolai Gogol. “April Fool” adalah sebuah balada cinta indah yang menampilkan beberapa gambar dari karya dan kehidupan Gogol.
Sumber: annakia90 / YouTube
Lirik “Kami berlomba melintasi lorong-lorong dalam jubah compang-camping” merupakan referensi yang cukup jelas akan cerita pendek Gogol “The Overcoat”, sementara lirik “kami akan membakar semua puisi kami” mengacu pada fakta bahwa Gogol terkenal membakar volume kedua novelnya, “Dead Souls”. Karya tersebut menjadi salah satu novel paling lucu sekaligus paling kelam dari Rusia yang dituturkan dalam baris, “Kami akan mengembara menembus lumpur ketika jiwa kami terasa mati. Dengan tawa, kami akan menginspirasi mereka untuk kembali hidup lagi.”
Pada situs resminya, Smith menulis bahwa “lagu ini didedikasikan untuk teman saya Milos, yang tak hanya punya sepeda karatan, tapi juga memperkenalkan saya pada karya Bulgakov dan Gogol. Kedua penulis hebat itu menjadi inspirasi bagi lirik lagu di album ‘Banga’.”
Sumber: BobDylanVEVO / YouTube
Karakter, tema, dan baris-baris novel hebat selalu menjadi inspirasi utama bagi salah satu penulis lagu terhebat Amerika, Bob Dylan. Salah satu lagu dalam albumnya pada tahun 1975, “Blood on the Tracks”, terinspirasi oleh cerita pendek Anton Chekhov. Dalam sebuah wawancara bersama majalah Playboy tahun 1978, Dylan menyebut Chekhov sebagai penulis favoritnya sepanjang masa.
Judul album “Blood on the Tracks” berasal dari cerita pendek Chekov, “The Steppe: The Story of a Journey”. Salah satu cerita dalam buku tersebut mengisahkan dua oerang pedagang, ayah dan anak, yang menjelajahi desa-desa Rusia untuk menjual gambar suci. Keduanya terbunuh dan ditemukan tewas, yang dideskripsikan Chekov dengan kalimat, “Mereka menemukannya di jalur darah.”
Dylan menamai albumnya dari judul lagu ini.
Sumber: Jeepster Recordings / YouTube
Lagu band indie-pop Skotlandia Belle and Sebastian, “Just a Modern Rock Song”, memiliki banyak referensi sastra termasuk dari penulis Rusia Fyodor Dostoevsky. Liriknya berbunyi, “Saya tak sesedih Dostoevsky, tak sepintar Mark Twain, saya hanya membeli sebuah buku berdasarkan tampilannya ketika saya menaruhnya kembali di rak.”
Dostoevsky kerap disebut sebagai penulis hebat Rusia, bahkan lebih terkenal dari Alexander Pushkin atau Anton Chekhov. Karyanya sangat dalam dan reflektif, bahkan masih memberi pengarh besar bagi fiksi kontemporer.
Sumber: Mermaid Motel / YouTube
Novel paling terkenal sekaligus paling kontroversial Vladimir Nabokov “Lolita” sering diasosiasikan dengan sejumlah citra perempuan dengan kacamata berbentuk hati dari adaptasi film Stanley Kubrick yang dirilis tahun 1962. Namun, visi seksualitas Lolita yang diabadikan dalam budaya populer tak banyak berkaitan dengan novel Nabokov. Majalah Rolling Stone menyebut bahwa album ‘Born to Die’ dari Lana Del Rey (2012) memiliki ‘banyak referensi dari Lolita’.
Lagu “This Is What Makes Us Girls”, “Cola”, dan “Gods and Monsters”, semua menyinggung kepolosan seorang gadis muda. “Off to the Races” dibuka dengan kalimat dari novel tersebut. Selain itu, Del Rey tak hanya punya satu lagu berjudul “Lolita”, tapi juga ada lagu berjudul “Carmen”, salah satu panggilan kesayangan Humbert Humbert untuk karakter novel ini. Selain itu, ia juga menggunakan pencitraan visual kacamata berbingkai hati yang dikenakan Lolita dalam banyak gambar dan lagunya. Del Rey menyebut dirinya ebagai “Lolita bertudung yang tersesat” dalam sebuah wawancara dengan majalah New Yorker.
Sumber: Isabel Nascimento / YouTube
Musikus Amerika yang sedang naik daun, Sky Ferreira, juga mengeluarkan lagu berjudul “Lolita”. Ferreira sendiri mengakui bahwa ‘ia sangat cocok dengan peran seorang figur polos, namun pemberontak seperti Lolita’.
Sumber: All Tomorrow's Music / YouTube
Penyanyi synthpop Kanada Claire Elise Boucher, yang dikenal sebagai Grimes, juga sangat menggemari sastra Rusia. Ia menaruh dua kutipan dari puisi Anna Akhmatova dalam bahasa Rusia pada sampul albumnya, “Visions” (2012). Lirik-lirik lagu seperti “Aku dicurangi oleh ketidakbahagiaan, diubah oleh takdir yang tak nyata, aku menjawab: Sayangku, sayangku! Aku juga: Aku akan mati bersamamu,” berasal dari puisi “Song of the Last Meeting”.
Dalam sebuah wawancara bersama Tiny Mix Tape, Grimes menyatakan, “Anna Akhmatova adalah salah satu penyair Rusia favorit saya. Saya merasakan adanya kemiripan dari sisi artistiknya dan cara ia melihat dirinya di dunia ini, setidaknya sejauh yang saya dapatkan dari tulisannya. Ia adalah salah satu ikon saya.”
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda