Prioritas diberikan bagi para putri dari keluarga yang salah satu anggotanya pernah dianugerahi medali Pahlawan Rusia.
Sergey Fadeichev/TASSSekolah Asrama Kementerian Pertahanan Rusia dibuat khusus bagi para putri tentara Rusia. Prioritas diberikan bagi para putri dari keluarga yang salah satu anggotanya pernah dianugerahi medali Pahlawan Rusia. Penghargaan tersebut diberikan pada tentara yang telah lebih dari 20 tahun mengabdi di institusi militer atau pada mereka yang gugur saat menjalankan tugas militer.
Setiap tahun, sekolah ini hanya menerima 120 remaja putri berusia 11 tahun. Padahal, jumlah yang ingin masuk sekolah ini jauh lebih tinggi. Diperkirakan, satu kursi diperebutkan oleh enam hingga 40 orang — sebuah situasi yang sebanding dengan kompetisi masuk universitas terbaik Rusia.
Sumber: Mikhail Japaridze / TASS
Untuk menjadi siswa di sekolah ini, seseorang tak cukup hanya memamerkan keunggulan orangtuanya. Ia harus benar-benar sehat dan memiliki potensi sukses. Setiap kandidat diperiksa oleh seorang psikolog, sedangkan para ahli pendidikan menguji pengetahuan mereka mengenai matematika, bahasa Rusia, dan bahasa asing.
“Sekolah ini menyusun sistem seleksinya sendiri. Kami harus tumbuh dewasa dengan sangat cepat, dan ini membuat kami kuat dan termotivasi,” kata Vika Melnikova, salah seorang alumnus.
“Sekolah ini adalah versi kecil kehidupan nyata. Kadang ada kesulitan dan air mata, tapi pada akhirnya, Anda melihat ada makna dari segala hal yang terjadi,” tutur Vika.
Sebanyak 840 taruna tinggal di Moskow dengan beasiswa penuh dan hanya pulang ke rumah saat liburan. Pelajaran mereka dirancang oleh Kementerian Pertahanan Rusia, bukan oleh Kementerian Pendidikan Rusia. Anehnya, para siswa justru tak belajar mengenai militer, melainkan semua disiplin ilmu yang diajarkan di sekolah swasta terbaik.
Sumber: Mikhail Japaridze / TASS
“Kami boleh melakukan segala jenis olahraga yang kami inginkan — berenang, berkuda, seluncur indah (figure skating), tinju gaya bebas, bahkan anggar,” tutur seorang alumnus lain, Sasha Bened.
“Kami berkesempatan untuk mengunjungi lokakarya seniman dan — dengan bantuan mereka — kami mencoba menciptakan karya kami sendiri. Kami diajari memainkan alat musik. Sekolah ini memiliki sekelompok pemain drum yang bertanding dalam beragam kompetisi. Tiap tahun, mereka berpartisipasi dalam Festival Musik Menara Spasskaya di Lapangan Merah.”
Sumber: PhotoXPress
Setelah lulus dari sekolah, beberapa alumni melanjutkan tradisi keluarga mereka dan menjadi dokter militer atau penerjemah militer. Namun, kebanyakan memilih untuk menjalani profesi umum. Pengetahuan yang didapatkan dari sekolah membuat para siswa dengan mudah melalui tes masuk semua universitas Rusia. Misalnya, Sasha masuk Departemen Keuangan dan Kredit Universitas Negeri Rusia untuk Ilmu Sosial, sekaligus belajar di Arts College dan kini bekerja sebagai desainer interior.
Tiap tahun, sekolah mengirim beberapa siswanya untuk belajar di luar negeri. Pihak sekolah membayar biaya sekolah, tempat tinggal, serta biaya hidup mereka. Vika Melnikova adalah salah satu yang mendapat kesempatan tersebut. Pertama, ia belajar di Bath College Inggris, lalu melanjutkan sekolah bisnis di Amerika.
Para lulusan menyebutkan bahwa baik jadwal pada hari sekolah maupun pada akhir pekan dipenuhi dengan latihan, dan mereka baru bisa kembali ke asrama pada sore hari.
“Kami mengawali hari dengan latihan fisik dan sarapan yang sehat. Lalu, kami masuk kelas dan setelah itu mempelajari mata pelajaran tambahan. Ada waktu istirahat setelah makan malam dan di akhir pekan. Kami harus sudah tidur pada pukul 11 malam,” kenang Sasha. Pada akhir pekan, mereka boleh menonton teater, ke museum, atau menikmati konser.
Sumber: Sergey Fadeichev / TASS
Namun, tak hanya pendidikan para taruna dan waktu bersantai yang memiliki kualitas tinggi. Kondisi praktis dan materiil mereka juga jauh lebih baik dibanding di barak tentara. Para siswa yang baru datang diberi laptop yang boleh mereka gunakan hingga lulus. Tiap anak bahkan mendapat selemari baju yang telah disediakan. “Kami punya segalanya, dari pakaian ski hingga gaun pesta. Desainer pakaian kami ialah perancang terkenal Rusia Kira Plastinina dan Valentin Yudashkin,” kata Sasha.
Pendidikan fisik di sekolah berbeda dengan kelas olahraga kebanyakan. Program ini dikembangkan berdasarkan metode yang dipraktikkan di Pusat Persiapan Kosmonot dan termasuk latihan untuk meningkatkan ketangkasan, kecepatan, ketangguhan, fleksibilitas, dan kekuatan para siswa. Latihan tambahan diselenggarakan oleh Pakar Olahraga Kehormatan, beberapa di antaranya pernah bergabung dengan tim Olimpiade Rusia.
Sumber: Mikhail Japaridze / TASS
Nutrisi juga sangat penting. Sekolah ini memiliki pakar nutrisi sendiri. Namun, kadang para guru memberi siswanya camilan manis untuk menyemangati mereka yang tinggal jauh dari rumah. “Saya rasa hubungan antara para siswa dan guru sangat berbeda dibanding di sekolah biasa. Di sekolah militer, para guru bukan sekadar guru. Mereka adalah satu-satunya jendela untuk melihat kehidupan. Para siswi merindukan ibu dan nenek mereka, dan sering menganggap guru dan pembimbingnya sebagai pengganti keluarga,” kata Vika.
Sasha pun sepakat, “Saya sangat bersyukur atas dukungan mereka dalam situasi yang sangat sulit. Karena mereka telah percaya pada kami saat kami sangat terpuruk. Karena mereka telah tegas saat diperlukan. Pada dasarnya, mereka adalah keluarga kedua kami.”
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda