Ratya (kanan) bersama dua orang temannya yang juga mahasiswa Indonesia di Rusia.
Arsip pribadiBerkat beasiswa Pemerintah Rusia, saya kini tengah menempuh studi di Sekolah Tinggi Ekonomi (HSE), Moskow, sejak September 2015. Selama enam bulan pertama, ada banyak hal yang telah mengejutkan saya mengenai Moskow dan — tentu saja — orang-orang Rusia!
Beberapa orang Indonesia berpikir bahwa orang Rusia adalah orang yang kurang ramah dan kurang peduli. Namun, pengalaman pertama saya di negara ini justru membuat saya percaya sebaliknya.
Ketika saya mendarat di Moskow, saya membawa dua koper besar. Saya cukup bersusah payah untuk membawa keduanya naik dan turun tangga di stasiun metro. Ternyata, beberapa warga setempat justru datang menghampiri untuk membantu saya membawa koper-koper itu, bahkan tanpa saya minta.
Di sini, orang-orang asing yang tak kenal satu sama lain pun saling menyapa. Mereka yang lebih muda kerap menggunakan kata yang lebih informal, seperti 'привет' (privet, 'hai'), sedangkan orang-orang tua lebih suka menyapa dengan kata yang lebih formal, 'здравствуйте' (zdravstvuyte, 'halo').
Saya diberitahu bahwa asrama universitas saya berada tak jauh dari stasiun metro. Menurut standar orang Rusia, tempat apa pun yang bisa dicapai dengan berjalan kaki selama 20 menit dianggap dekat.
Di Jakarta, ibu kota Indonesia, kami tak terlalu sering berjalan kaki. Kami lebih suka menggunakan sepeda motor, bahkan untuk ke minimarket di dekat rumah sekalipun. Di sini, orang-orang lebih suka berjalan kaki, dan mereka berjalan dengan sangat cepat! Karena itu, tak heran jika tidak ada yang ingin pergi hiking dengan orang Rusia.
Banyak orang Indonesia yang gemar mencicipi cita rasa kuliner khas negara lain. Di Moskow, saya dapat dengan mudah menemukan banyak makanan penutup yang lezat, seperti kue Napoleon dan cheesecake. Namun, hidangan penutup Rusia favorit saya adalah kue cokelat. Saya benar-benar membiarkan cokelat itu meleleh di mulut saya.
Saya tak ingat berapa kali saya telah mengunjungi taman-taman di Moskow. Beberapa mahasiswa lebih memilih mengunjungi Taman Gorky, Taman Sokolniki, atau Taman Izmailovsky, tapi saya lebih suka pergi ke Vorobyovy Gory atau Sparrow Hills. Selain itu, kita juga bisa menikmati panorama pemandangan kota dari atas bukit, dekat Universitas Negeri Moskow (MGU).
Dua orang pengunjung Kebun Binatang Moskow sedang mengambil foto beruang kutub. Sumber: Evgeny Biyatov/RIA Novosti
Tempat favorit lainnya yang sering saya kunjungi adalah Kebun Binatang Moskow. Saya dapat mengunjungi kebun binatang secara gratis sejak memiliki kartu mahasiswa. Di sana, saya bisa melihat beruang kutub untuk pertama kalinya!
Ada banyak liburan di Rusia, termasuk libur Tahun Baru, Hari Perempuan Internasional, dan Hari Pria (atau Hari Pembela Tanah Air -red.)
Di Rusia juga ada banyak perayaan-perayaan khusus. Saya menyaksikan langsung perayaan Maslenitsa di Kremlin Izmailovsky, Moskow.
Orang-orang Rusia sangat menyukai bunga dan saya melihat begitu banyak orang yang membawa bunga di jalan-jalan Moskow. Namun, pemandangan paling indah adalah setiap kali saya melihat sesi foto pranikah.
Bagi seseorang yang suka makanan padas, masakan Rusia benar-benar hambar. Demi memuaskan keinginan saya untuk memakan makanan pedas, saya harus pergi dari satu pasar ke pasar lainnya untuk mencari bumbu dan rempah-rempah. Karena kebanyakan bahan-bahan ini diimpor ke Rusia, harganya pun cenderung sangat mahal.
Saya bahkan meminta seorang teman Indonesia saya untuk mengirimkan lima botol kecap manis. Makanan Rusia akan terasa jauh lebih nikmat dengan beberapa tetes kecap.
Tak seperti Jakarta, jajanan jalanan tak banyak ditemui di jalanan-jalanan kota Moskow. Anda kadang harus berjalan jauh untuk menemukan kafe.
Artikel ini tidak merefleksikan opini resmi RBTH.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda