Vodka.
Lori/Legion MediaAnggur roti merupakan minuman hasil penyulingan. Teknologi produksinya serupa dengan Grappa atau Calvados, tapi bahan mentahnya ialah gandum hitam atau malt gandum hitam.
Gandum hitam mengandung gula, yang memainkan peran fundamental dalam proses fermentasi. Untuk meningkatkan jumlah gula, gandum tersebut dicampur air. Malt gandum dicampur dengan ragi untuk menghasilkan minuman rumahan. Lalu campuran tersebut disuling dua kali menggunakan panci tembaga dan terciptalah anggur roti (bread wine).
Teknologi yang persis sama digunakan untuk produksi wiski, hanya saja minuman tersebut berbahan dasar jelai. Untuk meningkatkan kualitasnya, bahan-bahan tersebut harus dimurnikan. Di antara berbagai metode pemurnian, terdapat empat metode yang paling populer, yakni arang (paling umum), pembekuan (ketika semua elemen tak diperlukan membeku dan alkohol tidak), susu, dan protein telur.
Minuman yang dimurnikan lebih mahal, sementara anggur yang dicampur dengan herbal dan buah-buahan adalah yang paling mahal.
Anggur roti dicampur dengan buah dan herbal kemudian disuling sekali lagi, dan minuman kelas ini disebut vodka. Jangkauan minuman ini sangat luas dan tiap wilayah memiliki sesuatu yang berbeda. Ini termasuk nalewka (anggur roti dicampur dengan sesuatu tanpa menambah gula), liqueurs (infusi dengan tambahan gula), ratafii (liqueurs dengan tambahan jus buah), liquor (vodka buah konsentrat dengan kandungan gula yang sangat tinggi), dan lain-lain. Jika infusi dilakukan dengan herbal medis, minuman tersebut dijual di apotek.
Vodka yang dikenal saat ini, yang merupakan campuran alkohol ethyl dan air yang diproduksi dengan menggunakan metode industri dan dimurnikan, baru muncul pada 1936.
Vodka modern biasanya hanya dikonsumsi satu tenggak, disusul yang lainnya, sedangkan anggur roti memiliki cita rasanya sendiri dikonsumsi sama seperticognac atau wiski single malt, dengan tegukan perlahan.
Untuk mengontrol minuman beralkohol, pemerintahan Peter I (1682 – 1725) menetapkan kualitas produk. Sementara, untuk menghindari upaya penyulingan — tanpa kehadiran pengukur kadar alkohol saat itu — anggur roti harus direbus dan dibakar, dan jika separuhnya terbakar, minuman tersebut dianggap standar dan disebut Polugar (dari bahasa Rusia, setengah terbakar). Kemudian terdapat pula ‘nedogar’ (underburnt) dan ‘peregar’ (overburnt). Mereka dikirim untuk penyulingan tahap kedua.
Para pengusaha Rusia saat ini memproduksi minuman yang disebut Polugar. Namun, karena Rusia tak boleh memproduksinya untuk tujuan komersil, minuman tersebut diproduksi di Polandia. Harga minuman ini termasuk mahal untuk pasar Rusia, yakni empat hingga lima kali lipat lebih mahal dari vodka biasa.
Ragam minuman Rusia tak terbatas pada vodka atau bread wine. Salah satu minuman beralkohol utama di masa Rusia kuno adalah madu. Minuman ini telah dikenal sejak zaman kuno di pertengahan Eropa, seperti Jerman, Skandinavia, dan Lithuania. Sejarawan menyebutkan bahwa madu berkali-kali lipat lebih kuat dari anggur. Madu direbus, diinfusi, dan dipendam bertahun-tahun seperti anggur.
Terdapat dua jenis minuma madu: direbus dan disimpan (stavleny). Stavleny disimpan selama sepuluh hingga 15 tahun, dan menghasilkan fermentasi madu alami (dingin) dengan campuran jus beri (kranberi atau rasberi). Terkadang pada abad ke-14, madu berusia 35 tahun disajikan dalam acara khusus yang digelara kerajaan. Minuman ini mulai dibuat untuk menggantikan anggur, yang impornya dikurangi karena masalah geopolitik pada abad ke-13 hingga ke-15.
Untuk perjamuan besar, madu rebus yang lebih murah disajikan. Padanan madu semacam ini hari ini adalah medovukha. Minuman ini dikategorikan minuman beralkohol ringan dan boleh dijual di dalam Rusia.
Kvas, minuman tak beralkohol yang ringan, belakangan ini telah dikemas dalam botol dan dijual di berbagai supermarket. Namun, kvas yang dibuat untuk kebutuhan pribadi di desa-desa memiliki kualitas yang berbeda dan mengandung alkohol.
Kvas dibuat dari roti, atau lebih sering gandum hitam, lalu dimasak hingga matang, dan dicampur dengan air. Campuran tersebut disimpan di gentong berukuran 20 – 25 liter. Selama proses pembuatan, roti dan air ditambahkan dalam beberapa hari, dan kvas dapat disajikan kembali.
Kvas yang dibuat seperti ini setara dengan bir beralkohol rendah. Jika kita menganalisis resep kuno, kvas lebih seperti madu dan bir yang direbus.
Dokumen-dokumen abad ke-11 hingga ke-12 sering menyinggung pivo ‘bir’. Kata ini asalnya berarti “minuman”, tapi kemudian mengacu pada minuman beralkohol. Namun, bir tersebut berbeda dengan yang kita kenal sekarang.
Bir yang pada era Rusia kuno disebut Ol atau Olous tak hanya diproduksi dari jelai, tapi juga dengan tambahan lain berupa bahan-bahan herbal, seperti sage dan St John's-wort. Kemudian, Ol dikenal sebagai bir.
Artikel ini disusun berdasarkan materi yang dipublikasikan dalam buku William Pokhlebkin, “The History of Vodka”.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda