Presiden Belarus Alexander Lukashenko dan President Rusia Vladimir Putin selama pertemuan menjelang sidang Mahkamah Dewan Kenegaraan Uni Persemakmuran Rusia dan Belarus (Union State).
Alexei Druzhinin / TASSAleksander Lukashenko pernah salah menyebutkan nama di tengah negosiasi di Minsk dengan Presiden Putin selaku delegasi Rusia. Lukashenko tengah duduk di kursi yang berseberangan dengan Putin ketika ia tiba-tiba menyambutnya sebagai “Yang terhormat Dmitry Anatolyevich” (Medvedev). Namun, ia segera mengoreksi kesalahannya tersebut, "Yang terhormat Vladimir Vladimirovich”, dan kemudian juga menyapa Medvedev yang berada di kejauhan.
Presiden Belarus Alexander Lukashenko dan President Rusia Vladimir Putin selama pertemuan menjelang sidang Mahkamah Dewan Kenegaraan Uni Persemakmuran Rusia dan Belarus (Union State). Sumber: Alexei Druzhinin / TASS
Saat mencoba memberikan klarifikasi, Lukashenko mengatakan bahwa pada hari itu dia dengan Dmitry Medvedev sempat berbincang-bincang tentang resep. Namun, resep apa yang membuat antusias kedua politisi tersebut hingga saat ini masih menjadi misteri.
Peristiwa lucu di Minsk tersebut bukanlah hal pertama yang melibatkan Putin dan menarik perhatian pers. Sebelumnya, hal lain yang tak kalah menarik pernah terjadi pada upacara pembukaan pertemuan petinggi APEC di Beijing pada November 2014 di atas podium. Putin yang mengira bahwa istri presiden Tiongkok merasa kedinginan memutuskan untuk memberikan selimutnya untuk menghangatkan. Xi Jinping pada saat itu tengah antusias berdiskusi dengan Obama.
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) memberikan selimutnya kepada Peng Liyuan, istri Presiden Tiongkok Xi Jinping, saat mereka menonton pertunjukan kembang api untuk merayakan pertemuan para pemimpin APEC di Beijing. Sumber: Reuters
Peng Liyuan berterima kasih kepada Putin, tapi ia segera melepaskan selimut tersebut dan mengenakan jaketnya. Insiden ini sontak menjadi sorotan media Tiongkok dan dunia. Sejumlah media melansir berita bahwa perempuan Tiongkok menganggap tindakan tersebut tidak dapat diterima, khususnya jika dilakukan oleh lelaki asing. Media menjuluki kejadian yang melibatkan sang presiden Rusia tersebut dengan sebutan “coatgate”.
Juru bicara kepresiden menjelaskan bahwa siapa saja bisa berhadapan dengan situasi yang dihadapi Putin. “Tradisi atau bukan, perempuan atau bukan, tetapi rasa dingin itu sama. Oleh karena itu, tindakan Presiden Putin yang memberikan selimutnya adalah hal yang biasa. Tindakan yang bisa dilakukan semua orang,” kata Dmitry Peskov menanggapi kritik yang ditujukan kepada Presiden Putin.
Belum lama, tersiar kabar mengenai kasus lain yang melibatkan presiden Rusia. Hal tersebut terjadi dalam pertemuan sang presiden dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Sochi pada 2007. Putin kala itu membawa serta anjing Labradornya yang bernama Koni.
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Rusia Vladimir Putin melihat ke arah Koni, anjing sang presiden, sebelum pembicaraan mereka di kediaman Putin di dekat resor Laut Hitam di Sochi, 21 Januari 2007. Sumber: Reuters
Merkel, yang ternyata takut pada anjing tampak gelisah setiap kali Koni mendekat. Putin mencoba untuk meyakinkan Merkel dengan mengatakan bahwa anjingnya tidak biasa menggigit. Putin pun meraih tali rantai anjing peliharaannya dan menepuknya perlahan. Media Barat melansir berita bahwa mustahil jika Presiden Putin tidak mengetahui akan ketakutan Merkel terhadap anjing.
Namun, dalam wawancaranya dengan media asal Jerman Bild pada bulan Januari 2016, Putin menyatakan bahwa ia benar-benar tidak mengetahui hal tersebut dan menyampaikan rasa maafnya kepada Merkel.
Tokoh lain yang sempat terlibat “skandal internasional” rupanya adalah pendahulu Putin di kursi presiden, yaitu Dmitry Medvedev. Pada KTT di Seoul, Maret 2012, isu ranah publik adalah bagian dari percakapan pribadi antara pemimpin Rusia dan AS. Namun, kala itu kedua presiden tidak menduga bahwa terdapat sejumlah mikrofon yang menyala.
Presiden AS Barack Obama (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev dalam pertemuan bilateral sebelum menghadiri KTT Keamanan Nuklir 2012 di Seoul, Korea Selatan. Sumber: Reuters
“Ini adalah pemilu terakhir saya. Setelah pemilu, saya akan memiliki lebih banyak ruang untuk bermanuver,” kata Obama kepada Medvedev. Yang dimaksud Presiden Obama adalah kebijakan AS terkait program pertahanan rudal negara tersebut yang sangat mengkhawatirkan Rusia setelah dirinya kembali terpilih sebagai presiden akan lebih fleksibel. “Saya mengerti. Saya akan menyampaikan informasi ini kepada Vladimir,” kata Medvedev mengacu kepada Putin.
Lawan Obama pada pemilu 2012 lalu, Mitt Romney, seorang republiken, menuduh konsesi Obama ke Moskow. Namun, hal tersebut pun tidak membuat Romney memenangkan pemilu.
Peristiwa lucu yang melibatkan kepala diplomasi Rusia dan AS berlangsung pada awal semester pertama pemerintahan Obama. Pada Maret 2009, Menlu AS Hillary Clinton yang berkeinginan memulai hubungan baru dengan Moskow memberikan tombol besar bertuliskan “Reset” kepada Sergey Lavrov. Pada tombol tersebut juga tertulis huruf latin “Peregruzka”. Lavrov pun mengoreksi Clinton karena seharusnya penulisan yang benar adalah “Perezagruzka”.
Pertemuan pertama Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dan mitranya, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, di Intercontinental, Jenewa. Clinton memberikan Lavrov hadiah berupa tombol besar dengan tulisan "perezagruzka" dalam huruf Latin. Sumber: Eduard Pesov / RIA Novosti
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda