Svetlana Alexievich lahir ki kota Ivano-Frankivsk, Ukraina, tumbuh di Belarus dan karya pertamanya dipublikasikan di Uni Soviet. Saat ini, bukunya telah diterjemahkan ke dalam puluhan bahasa. Perempuan berusia 67 tahun ini bekerja sebagai jurnalis investigasi. Namun karya sastranya beragam, dan tak selalu elegan. Berikut beberapa buku karya Alexievich, yang membuatnya memenangkan penghargaan Nobel.
War's Unwomanly Face (1985)
Buku pertama Alexievich adalah mengenai perempuan di garis depan. Isu yang diangkat bukanlah hal baru. Namun, hal yang menarik dari buku ini adalah keterusterangan seorang jurnalis berusia 35 tahun dengan lawan bicaranya, yang berbagi seputar pengalaman mengerikan yang ia alami dengan detil alami, yang membuat kedangkalan halaman utama terdengar seperti tuduhan.
Buku ini dikirim untuk dipublikasikan pada 1983, namun baru terbit pada masa perestroika, memicu badai tuduhan pasifisme, naturalisme, dan fitnah. Namun pada 1986, buku ini menerima penghargaan Piala Pemuda Komsomol Lenin dari Uni Soviet dan diterjemahkan ke dalam sejumlah bahasa, dari Bulgaria, Mandarin, hingga Jepang, dan menjadi inspirasi banyak pertunjukan dan film (termasuk pertunjukan yang ditulis oleh Alexievich sendiri).
Zinky Boys (1989)
Sebuah buku baru, sebuah titik luka baru: Afghanistan. Alexievich menghabiskan emat tahun mengumpulkan materi mengenai perang terakhir Uni Soviet, bahkan pergi ke Afghanistan. Namun, buku ini lebih menceritakan ketakutan semua keluarga yang memiliki putra yang mulai tumbuh dewasa: Ia akan diambil, dikirim ke 'Afgan' dan kembali dalam peti timah. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, Inggris, Prancis, dan Jepang.
Enchanted with Death (1993)
Di tengah investigasi jurnalistik adalah mereka yang memilih untuk menyerahkan hidupnya, mereka yang telah kehilangan makna hidup setelah perubahan besar dalam tatanan sosial. Buku ini pertama kali terbit dalam bahasa Belarus (mungkin satu-satunya buku berbahasa Belarus sepanjang karir Alexievich). Namun, Alexievich segera menyadari bahwa masalah itu berkaitan tak hanya dengan negara asalnya, yang hanya berpenduduk sepuluh juta orang, namun seluruh bangsa raksasa yang baru runtuh. Tahun berikutnya, buku ini dipublikasikan dalam bahasa Rusia, kemudian dalam bahasa-bahasa lain.
Voices from Chernobyl (1997)
Hal yang menarik bagi Alexievich mengenai kecelakaan di Chernobyl bukanlah konsekuensi fisik atas bencana nuklir tahun 1986, melainkan jejak tak terhapuskan yang membekas di benak masyarakat. Buku dalam bahasa Ukrania, Swedia, Jerman, Jepang, dan Inggris lalu segera diterbitkan.
Second-hand Time (2013)
Buku terakhir yang dipublikasikan Alexievich menceritakan bubarnya Uni Soviet. Ia menyuarakan mereka yang bertahan dari krisis, namun seperti yang terlihat dari judul buku, menjadi 'orang-orang kelas dua'. Dan hal ini sangat penting karena buku-buku Alexievich, meski ditulis dalam gaya jurnalisme investigasi, berkonsentrasi pada rasa kasih terhadap 'pria kecil', memerhatikan kebutuhan dan harapannya, dan melanjutkan tradisi penulis seperti Gogol dan Dostoevsky.
Tak heran Second-hand Time menerima Piala Perdamaian dalam German Book Trade (2013) dan Ordre des Arts et des Lettres (2014). Mungkin buku ini yang mengantarkan ia terpilih menjadi pemenang Nobel. “Untuk tulisannya yang menyuarakan banyak nada, monumen bagi penderitaan dan keberanian di masa kita,” sebut pihak Akademi Swedia saat mengumumkan kemenangan Alexievich.
Buku terjemahan dalam berbagai bahasa dan daftar publikasi dapat ditemukan di sini (dalam bahasa Rusia).
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda