Malam Idul Adha: Masjid Megah Dibuka di Moskow

Umat Islam pada Hari Raya Idul Fitri melaksanakan ibadah salat Id di luar Masjid Katedral Moskow, di Jalan Prospekt Mira, 17 Juli 2015.

Umat Islam pada Hari Raya Idul Fitri melaksanakan ibadah salat Id di luar Masjid Katedral Moskow, di Jalan Prospekt Mira, 17 Juli 2015.

Kommersant
Masjid terkemuka di Rusia, yaitu Masjid Katedral Moskow yang telah sepuluh tahun menjalani rekonstruksi, secara resmi akan dibuka pada malam Hari Raya Idul Adha (Hari Raya Kurban) tanggal 23 September mendatang. Luas total masjid ini akan meningkat hampir 20 kali lipat dan dapat menampung hingga sepuluh ribu jemaah.

Bangunan baru masjid yang tersohor di Rusia ini memiliki enam lantai dengan puncak kubah setinggi 46 meter dan tinggi menara mencapai 72 meter. Di tengah-tengah masjid tersebut terdapat kubah berlapis emas dan bingkaian ukiran ayat-ayat Al-Quran. Masjid ini dilengkapi dengan tujuh lift, pendingin udara, dan fasilitas bagi penyandang cacat.

Contoh Seni

Pada tahun 1902 tanah di gang Vypolzov, tempat saat ini Masjid Katedral Moskow berdiri, dibeli oleh seorang pengusaha Tatar untuk pembangunan rumah ibadah umat Muslim. Pada tahun 1904 masjid ini berhasil dibangun dan pada tahun 2004 diadakan perayaan ulang tahunnya yang ke-100. Pada saat itu, diputuskan pula untuk melakukan rekonstruksi setelah mendapat dukungan dari Presiden Vladimir Putin dan Kantor Walikota Moskow.

“Mufti Sheikh Ravil Gainutdin mengirimkan surat kepada Vladimir Putin yang menyatakan kebutuhan untuk rekonstruksi,” ujar Wakil Ketua Dewan Mufti Rushan Abbyasov dalam wawancara dengan RBTH. “Masjid ini tidak memiliki pondasi yang kuat dan tak bisa dianggap sebagai masjid modern. Presiden pun menanggapi hal tersebut dengan baik.”

Seniman dan desainer asal Turki, Maroko, dan Uzbekistan menampilkan sketsa bagian depan dan interior untuk diperlombakan. Hasilnya, seorang seniman terkenal dari Republik Tatarstan Firinat Khalikov terpilih menjadi yang terbaik dan memimpin pekerjaan dalam desain arsitektur masjid.

 

Dekorasi masjid ini menggunakan marmer dan malasit. Warna utamanya adalah emas dan biru kehijauan. Hiasan tradisional di dinding menggambarkan masjid Tatar yang dibuat oleh seniman yang secara khusus yang diundang dari Turki. Gambar kaligrafi di bagian kubah, mihrab, dan jendela dengan kaca bewarna─yang berada di bawah pengawasan Hussein Kutlu─menciptakan pola seni dekoratif. Prototipe arsitektur adalah menara Kremlin Moskow dan Kazan.

Respon Masyarakat

Pekerjaan rekonstruksi dimulai pada tahun 2005. Pada tahun 2011, bangunan tua masjid dihancurkan. Hal ini menyebabkan kekecewaan segenap masyarakat dan pembela warisan budaya ibu kota. Koordinator gerakan “Arhnadzor” Rustam Rakhamatullin membuat pernyataan di media bahwa pembongkaran tersebut adalah sebuah tindakan barbar dengan kesewanang-wenangan administrasi. Menurutnya, bangunan itu memiliki nilai sejarah, budaya, dan memori yang unik, tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga bagi seluruh warga kota Moskow.

Sejumlah organisasi dan pemimpin Islam juga mengutuk pembongkaran bangunan dan menyalahkan Dewan Mufti Rusia dengan tindakan ilegal menghancurkan bagian dari sejarah. Pada lain kesempatan, Dewan Mufti menjelaskan bahwa pembongkaran bangunan tua tersebut adalah suatu kebutuhan, melihat kerusakan besar yang dialami oleh gedung dan kekhawatiran akan keselamatan jemaah. Wakil ketua Dewan Mufti Mukaddas Bibarsov menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan sebuah situs muslim bahwa beribadah dengan leluasa di dalam gedung yang tua adalah hal yang mustahil karena gedung sudah rusak dan sempit. Menurutnya, masjid tersebut─sebagai tempat ibadah dalam islam─tidak lagi memiliki nilai kesucian, “Sebelumnya, berbagai masjid pernah direkonstruksi. Itu hal yang wajar dan akan selalu dilakukan.”

 

Rekonstruksi masjid ini juga disertai sejumlah proses pengadilan. Arsitek yang terlibat di dalam proyek menuntut pengakuan hak cipta dan kompensasi atas pemberhentian mereka. Mereka pun sempat dituduh melanggar peraturan pembangunan serta penyalahgunaan dana untuk rekonstruksi. Sebagian kasus pengadilan ini berakhir dengan perjanjian damai.

Untuk Seluruh Dunia

Pembangunan gedung baru masjid ini dibiayai sepenuhnya oleh jemaah masjid. Dari awal pekerjaan rekonstruksi, orang-orang muslim yang ingin berkontribusi dalam pembangunan masjid dapat ikut menyumbangkan dana. Donatur utama adalah anggota dari Dewan Federasi dari Dagestan Suleiman Kerimov yang menyumbangan lebih dari seratus juta dolar AS yang mencakup sebagian besar dari total biaya rekonstruksi.

“Kami juga menerima hadiah dari Turki berupa mimbar dan mihrab,” ujar Rushan Abbyasov. “Sumbangan juga diterima dari Kazakhstan. Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga mengumbangkan sebesar 25 ribu dolar AS atas nama anak-anak Palestina.”

Abbyasov mencatat bahwa di antara warga yang memberikan sumbangan tidak hanya berasal dari kaum Muslim, “Kami di Rusia mempunyai tradisi unik. Pembangunan rumah ibadah melibatkan umat dari seluruh agama.”

Pertanyaan Terbuka

Masjid baru ini akan menjadi salah satu yang terbesar di Rusia, tetapi ini tidak lantas memecahkan masalah minimnya jumlah masjid di ibu kota. Dalam perayaan besar, menurut berbagai perkiraan, Masjid Katedral Moskow akan menampung 60 hingga seratus ribu jemaah, dan sisanya akan mengisi semua jalanan di sekitar masjid.

 

“Untuk salat Jumat saja tiap minggunya kami menerima dari enam ribu hingga sepuluh ribu jemaah,” ujar Abbyasov. “Jadi, setelah resmi dibuka, masjid baru ini dapat dipastikan akan penuh terisi. Tentu saja, masalah kekurangan masjid di Moskow akan tetap ada, tapi kami percaya bahwa masalah ini akan dipertimbangkan kembali oleh kantor walikota.”

“Saya merasa senang bahwa kini di Moskow telah dibangun masjid besar yang modern,” ungkap salah seorang jemaah Albir Sharafutdinov (39) dalam sebuah wawancara dengan RBTH. “Tetapi, menurut saya akan lebih baik jika tidak menghabiskan sejumlah besar uang untuk pembangunan satu masjid besar saja, tapi juga digunakan untuk pembangunan setidaknya dua atau tiga masjid kecil di wilayah lain di kota Moskow. Karena untuk dapat mencapai masjid ini dari wilayah permukiman Moskow menghabiskan waktu satu setengah jam.”

Sebuah Jembatan Antara Timur dan Barat

Diharapkan pada upacara pembukaan bangunan baru Masjid Katedral Moskow ini akan dihadiri oleh para pemimpin Turki, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Palestina, dan negara-negara lainnya. Acara ini juga akan dikunjungi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. “Kunjungan beliau adalah sebagai sinyal penting bagi dunia Arab-Islam,” ujar Rushan Abbyasov. “Ini merupakan sebuah indikasi bahwa umat Islam di Rusia merupakan bagian penting dari Rusia dan dunia Islam.”

“Rusia saat ini berdiri tegak sebagai sebuah jembatan antara Timur dan Barat yang berperan menjaga perdamaian di Timur Tengah,” sambung Rushan Abbyasov. “Rusia secara aktif mengembangkan hubungan dengan negara-negara Muslim dan kami berharap bahwa dengan dibangunnya masjid baru ini akan membantu mengembangkan dan mempererat hubungan ini.”

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki