Bermula dari Kelas Vokal, Kisah Cinta Bersemi di Moskow

Theodolus Sunarjaya
Lima tahun yang lalu, Yulia Guseva dan seorang pria berkewarganegaraan Indonesia, Raymond Junior, bertemu di kelas vokal di People's Friendship University of Russia (RUDN). Semuanya dimulai dengan persahabatan sederhana yang kemudian tumbuh menjadi cinta. Sekarang Yulia sudah fasih berbahasa Indonesia. Pada bulan Oktober mendatang, keduanya akan melangsungkan pernikahan.

“Cinta tak dapat diprediksi. Pria ini tidak berbeda dari orang-orang Rusia lainnya, tidak ada perbedaan antara orang Rusia dan orang Indonesia,” kata Yulia.

Yulia pernah mengunjungi Indonesia dan bertemu dengan keluarga calon suaminya. RBTH berkesempatan menemui Yulia di Kedutaan Besar Indonesia di Moskow pada perayaan Hari Kemerdekaan yang lalu dan ia bercerita tentang awal mula hubungan mereka yang menakjubkan.

RBTH (R):Ceritakan kepada kami, bagaimana awalnya Anda berdua bertemu?

Yulia Guseva (J.G.): Kami bertemu di kelas vokal di RUDN. Kami berdua bernyanyi di sana. Itu lima tahun yang lalu. Saya tidak menyadari bahwa saat itu ialah yang nantinya akan menjadi pendamping hidup saya. Awalnya, kami hanya berbincang tentang negaranya juga tentang negara saya, serta berbagi pengalaman dan entah bagaimana segala sesuatunya terjadi begitu saja.

Raymond sudah tujuh tahun menetap di Rusia. Ia menyelesaikan program master dan pascasarjananya dan kini sudah setahun melanjutkan belajar bahasa Rusia saja.

R: Apakah yang membuat Raymond berbeda dari pria Rusia lainnya?

J.G.: Cinta tidak dapat diprediksi. Itu terjadi begitu saja. Ia mengajak saya menikah dan saya pun menyetujuinya. Pada prinsipnya, ia tidak berbeda dari pria-pria Rusia lainnya, tidak ada perbedaan antara orang Rusia dan orang Indonesia.

 

R: Bagaimana pertemuannya dengan keluarga Anda?

J.G.: Pertemuan terjadi secara bertahap. Pada awalnya saya hanya menunjukkan video dan foto saat kami hanya berteman, bepergian bersama, selayaknya kehidupan kampus yang normal. Kemudian secara perlahan-lahan mereka bertemu. Orangtua saya tinggal di Sarov (wilayah Nizhniy Novgorod, 480 kilometer dari Moskow). Lalu bergantian orangtua saya juga datang mengunjungi kami di Moskow.

R: Lalu, bagaimana kisah perkenalan Anda dengan negara dan keluarganya?

J.G.: Keluarga Raymond tinggal di Jakarta meskipun mereka berasal dari Sumatera Utara—keluarganya berasal dari suku Batak. Perkenalan pertama sangat mengerikan, saya masih belum mengerti bahasa Indonesia, saya menggunakan gestur tubuh dan menggunakan kata-kata sederhana seperti misalnya kata “ambil”. Lalu, sedikit demi sedikit, saya pun mulai mempelajari bahasa Indonesia. Namun, pada awalnya, kami tidak langsung dengan jelas mengatakan, “Ya, kami pasti akan menikah,” kami hanya menjalaninya seperti teman baik.

R: Apakah harapan Anda berdua dari pernikahan ini? Bagaimana kalian berdua menanggapi perbedaan budaya, agama dan geografis?

J.G.: Untuk masalah agama, tidak ada masalah. Raymond adalah seorang Katolik, saya pun demikian. Dia ingin tinggal di Moskow, kota yang baginya sangat berharga. Raymond mencintai orang-orang Rusia dan tidak ingin meninggalkan Rusia.

 

R: Apakah kalian berencana memiliki keluarga besar seperti kebanyakan orang Indonesia atau lebih memilih keluarga kecil?

J.G.: Untuk masalah anak, saya hanya akan mengikuti takdir. Kami akan bahagia dengan apa pun yang dianugerahkan Tuhan kepada kami.

R: Di antara teman-teman Anda, pasangan-pasangan muda, di mana biasanya terjadi pernikahan yang berbeda kewarganegaraan?

J.G.: Tentu saja, di RUDN banyak sekali terjadi terjadi hal semacam ini.

R: Apakah kalian memiliki hobi yang sama? Pertama, seperti yang kami ketahui yaitu hobi kalian bernyanyi?

J.G.: Ya, kami berdua suka menyanyi. Kami gemar membahas buku, kami sangat mencintai budaya satu sama lain. Kami suka mendiskusikan hubungan antarbudaya. Raymond juga mengetahui banyak bahasa, itu sangat bermanfaat karena dengan begitu saya bisa banyak bertanya kepadanya. Untuk pergi berwisata bersama-sama, saat ini belum bisa terlaksana. Namun, kami sangat ingin melakukan perjalanan bersama-sama mengelilingi Rusia.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki