Universitas Negeri Moskow. Foto: Andrei Lukin/TASS
Pada Kamis (4/12) larut malam di Moskow, untuk kedua kalinya diumumkan peringkat universitas-universitas negara anggota BRICS dan negara ekonomi berkembang terbaik (Times Higher Education BRICS & Emerging Economies Rankings 2015) dalam pertemuan pertama universitas-universitas BRICS.
Media Inggris Times Higher Education adalah salah satu majalah internasional yang paling berpengaruh dalam dunia pendidikan tinggi. Media ini menerbitkan peringkat universitas internasional setiap tahunnya, yang dinilai sebagai salah satu dari tiga rating paling berpengaruh di dunia.
Posisi lima besar dalam peringkat tersebut ditempati oleh Peking University (1) dan Tsinghua University (2), disusul Middle East Technical University (3) asal Turki dan University of Cape Town (4) asal Afrika Selatan. Moskow State University (MGU) masuk dalam daftar lima besar tersebut.
Terdapat tujuh universitas asal Rusia yang masuk ke dalam peringkat seratus besar, di antaranya National Research Nuclear University (13), Novosibirsk State University (34), dan Saint Petersburg State Univesity (64).
Yaroslav Kuzminov, Rektor Sekolah Tinggi Ekonomi—salah satu universitas terbaik di Rusia yang belum berhasil menempati peringkat dalam daftar tersebut—mengatakan bahwa kesuksesan yang diraih universitas Rusia tak lepas dari usaha pemerintah yang sejak 2006 lalu secara sistematis berinvestasi untuk meningkatkan daya saing pendidikan tinggi Rusia.
Fungsi Peringkat
Redaktur Times Higher Education Phil Bety mengatakan bahwa tujuan utama mereka membuat rating terpisah bagi negara-negara ekonomi berkembang adalah untuk membantu menemukan para pemimpin-pemimpin baru dalam dunia pendidikan di negara-negara yang berada di bawah bayang-bayang universitas Amerika Utara dan Eropa Barat yang mendominasi sebagian besar peringkat utama.
“Itu seperti menyalakan lampu untuk dapat melihat bintang yang gemerlap. Fakta bahwa dari peringkat di seluruh dunia hanya terdapat sepuluh universitas dari negara ekonomi berkembang yang masuk ke peringkat 200 besar dunia memiliki arti tersendiri. Kami ingin menyampaikan bahwa ada universitas-universitas yang menarik dan dinamis di wilayah-wilayah tersebut,” papar Bety.
Ia mengatakan, pemisahan universitas BRICS di daftar tersendiri tidak membuat peringkat itu menjadi “kelas dua”, karena kriteria-kriteria yang diterapkan kepada universitas tersebut sama dengan yang digunakan dalam rating utama.
“Kami dapat menaruh mereka dalam konteks yang sama. Tidak semua universitas mampu bersaing dengan Standford atau Oxford, jadi kami saat ini menggunakan sistem dan patokan yang sama, sehingga kami mampu memberikan lebih banyak data, lebih banyak informasi untuk kisaran universitas yang lebih besar dan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang potensi dan tempat mereka di dunia”.
Yaroslav Kuzmin pun sependapat dengan Phil Bety. “Mengelompokan universitas-universitas negara BRICS ke dalam grup berbeda merupakan hal yang benar-benar adil. Di negara-negara tersebut terdapat sistem pendidikan universitas yang luas, oleh sebab itu sangat masuk akal untuk mencari universitas-universitas dengan kemampuan bersaing yang lebih tinggi dari negara-negara itu,” kata Kuzmin.
Tantangan Terhadap Pendidikan Barat
Berdasarkan pernyataan Direktur Institut Pendidikan Sekolah Tinggi Ekonomi, Isak Frumin, masih ada satu alasan lain mengapa para pakar tertarik mengamati perkembangan peringkat universitas di BRICS dan negara ekonomi berkembang. Frumin menilai bahwa di masa yang mendatang akan terbentuk sistem pendidikan tinggi khusus di negara-negara dengan ekonomi berkembang, yang berbeda dengan sistem yang dimiliki oleh negara Amerika-Inggris yang dominan saat ini.
Wakil Menteri Pendidikan Rusia Aleksander Povalko mengatakan, “Ambisi untuk mencapai puncak peringkat bukanlah tujuan utama dari proyek. Peringkat hanya menjadi indikator penting di antara yang lain, untuk mengukur performa universitas. Proyek pencapaian peringkat lima hingga seratus besar adalah sebuah inisiatif akademis komperhensif unggul, yang menyatukan universitas-universitas papan atas Rusia di belakang tujuan transformasi institusi pendidikan yang mendalam, berdasarkan model-model dan praktek internasional,” jelas Povalko.
Program ‘5-100’
Selain 14 universitas yang masuk ke dalam program ambisius peringkat lima hingga seratus dari Rusia, terdapat 30-40 universitas Rusia yang beberapa waktu terakhir ini meningkatkan kualitas pendidikannya secara tajam. Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Sekolah Tinggi Ekonomi Yaroslav Kuzmin kepada RBTH.
“Ini adalah hasil inisiasi Menteri Pendidikan Rusia pada 2006 lalu, Andrey Fursenko, untuk membuat kelompok-kelompok universitas yang telah diberi dukungan penuh dalam program pengembangan pendidikan. Awalnya, mereka terdiri dari 62 universitas. Pada 2013, program dengan nama ‘5-100’ telah dimulai. Program tersebut memilih 15 universitas yang memiliki peluang tertinggi untuk bersaing di dunia internasional,” kata Kuzmin menerangkan.
Sepuluh Takhayul Ujian yang Dipercaya Siswa Rusia
Sumber Populer Belajar Bahasa Rusia Otodidak: Dari Kamus Sampai Kursus Online
Bahasa Rusia Sebagai Lingua Franca
Syarat Baru Kuliah di Rusia untuk Mahasiswa Asing
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda