Orang Rusia mempelajari bahasa asing tidak hanya untuk kepentingan profesional semata. Foto: Alexey Kudenko/RIA Novosti
VTsIOM pertama kalinya menggelar jajak pendapat mengenai bahasa asing dengan melibatkan 1,6 ribu penduduk Rusia dari 130 titik pemukiman di Rusia. Hampir semua peserta (92 persen) menilai bahasa asing perlu dipelajari di sekolah. Di kota-kota terbesar Rusia, yakni Moskow dan Saint Petersburg, jumlah tersebut lebih tinggi, yakni mencapai 98 persen. Namun, terdapat empat persen responden yang menanggap mata pelajaran bahasa asing adalah hal yang berlebihan. Pendapat tersebut didukung oleh satu persen peserta jajak pendapat dari kota Moskow dan Saint Petersburg.
Hampir tiga perempat responden (74 persen) setuju bahwa kemahiran berbahasa asing akan berguna bagi anak-cucu mereka. Sebagian dari responden yang berpendapat demikian tergolong generasi muda (82 persen berasal dari kelompok usia 25-34 tahun) serta memiliki tingkat pendidikan yang tinggi (81 persen). Sementara, jumlah responden yang menilai bahwa bahasa asing tidak akan berguna bagi generasi penerusnya tidak lebih dari lima persen di setiap kategori responden.
Pilihan Bahasa Standar
Bahasa yang paling berguna menurut data dari jajak pendapat adalah bahasa Inggris (92 persen), disusul oleh bahasa Jerman (17 persen), Mandarin (15 persen), dan Prancis (sepuluh persen). Adapun di luar keempat bahasa tersebut terdapat pula bahasa Italia, Arab, dan Finlandia yang mendapatkan suara masing-masing sebesar satu persen.
Kepala Departemen Bahasa Asing Fakultas Ekonomi Dunia di Sekolah Tinggi Ekonomi Rusia Irina Yakusheva mengatakan bahwa terlepas bahasa Inggris adalah mata kuliah wajib bagi para pelajar, terdapat pula kebutuhan akan bahasa Jerman, Spanyol, Italia, Mandarin, dan Prancis. “Sejak departemen ini terbentuk, minat pasar berubah-ubah setiap tahunnya. Mahasiswa dapat memilih bahasa keduanya mereka antara delapan pilihan yakni Arab, Jepang, Tiongkok, Spanyol, Jerman, Prancis, Portugal, dan Italia,” terang Irina Yakusheva. “Bahasa yang benar-benar baru untuk kita adalah Portugal. Kami perlu menarik para mahasiswa untuk mempelajari bahasa tersebut.”
Yakusheva mengatakan bahwa keluarga merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam pemilihan bahasa. Namun saat ini, yang menjadi prioritas adalah kepentingan pragmatis. ”Bahasa Jerman dipilih karena kami memiliki spesialis di bidang ekonomi. Rusia dan Jerman memiliki hubungan ekonomi yang cukup erat dan mempelajari bahasa Jerman berhubungan dengan penjaminan tempat kerja,” kata Yakusheva. “Alasan lain memilih mempelajari bahasa Jerman dan Spanyol adalah agar mereka bisa mengambil S2 di negara tersebut, karena di sana biaya pendidikan lebih murah atau bahkan gratis. Meski program S2 di negara-negara tersebut menggunakan bahasa Inggris, namun banyak pelajar yang merasa lebih percaya diri jika mereka menguasai bahasa asli kedua negara itu.”
Beberapa waktu lalu, sempat ada pula tawaran untuk mulai mempelajari bahasa Korea, Hindi dan Finlandia. Namun, banyak pihak yang menolak hal tersebut karena tidak adanya prospek yang signifikan.
Tujuan Belajar Bahasa Asing
Orang Rusia mempelajari bahasa asing tidak hanya untuk kepentingan profesional semata. Seorang narasumber bernama Nina bercerita kepada RBTH, ia mempelajari bahasa asing agar dapat berguna saat mengunjungi negara tersebut dan berbicara dengan penduduk setempat. Nina sendiri memiliki kemampuan dasar bahasa Jerman, Spanyol, Prancis, dan Italia. “Bukan berarti saya menguasainya dengan baik, namun para penduduk setempat memahami saya dan itu sudah cukup,” kata Nina.
Lain dengan Semyon, seorang pria yang sempat belajar bahasa Spanyol ketika masih menjadi mahasiswa. Ia memutuskan untuk kembali mempelajari bahasa tersebut untuk melatih daya ingatnya. “Saya belajar melalui Skype dengan pengajar bahasa Spanyol, atau dengan menonton film,” kata Semyon. “Sekarang saya sudah bisa membaca buku bahasa asing. Ketika saya muda dulu, daya ingat saya lebih baik dari sekarang, namun tidak ada keinginan untuk mempelajari bahasa asing.”
Adapua narasumber bernama Oleg yang mempelajari bahasa Jerman karena dia bekerja sebagai wartawan di Rusia dan ingin menulis artikel untuk pers berbahasa Jerman.
Bahasa paling eksotik yang dipelajari narasumber RBTH adalah bahasa Persia. Viktoriya, perempuan yang saat ini sedang mempelajari bidang politik negara Asia Tengah, mulai mempelajari bahasa Persia karena bahasa tersebut enak didengar.
Pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Rusia di Kommersant.
Institut Negeri Bahasa Rusia Pushkin, Sediakan Program Belajar Bahasa Hingga Kuliah Gratis
Belajar Bahasa Rusia, Sulitkah?
Asal Mula Nama Keluarga Para Sastrawan Rusia
Sebutan Uang Dalam Bahasa Rusia: Kubis, Perempuan Tua, dan Lemon
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda