Selama puluhan tahun, banyak yang mengklaim sebagai anggota keluarga dinasti terakhir Rusia yang berhasil lolos dari kematian.
RIA NovostiSang imperator terakhir Rusia Nikolay II dan keluarganya tewas ditembak oleh kaum Bolshevik di kota Yekaterinburg pada tengah malam 16 Juli 1918. Kaisar, permaisuri, empat anak perempuan kaisar, sang pewaris tahta Aleksey, serta beberapa orang terdekat keluarga kaisar terbunuh dalam peristiwa tersebut. Tubuh mereka dikubur secara rahasia dan baru berhasil ditemukan pada 2007 lalu.
Tak lama setalah peristiwa pembantaian keluarga kaisar, muncul kesaksian-kesaksian yang janggal. Ada orang yang mengaku melihat anggota keluarga, bahkan kaisar sendiri masih hidup. Tersiar kabar ada salah satu anak kaisar yang berhasil lolos dari pembantaian itu, dan bahkan ada versi yang mengatakan bahwa pembantaian yang dilakukan merupakan sandiwara belaka. Rumor mengatakan korban yang ditemukan adalah orang lain, sedangkan keluarga Romanov yang asli diam-diam dilarikan ke Eropa.
Selama puluhan tahun, banyak yang mengklaim sebagai anggota keluarga dinasti terakhir Rusia yang berhasil lolos dari kematian. Sudah ada sekitar 230 kali pengakuan seperti itu. Angka tersebut merupakan sebuah rekor dalam sejarah.
Pada akhir 1940-an, seorang perempuan asal Belanda (atau Polandia, masih dalam perdebatan para pakar sejarah) Marga Boodts di Italia mengklaim dirinya merupakan anak perempuan tertua Nikolay II bernama Olga yang berhasil selamat dari pembantaian.
Itu adalah usahanya yang kedua. Beberapa tahun sebelumnya, Boodts sempat mencoba melakukan hal yang sama di Prancis, tapi di sana ia dituduh melakukan penipuan. Namun, usahanya yang terakhir ternyata berhasil.
Meski pada waktu itu terdapat banyak Romanov palsu di Eropa yang berhasil terbongkar kedoknya, Boodts malah berhasil meyakinkan para anggota kerajaan Eropa akan kebenaran kisahnya dan mendapatkan dukungan keuangan dari mereka. Pangeran Prusia Sigismund, yang merupakan saudara sepupu dari Olga Romanov, percaya bahwa Boodts adalah saudara sepupunya yang hilang. Sang pangeran kemudian berupaya meyakinkan publik. Dalam salah satu wawancara, ia mengatakan, “Kami membicarakan hal-hal yang tidak seorang pun tahu, kecuali saya dan Olga.”
Boodts tinggal di sebuah vila di Italia, dan menolak melakukan kontak dengan para wartawan. Boodts meninggal pada 1976. Bisa dikatakan ia adalah satu-satunya contoh pengklaiman diri keluarga Romanov yang berhasil.
Pada 1958, Duta Besar Amerika Serikat di Jenewa mendapatkan surat dari seseorang yang menyebut dirinya sebagai “penembak jitu” dan memiliki hubungan dengan badan intelejen kubu sosialis. Dalam surat itu, ia menawarkan jasanya sebagai agen ganda.
Selang beberapa tahun, sang “penembak” datang ke kedutaan besar di Berlin Barat untuk meminta suaka politik, dan saat itu juga ia mengklaim dirinya sebagai pangeran Aleksey Romanov. Ia menggunakan identitas Mikhail Golenevskiy, seorang anggota intelejen Polandia.
‘Aleksey’ lalu dikirim ke Amerika Serikat. Ia akhirnya bekerja sama dengan badan intelejen Amerika. Namun, itu tidak berlangsung lama karena ia dicurigai sebagai mata-mata yang dikirim KGB (bekas badan intelejen Rusia) dan masih bekerja untuk mereka.
Pangeran Aleksey yang sebenarnya adalah pengidap kelainan genetik Hemofilia, penyakit yang membuat darah penderita sulit membeku. Kelainan ini tidak dapat disembuhkan. Publik tidak percaya pada Aleksey baru itu. ‘Aleksey’ diminta menjelaskan bagaimana ia dapat “sembuh” dari Hemofilia atau bertahan hidup dengan kelainan itu sambil melewati peperangan dan berbagai marabahaya yang terjadi.
Kasus pengakuan diri yang paling terkenal adalah kasus Anna Anderson, yang mengaku sebagai Anastasia Romanov, anak perempuan bungsu Nikolay II. Perempuan muda yang menjatuhkan dirinya dari jembatan di Berlin pada 1920 ini berhasil ditolong dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Saat diperiksa dokter, terdapat banyak bekas luka di tubuhnya, dan di tengkuknya terdapat bekas luka berbentuk bintang berkaki lima. Anna sendiri tidak bisa berbicara bahasa Rusia, tapi sepertinya ia dapat mengerti bahasa tersebut.
Beberapa hari setelah kejadian itu, Anna ditunjukkan foto-foto anggota kerajaan Rusia terakhir tersebut, dan ia langsung dapat mengenali mereka semua. Anna pun mulai dikunjungi tamu-tamu yang mengenal Anastasia kecil, namun mereka menyatakan Anna adalah penyamar. Setelah diselidiki, Anna berasal dari keluarga petani Polandia yang bekerja di pabrik pembuatan bahan peledak. Anna mendapat luka-luka tersebut dari ledakan bahan peledak. Tapi itu diperdebatkan oleh para pendukung ‘Anastasia’ dengan berargumen bahwa Anna tidak bicara bahasa Rusia karena mengalami kejutan psikologis dan berusaha untuk melupakan bahasa aslinya.
Anna memiliki anatomi tubuh yang berbeda, keunikan lengkungan jari jempol kaki miliknya sama dengan milik Anastasia.
Pada 1938, proses persidangan antara Anna Anderson dengan Romanov digelar. Sidang itu berlangsung hingga 1977 dan berakhir tanpa kemenangan pihak mana pun. Klaim pewarisan takhta dinasti Romanov tidak diakui, akan tetapi pembuktian bahwa Anna Anderson bukanlah Anastasia juga tidak berhasil.
Anna meninggal pada 1984. Tes DNA yang setelah itu mulai berkembang pun akhirnya digunakan. Contoh jaringan milik Anna dari bekas operasinya di suatu rumah sakit digunakan sebagai bahan tes DNA. Hasil tes menyatakan bahwa Anna tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga Romanov, dan kelainan bentuk jari miliknya yang cocok dengan milik Anastasia adalah kebetulan. Asal-muasal Anna dari keluarga petani Polandia pun berhasil dibuktikan.
Kini tak ada lagi yang mengaku-ngaku sebagai anak kaisar terakhir Rusia yang masih hidup. Para penerus Romanov palsu masih tetap berusaha mendapat pengakuan sebagai keluarga Romanov, tapi tidak ada yang menanggapi serius hal itu.
Sisa-sisa tulang yang ditemukan dari peristiwa penembakan keluarga Kaisar digunakan untuk melakukan tes genetik. Hasil tes membuktikan bahwa tidak ada seorang pun keluarga Romanov yang berhasil lolos dari pembantaian. Semua sisa tulang itu adalah milik keluarga kaisar Nikolay II yang dibuang ke lubang rahasia tersebut oleh kaum Bolshevik. Sejak itu, berakhirlah keberadaan Romanov palsu untuk selamanya.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda