Pesawat yang akan dibuat adalah produk baru yang siap bersaing di pasar, bukan menjiplak pesawat yang sudah ada. Foto: wikimedia.org/Fred
Hal tersebut diumumkan Presiden UAC Mikhail Pogosyan pada wartawan dalam briefing hasil penandatanganan nota kesepakatan pembuatan pesawat penumpang jarak jauh yang akan dibuat oleh kedua perusahaan. Pogosyan membeberkan detail-detail proyek pembuatan pesawat terbang yang siap bersaing dengan Boeing dan Airbus tersebut.
Volume kebutuhan pesawat berbadan lebar dari 2012 hingga 2032 diperkirakan mencapai delapan ribu unit. Pogosyan menerangkan, proyek gabungan Rusia dan Tiongkok menawarkan pembuatan 600-800 unit pesawat untuk memenuhi kebutuhan pasar internasional.
Detail proyek saat ini masih dirahasiakan. Pogosyan mengatakan bahwa proyek gabungan ini mengemban tugas untuk menjamin keunggulan pesawat dibanding pesaingnya, Boeing dan Airbus. Selain itu, UAC mengungkapkan bahwa pesawat ini tidak hanya diperuntukan bagi pasar Rusia dan Tiongkok, tetapi juga untuk negara lain. “Kami tidak bermaksud bersaing dengan pesawat Boeing-747 dan A-350. Tujuan utama kami fokus pada pasar Asia Tenggara, Rusia dan negara eks-Uni Soviet,” ujar Pogosyan.
Pimpinan UAC tersebut menerangkan, mereka akan menciptakan produk baru yang siap bersaing di pasar, bukan menjiplak pesawat yang sudah ada. “Keunggulan pesawat penumpang berbadan lebar kami terletak pada optimalisasi mesin yang diperuntukkan untuk pangsa pasar tertentu. Contohnya penerbangan jarak yang sangat jauh memiliki memiliki pangsa kecil dalam tranportasi udara dunia, dan pesawat berbadan lebar digunakan dalam penerbangan ini. Kami akan mengembangkan proyek ini berdasarkan kebutuhan pasar,” terang Pogosyan.
Dari pernyataan tersebut dapat diperkirakan pesawat akan memiliki kapasitas 350 tempat duduk dan diperuntukkan untuk penerbangan kurang dari 12 ribu kilometer. Jarak penerbangan inilah yang dipilih sebagai jalur transportasi bagi pesawat jarak jauh berbadan lebar di seluruh dunia.
Keunggulan lain dari pesawat terbang baru yang diungkapkan oleh Mikhail Pogosyan adalah penggunaan mesin penggerak yang diperbaharui dan material komposit (campuran) muktahir yang digunakan dalam proyek pesawat penumpang jarak pendek-menengah Irkut MS-21.
Investasi Menyamai Boeing
Musim panas 2014 ini, UAC bersama COMAC berencana mempresentasikan keunggulan teknis dan ekonomi proyek ini pada pemerintahnya masing-masing.
Besaran investasi kedua negara untuk proyek gabungan ini belum disebutkan, tetapi UAC menegaskan bahwa nilai investasinya bisa dibandingkan dengan proyek Boeing 787 dan Airbus 350. Proyek pengembangan Boeing 787 mencapai 32 miliar dolar AS.
Pengembangan pesawat baru membutuhkan waktu sekitar 7-8 tahun, ditambah waktu 2-3 tahun untuk melakukan uji coba dan memulai produksi massal. Proyek baru ini menjadi salah satu proyek kerja sama internasional terbesar di bidang industri aviasi.
Seperti yang ditulis ITAR-TASS baru-baru ini, pada Selasa (20/5) lalu Presiden UAC dan Pimpinan Board of Directors perusahaan Tiongkok COMAC Jin Zhuanglong telah menandatangani nota kesepakatan kerja sama proyek pesawat penumpang canggih jarak jauh berbadan lebar.
Dalam waktu dekat, kedua belah pihak akan masuk ke tahap realisasi selanjutnya yakni menentukan sistem utama pesawat yang digunakan, arah pengembangan pesawat, serta pembagian kepemilikan yang paling efektif untuk kedua belah pihak.
Berdasarkan laporan ARMS-TASS dan Rossiysskaya Gazetta.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda