Pada tahun 1900, Pameran Paris 1900 berlangsung di ibukota Prancis, kota di mana pencapaian teknologi dan artistik telah dirayakan selama berabad-abad. Sebagai sekutu baru Prancis, Rusia adalah salah satu peserta pameran yang menonjol.
Dari banyak hal yang ditampilkan pada acara tersebut, paviliun Rusia mencuri perhatian warga Paris dengan penampilan Orkestra Besar Rusia yang memainkan alat musik rakyat yang kurang dikenal — 'balalaika'. Sang kepala orkestra, Vasili Andreev, bahkan hingga dianugerahi Legiun Kehormatan dan Medali Emas Besar Pameran. Alat musik unik yang jarang dilihat oleh banyak orang ini dibuat oleh seorang tukang kayu berbakat yang tak memiliki latarbelakang pendidikan formal bernama Semen Nalimov. Kini, instrumen buatan Nalimov ini diburu oleh para kolektor di seluruh dunia.
Semen Nalimov adalah seorang pria berbakat meskipun hidup dalam keterbatasan keuangan."Ia buta huruf, tapi memiliki keterampilan luar biasa dalam pertukangan," demikian atasannya mendeskripsikan karakter Nalimov.
Wilayah Tver. Semen Nalimov.
Kira Lisitskaya (Photo: Public Domain)Berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Nalimov berangkat ke Sankt Peterburg dari desa asalnya di Kegubernuran Vologda untuk mencari pekerjaan. Dalam perjalanannya menuju ibukota Rusia, Nalimov menjadi korban perampokan sehingga tak punya uang untuk melanjutkan perjalanannya. Dia pun terpaksa turun dari kereta di Wilayah Tver dan menetap di sana, ia memutuskan bekerja serabutan sebagai tukang kayu untuk mencari nafkah.
Pada saat itu, sang tukang tidak menyadari bahwa nasibnya yang dirasa kurang baik hingga terpaksa tinggal di Tver sebenarnya merupakan awal dari keberuntungannya — karena bertepatan dengan upaya sebuah keluarga pedagang setempat untuk mempopulerkan balalaika sebagai alat musik.
Vasili Andreev, tahun 1880-an.
Public DomainJauh sebelum Nalimov terpaksa memulai kehidupannya di Wilayah Tver, saudagar setempat Vasili Andreev telah terpikat oleh pesona suara balalaika.
"Di suatu sore yang tenang di bulan Juni, saya sedang duduk santai di teras rumah desa saya. Tiba-tiba saja, saya mendengar alunan musik yang tidak saya kenal. Saya dapat membedakan dengan jelas bahwa suara itu berasal dari sebuah alat musik petik. Suara itu semakin lama semakin terdengar jelas, melodinya mengalir penuh irama — seperti mengajak menari. Pada saat itu, seorang petani perempuan berjalan melintasi halaman dengan memikul ember-ember berisi air di pundaknya. Saya memperhatikan bagaimana ember yang berat itu bergoyang dan air tumpah dari dalam, sementara kaki petani perempuan itu mulai bergerak cepat mengikuti irama musik. Saya pun juga merasa bahwa kaki saya juga ingin melakukan hal yang sama. Saya pun beranjak dari tempat duduk dan berlari menuju suara alat musik itu berasal. Ternyata salah satu pekerja saya sedang duduk di tangga di depan sambil memainkan balalaika! Saya kagum dengan ritme dan keaslian teknik permainannya, sungguh saya tak habis pikir bagaimana alat musik yang tampak sederhana dengan hanya tiga senar itu bisa menghasilkan begitu banyak bunyi," tulis Andreev tentang pertemuan pertamanya dengan alat musik tradisional itu pada 1883.
Karena ingin menjadikan balalaika sebagai alat musik yang diakui oleh masyarakat kelas atas Sankt Peterburg — bahkan, jika memungkinkan — kota-kota besar di Eropa lainnya, Andreev membentuk sebuah orkestra dan mulai mencari seorang ahli kayu berbakat yang mampu membuat balalaika berkualitas.
Andreev pun bertolak ke Sankt Peterburg, namun di sana ia menghadapi penolakan dari para pembuat alat musik yang sudah dikenal pada masa itu. Mereka menolak untuk membuat balalaika karena mereka menganggap alat musik rakyat itu berada di bawah status mereka. Merasa putus asa untuk bisa menyediakan instrumen berkualitas untuk orkestra yang baru dibentuknya, Andreev seperti mendapat angin segar ketika ia mendapat kabar tentang seorang tukang berbakat yang bersedia bekerja dan tahu cara berkreasi dengan kayu.
Semen Nalimov bersama istrinya (kiri) dan saudara perempuannya. Alat musik tradisional, balalaika (di sebelah kanan).
Kira Lisitskaya (Photo: Public Domain; Mikhail Ozerskiy/Sputnik)Andreev dan Nalimov bertemu pada awal 1890-an. Legenda setempat mengatakan bahwa ketika Nalimov ditugaskan untuk menciptakan instrumen, ia berjalan mengitari perkebunan milik Andreev, seraya mengetuk kusen jendela dan pintu kayu miliknya, hal ini dilakukan untuk mengetahui kualitas kayu yang dapat menghasilkan suara terbaik dan membedakan bahan yang sempurna untuk membuat balalaika yang sempurna pula. Pada akhirnya, Nalimov memberi tahu Andreev bahwa ia telah menemukannya: kusen jendela dan pintu perkebunan yang terbuat dari kayu maple gunung kelas satu akan menjadi bahan yang sempurna untuk pembuatan balalaika. Andreev pun memerintahkan agar kusen jendela serta pintu-pintunya itu dilepas dan dibawa ke bengkel Nalimov. Sementara Nalimov mengerjakan instrumen itu, rumah Andreev berdiri tanpa jendela dan tanpa pintu — begitulah cerita yang dikisahkan legenda.
Dilengkapi dengan instrumen dan bahan terbaik, Nalimov akhirnya mampu menghasilkan apa yang diimpikan Andreev: sebuah balalaika sempurna yang suaranya tak seperti alat musik rakyat lain yang pernah didengar Andreev sebelumnya.
"Ada harmoni yang disajikan dalam instrumen yang dibuat oleh Nalimov. Dalam hal ini, kepiawaian Nalimov dalam membuat instrumen berdawai dinilai sudah mendekati Stradivari. Instrumennya memberikan ekspresi yang akurat dari harmoni tertentu. Suara yang dikeluarkannya sangat terkonsentrasi, terstruktur, dan cukup kompleks. Kedalaman suaranya tidak hanya berasal dari pemainnya, tetapi dari instrumen itu sendiri," kata komposer dan pemain balalaika Rusia, Alexey Arkhipovsky.
Semen Nalimov.
Public DomainMemang, instrumen buatan Nalimov dianggap sangat berharga saat ini. Para kolektor dari berbagai negara bermimpi untuk mendapatkannya. "Terdapat daftar inventaris tidak resmi dari instrumen Nalimov. Daftar itu dibuat oleh para penggemarnya, jumlahnya sekitar 125 instrumen. Namun, sebagian di antaranya berada di luar negeri, karena orang asing benar-benar mengincar instrumen-instrumen ini," kata Andrey Gorbachev, Kepala Departemen Instrumen Musik Berdawai Rakyat di Akademi Musik Gnessin Rusia.
Semen Nalimov meninggal pada 1916 di usia 59 tahun dan meninggalkan warisan yang cukup besar. Ia telah membuat sekitar 300 instrumen termasuk balalaika, dombra, dan lainnya. Ia mendapat julukan "Stradivari balalaika", dan dikenang berhasil mengabadikan instrumen rakyat bersama tuannya yang setia — Vasili Andreev.
Pembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda