Barentsburg, permukiman Rusia di Svalbard, Norwegia.
Legion MediaBaikonur adalah sebuah kota di selatan Kazakhstan yang memiliki sebuah kosmodrom bernama sama, yang digunakan Rusia untuk semua misi angkasa luarnya hingga 2016. Pemerintah Rusia menyewa kosmodrom dan wilayah sekitarnya, yang secara efektif menjadikan tempat itu sebagai miliknya sendiri hingga masa sewanya habis pada 2050. Wilayah ini memiliki status resmi sebagai kota penting federal Rusia. Mata uang dan hukum rusia juga digunakan di sana. Semua rambu jalan juga dibuat dalam bahasa Rusia. Patung Vladimir Lenin bahkan masih berdiri di alun-alun pusat hingga saat ini.
Pada masa Soviet, semua spesialis ruang angkasa dari seluruh negeri berkumpul di Baikonur. Namun, setelah keruntuhan Soviet dan Kazakhstan menjadi negara merdeka, Rusia menandatangani perjanjian sewa dengan biaya tahunan $200 juta untuk properti tersebut.
Seseorang hanya dapat masuk ke kota dengan izin. Namun, tidak sulit untuk mendapatkannya, bahkan untuk orang asing sekali pun. Penduduk kota dapat mengurus undangan untuk tamu atau bisa juga mendaftar melalui operator tur. Tur Baikonur termasuk menonton peluncuran roket. Jadi, harganya sangat mahal: 95.000 rubel (Rp18,6 juta, dengan kurs Rp196 per rubel) untuk orang Rusia dan $5.800 (Rp82,9 juta, dengan kurs Rp14.290 per dolar)untuk orang asing.
Tanah seluas 495 meter persegi yang terletak di Pegunungan Alpen Swiss ini diperoleh Rusia pada akhir abad ke-19. Pada 1799, Jenderal Suvorov berangkat ke Swiss bersama dengan pasukan koalisi Austria. Rusia kehilangan 2.000 orang di perlintasan Saint Gothard. Misi untuk menendang Prancis keluar dari Swiss tidak pernah tercapai dan pasukan koalisi harus mundur karena kekalahan yang besar. Namun, para sejarawan berpendapat bahwa operasi militer yang gagal itu telah membuat Rusia lebih terkenal dan terhormat daripada operasi militer mereka yang paling sukses.
Beberapa dekade kemudian, komunitas Swiss di Urseren menyerahkan hak atas sebidang tanah di Pegunungan Alpen kepada Rusia, untuk memungkinkan pembangunan monumen (didirikan oleh Pangeran Rusia Sergey Golitsyn pada pada 1898). Menariknya, pemerintah Swiss sendiri tidak mengetahui tentang hal itu dan berita tentang "pulau" itu baru menyebar pada 1970-an.
Komunitas pertambangan Rusia di Barentsburg adalah bagian dari Perjanjian Spitsbergen 1920, yang menurut perjanjian itu, setiap negara yang berpartisipasi (jumlah mereka lebih dari 50) memiliki hak untuk melakukan berbagai kegiatan di kepulauan itu. Namun, hak istimewa itu saat ini hanya dimanfaatkan oleh Rusia.
Soviet dulu memiliki tiga permukiman di sana. Dua di antaranya ditinggalkan setelah produksi batu bara berhenti, sementara yang satunya masih berjalan dengan subsidi pemerintah.
Ada sekitar 400 orang Rusia yang tinggal di sana dan mereka semua tidak memerlukan visa. Tujuan utama mereka ke sana adalah untuk sif kerja. Beberapa tahun belakangan, pariwisata mulai berkembang di sana. Untuk menambahkan beberapa daya tarik, orang-orang Rusia bahkan memasang sisa-sisa kehadiran Soviet di sana — sebuah tugu bertuliskan "Tujuan kami adalah komunisme" yang mereka temukan di gudang setempat. Permukiman ini memiliki sekolah, museum, taman kanak-kanak, hotel, hostel, kandang anjing kereta luncur, dan pusat pengembangan keterampilan.
Pada 2010, Rusia mengalahkan Kanada dan Arab Saudi untuk hak membeli sebidang tanah di tepi Sungai Seine, tepat di samping Menara Eiffel. Tanah itu dibeli seharga 75 juta euro (sekitar $100 juta pada saat itu).
Area Tanggul Branly berukuran 4.245 meter persegi dan merupakan proyek arsitek Jean-Michel Wilmotte. Kompleks ini memiliki Katedral Tritunggal Mahakudus Ortodoks, pusat pameran, sekolah, gedung administrasi keuskupan, aula konser, dan akomodasi untuk para pendeta. Secara hukum, tanah itu milik Kedutaan Besar Rusia sehingga wilayah tersebut memiliki kekebalan diplomatik.
Pada 2008, Rusia mendapatkan kembali kepemilikan tiga bidang tanah di Yerikho, di tepi barat sungai Yordan. Tanah-tanah itu dibeli oleh para pendeta Rusia menggunakan uang sumbangan pada abad ke-19. Namun, tanah itu telah berpindah tangan beberapa kali, dari satu ketua Masyarakat Imperial Ortodoks Palestina (LSM ilmiah-kemanusiaan yang dibuat di Rusia) ke yang lain. Pada akhirnya, setelah ketua terakhir meninggal, timbul permasalahan hukum untuk mendaftarkan ulang tanah tersebut kepada pemerintah Rusia dan masalah itu baru diselesaikan satu abad kemudian.
Di atas lahan seluas 12 ribu meter persegi tersebut berdiri sebuah tempat suci Kristen — pohon ara Zakheus. Menurut Injil Lukas, pohon itu adalah tempat pertemuan Yesus dengan pemungut cukai Zakheus.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda