Memperoleh pencapaian virtual atau mengajak teman Anda mungkin saja merupakan dorongan yang diperlukan bagi sebagian orang untuk mulai peduli terhadap lingkungan. Clean Game merupakan kompetisi seru di antara beberapa tim. Para peserta bersaing dengan mengumpulkan dan memilah sampah, serta mendapatkan hadiah atas keikutsertaan tersebut. Selama permainan, peserta menggunakan aplikasi seluler — anggaplah seperti Pokemon Go, tetapi dengan sampah!
Dmitry Ioffe.
Press PhotoSaat pelaksanaan, peserta menggunakan aplikasi seluler khusus yang menunjukkan peta wilayah permainan dan lokasi dengan sampah yang perlu dikumpulkan. Mereka kemudian berlari ke tempat sampah itu, mengumpulkannya, memberikannya kepada para sukarelawan, dan mendapatkan poin untuk itu. Para perserta dapat mengetahui peringkat timnya melalui tabel daring yang tersedia.
“Dalam format klasiknya, Clean Games adalah tamasya yang menyenangkan bagi seluruh warga kota, sebuah festival, permainan seru berhadiah, dengan para peserta mencari artefak, memecahkan teka-teki ekologi, mengumpulkan dan memisahkan sampah, serta mendapatkan poin untuk itu,” kata Dmitry Ioffe, sang pembuat gim.
Program Clean Games sebenarnya dimulai pada 2014. Saat itu, Dmitry bekerja di dunia startup IT. Dia secara bersamaan mengembangkan gim permainan peran/karakter dengan aksi secara langsung, dengan latar di kota maupun di alam terbuka (terutama di hutan). Suatu hari, Dmitry dan teman-temannya pergi mendaki ke Danau Vuoksa. Di sana mereka menemukan tumpukan sampah. Dari situlah terungkap bahwa tidak akan ada yang datang untuk membersihkan pulau-pulau yang menghiasi danau tersebut dan tumpukan sampah pun akan terus menggunung.
Ketika itulah Dmitry mendapat ide untuk membuat permainan peran, dengan sampah menjadi emas dan poinnya, serta hadiah akan diberikan bagi yang mengumpulkannya.
“Kami ingin kegiatan membersihkan menjadi hobi yang menarik, dan tidak hanya orang-orang yang sudah terlibat dalam perlindungan lingkungan yang akan bergabung dengan kami, tetapi juga mereka yang tidak pernah bersentuhan dengan aktivitas tersebut. Kemudian, kami menyadari bahwa akan lebih mudah untuk menarik orang jika permainannya tidak bermain peran, tetapi mirip dengan olahraga, dengan aturan yang jelas bagi semua orang,” jelas Dmitry.
Gim ini gratis untuk diikuti dan dapat dilakukan di bagian mana pun di Rusia ataupun di luar negeri ini. Satu babak permainan memakan waktu sekitar 1,5—2 jam. Kompetisinya sendiri berlangsung selama 1 jam, dan selebihnya ada piknik dan pemberian penghargaan bagi para pemenang.
Dmitry Ioffe.
Press PhotoBiasanya, di mana saja, antara 30 dan 1.500 orang dapat berpartisipasi dalam satu gim apa pun. Namun, tahun ini, Dmitry bangga karena ‘Piala Kebersihan Musim Semi’ (24—25 April) diikuti hampir 4.000 peserta. Itu berlangsung di wilayah Karakulino di Republik Udmurtia. Sekitar 40% dari total populasi daerah itu berpartisipasi dalam gim tersebut.
Memang, peserta gim ini berasal dari segala usia dan minat. Elemen permainan menjadi daya tarik yang besar: ini adalah sesuatu yang tidak biasa dan cara untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman di udara segar. Format ini sangat populer di kalangan orang tua, guru, dan klub siswa. Dmitry dan timnya melihat Clean Games sebagai cara untuk mengedukasi kaum muda tentang pemilahan dan daur ulang sampah, serta menggugah kesadaran terkait lingkungan dengan cara yang menyenangkan. Anak-anak sekolah, misalnya, dapat menerapkan pengetahuan teoretis yang diperoleh dalam pelajaran ekologi dengan cara yang praktis.
Saat ini ada delapan orang yang terlibat penuh dalam program tersebut. Akan tetapi, permainan ini diorganisasi dan dijalankan oleh 250—500 koordinator di berbagai kota dan negara, yang telah menerima pelatihan khusus dari tim inti. Koordinator regional itulah yang mengatur tim aktivis dan sukarelawan. Sejauh ini, sudah ada 24 negara di tiga benua yang menghelat program ini.
Nikita Rubtsov, seorang mahasiswa ekologi berusia 20 tahun di Universitas Pendidikan Negeri AI Herzen Rusia, mengetahui tentang Clean Games dari teman-teman kursusnya. Ia segera memutuskan untuk ambil bagian karena ini adalah sesuatu yang sangat selaras dengan gaya hidupnya yang peduli dengan lingkungan.
“Saya menyukai konsep Clean Games karena Anda dapat menggunakan semangat kompetisi untuk masuk ke tim dari segala usia dan membantu membersihkan alam, dan bahkan mungkin mendapatkan hadiah untuk itu. Karena itulah saya ingin ambil bagian dalam Clean Games dan berkontribusi untuk memperbaiki kondisi lingkungan di wilayah saya,” kenang Nikita.
Sudah tiga kegiatan yang diikutinya. Di saat tingkat kegembiraannya mencapai puncak, pada satu titik ketika kegembiraan itu perlahan mereda dan masih banyak sampah di sekitarnya, dia merasa prihatin dengan ketidakpedulian orang-orang terhadap alam dan betapa sulitnya mengubah kebiasaan membuang sampah sembarangan yang tampaknya sederhana bagi sebagian orang.
“Dan ini hanyalah salah satu dari banyaknya kebiasaan membuang sampah sembarangan yang ada di planet kita yang membuat hewan dan tumbuhan menderita. Namun, di akhir permainan, senang melihat perkembangannya, terutama di foto sebelum dan sesudahnya. Ada rasa bangga dan kesadaran bahwa kita semua berkumpul di sini karena suatu alasan,” tambah Nikita.
Pada 21 April 2021, Nikita dan pacarnya, Sofia, tidak hanya memenangi permainan pada hari itu, tetapi juga menyapu bersih seluruh Piala Kebersihan Musim Semi.
Clean Games juga diadakan di kota-kota kecil di Rusia. #GarbageMan, seorang pahlawan super internet yang melakukan penggerebekan antisampah dua kali seminggu dan mempromosikan kebiasaan ramah lingkungan lainnya di Kota Kostroma, juga bergabung dalam aksi tersebut.
Clean Games klasik pertama di Kostroma berlangsung pada akhir musim panas 2020. Meskipun cuaca buruk, sekitar 50 orang ambil bagian — sesuatu yang sangat mengejutkan bagi #GarbageMan. Tim yang sebagian besar terdiri atas anak muda mengumpulkan sejumlah besar sampah dari area yang luas hanya dalam waktu 1 jam. Seluruh tim #GarbageMan diliputi oleh kegembiraan, dan waktu pun berlalu tanpa terasa.
“Yang paling penting bagi saya tentang Clean Games ialah tidak hanya tentang membersihkan sampah, tetapi juga untuk pendidikan lingkungan. Saya pikir ini adalah cara yang sangat penting dan efektif untuk menyampaikan gagasan terkait dengan sikap bertanggung jawab terhadap lingkungan, pentingnya pengumpulan sampah yang terpisah, dan konsumsi yang sadar lingkungan,” simpul #GarbageMan.
Tak butuh waktu lama, popularitas gim ini pun dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Kompetisi pertama di luar Rusia diadakan di India pada 2017. Dmitry dan timnya juga bertemu dengan penyelenggara di Nigeria dan Ukraina dalam sebuah konferensi internasional. Pada 2018, Clean Games juga dihelat di Jepang dan diselenggarakan oleh seorang gadis dari Sankt Peterburg yang menikah dengan warga negara Jepang.
Di Denmark, Estonia, Latvia, Lituania, Polandia, Ukraina, dan Belarus, Clean Games digelar dalam kerangka Piala Baltik Clean Games pertama dan kedua. Pada 2020, Piala Interkontinental Rusia-AS diadakan sebagai bagian dari program Rusia-Amerika Yayasan Eurasia 'Berbagi Pengalaman dan Pengetahuan Sosial'. Kegiatan digelar secara bersamaan di 11 kota Rusia dan 9 kota AS.
“Saya ingin ambil bagian dalam mengorganisasi permainan karena saya pikir itu adalah cara yang unik untuk membersihkan lingkungan kami. Itu juga cara yang luar biasa untuk terhubung dengan Rusia melalui inisiatif diplomasi warga. Saya melihatnya sebagai cara yang menyenangkan bagi kita demi tujuan yang indah untuk membersihkan planet kita. Selain itu, saya sangat menyukai kesempatan untuk berbicara bahasa Rusia sesekali di program tersebut,” jelas Albert 'A.J' Ulwelling, mahasiswa tahun kedua yang mempelajari Studi Global dan Bahasa Rusia di Universitas Lawrence, yang membantu organisasi tersebut.
Albert Ulwelling.
Press PhotoClean Games di AS berlangsung di 10 lokasi di seluruh negeri. Selain di Wisconsin, A.J juga terlibat dalam penyelenggaraan di Florida, New York, California, Colorado, dan lainnya. Di setiap tempat harus ada dua penyelenggara dan minimal 25 peserta. Secara keseluruhan, Gim AS memiliki jumlah peserta yang banyak meskipun pembatasan akibat pandemi covid-19 masih menjadi masalah utama. A.J percaya itu adalah peristiwa luar biasa yang membuat orang keluar dan terlibat lagi dengan lingkungan mereka sembari melakukan beberapa kegiatan.
“Kami membantu komunitas kami berkembang, membersihkan bumi, dan menemukan cara untuk terhubung satu sama lain di saat interaksi sosial sangat terbatas. Permainan ini membantu memulihkan lingkungan karena pertama-tama menghilangkan limbah dan bahan berbahaya dari masyarakat dan, kedua, meningkatkan kesadaran terkait menjaga planet kita agar tetap aman dan bersih,” kata A.J.
Dia menambahkan bahwa rekan-rekan mahasiswanya juga merasa tertarik karena juga harus bersaing dengan tim di Rusia. “Meskipun saya mungkin menyukai bahasa Rusia (A.J menghabiskan musim panas di Moldova untuk mempelajari bahasa dan budaya Rusia), bagi banyak teman saya ini adalah cara baru dan menarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang Rusia. Tidak ada topik politik atau pemerintahan yang berantakan, yang ada hanya komunitas, pembelajaran, dan kesenangan,” tukas A.J.
Apakah itu terdengar seperti sesuatu yang ingin Anda lihat di negara Anda? Ini sangat sederhana! Tulissurat kepada koordinator pertandingan, tanda tangani perjanjian nonkomersial (dokumen yang menjelaskan persyaratan kerja sama), dan kemudian koordinator akan membentuk penyelenggara baru dan membagikan semua informasi yang diperlukan kepada mereka.
“Saran paling umum yang kami berikan dari penyelenggara berpengalaman kepada pemula adalah jangan takut! Mengorganisasi sebuah acara dari awal mungkin tampak sangat sulit dan Anda dapat membuat sejuta kesalahan. Namun, kami mengambil pendekatan yang berbeda untuk proses pengorganisasian: kami berbagi pengalaman dan praktik terbaik kami, serta tim koordinator dari seluruh dunia selalu ada untuk mendukung para pemula,” kata Dmitry.
Dmitry dan timnya pun akan terus menyosialisasikan dan melaksanakan kegiatan ini, setidaknya sampai mereka berhasil menggelar ‘Piala Dunia Kebersihan’!
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda