Prancis dan Jerman mengerjakan secara aktif pembuatan tank "generasi baru" dalam proyek 'Main Ground Combat System' atau MGCS (Sistem Pertempuran Darat Utama). Tank tempur utama itu diharapkan menjadi jawaban dari tank T-14 Rusia 'Armata'.
Eropa melakukan pendekatan yang serius dalam menghadapi masalah ini. "Kelahiran" kendaraan tempur baru ini dimulai dengan pembuatan senjata untuknya, yang akan sangat berbeda dari semua senjata yang saat ini digunakan oleh tank-tank NATO.
Sebuah peristiwa penting dan signifikan untuk program tersebut berlangsung baru-baru ini, yaitu ketika perusahaan Prancis Nexter mengungkapkan konsep persenjataan tank ASCALON (Autoloaded and SCALable Outperforming guN ‘Senjata dengan Keunggulan Pemuatan Otomatis dan Dapat Diskalakan), yang dapat diintegrasikan dengan kendaraan tempur generasi baru.
Eropa memutuskan untuk merahasiakan kaliber senjata itu, tetapi secara luas diyakini bahwa kalibernya 140 milimeter. Kembali pada 2019, Nexter telah mempersenjatai tank tempur 'Leclerc' dengan meriam 140 mm besar dan berhasil melakukan serangkaian tes pada saat itu.
Mesin yang ditingkatkan membuat lebih dari 200 tembakan sukses. Pada saat yang sama, perusahaan itu sendiri mengatakan bahwa senjata baru itu "70 persen lebih efektif" daripada senjata kaliber 120 mm yang digunakan pada tank-tank NATO. Pada saat yang sama, diketahui bahwa senjata itu tidak ditujukan untuk 'Leclerc', tetapi untuk MGCS yang baru.
Eropa mengatakan, fase pengujian MGCS akan berlangsung hingga 2024, diikuti oleh fase demonstrasi sistem dari 2024—2027 dan fase implementasi yang baru akan dimulai pada 2028.
Namun, tujuannya sangat ambisius, yaitu untuk memastikan keunggulan taktis dalam dekade-dekade berikutnya. Meriam ini akan menerima pemuat otomatis, yang dibuat berdasarkan pengalaman mengembangkan pemuat otomatis tank Leclerc, serta sejumlah inovasi penting lainnya.
“Bagaimanapun, penggunaan kaliber baru akan menjadikan MGCS musuh yang tidak pernah dihadapi Uni Soviet atau Rusia dalam pertempuran. Eksperimen dengan senjata tank berkekuatan tinggi telah dilakukan di Barat sebelumnya, tetapi teknologi baru memungkinkan (setidaknya dalam teori) untuk membuatnya cukup kompak dan dapat diandalkan,” kata Viktor Murakhovsky, pemimpin redaksi majalah Arsenal Otechestva.
Menurutnya, MGCS memiliki pesaing yang juga berupaya menciptakan senjata generasi baru untuk tank Eropa, yaitu perusahaan Jerman, Rheinmetall. Tahun lalu, perusahaan itu mempresentasikan video dengan demonstrasi meriam tank 130 mm smoothbore ‘laras halus’ terbaru.
Patut dicatat bahwa tank Inggris 'Challenger 2' digunakan sebagai dasar pembuatannya, bukan 'Leopard 2' Jerman yang terkenal. Solusi yang sangat tidak biasa, tetapi orisinal, mengingat rendahnya popularitas tank Inggris di dunia.
“Secara umum, penampilan mobil Eropa yang dipersenjatai dengan meriam baru 130 milimeter atau 140 milimeter (bahkan di masa depan) akan menjadi tantangan bagi Rusia. Sistem perlindungan aktif (T-14 menerima KAZ ‘Afganit’) sungguh tak terduga dan meriam 125 mm 2A82 yang dipasang pada tank baru Rusia itu tidak memiliki keunggulan besar dibandingkan senjata NATO,” tambah Murakhovsky.
Sebagai tanggapannya, untuk meningkatkan kekuatan tempur Armata dan memperkuatnya di medan perang melawan kendaraan tempur Eropa dan NATO, tank T-14 akan menerima menara tak berpenghuni baru dengan meriam 152 mm.
Pada saat yang sama, Armata sudah dilengkapi dengan sistem pertahanan terbaru yang tidak dimiliki negara-negara Eropa saat ini.
“Armata dilengkapi dengan sistem mutakhir untuk pertahanan yang aktif dan dinamis. Ada video di YouTube yang menunjukkan para pejuang Suriah menggunakan senjata antitank 'Javelin' Amerika melawan T-90 generasi terbaru (yang lapis bajanya lebih ringan dari Armata). Rekaman tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa mesin tempur yang terkena tembakan senjata Amerika itu tak mengalami kerusakan sama sekali meski sistem pertahanan dinamis internalnya hanya diaktifkan dalam mode pasif. Jika benar-benar aktif dan berfungsi pada kapasitas penuh, pertahanan aktif dengan sistem interferensi bawaannya bahkan tidak akan memungkinkan Javelin mendekati targetnya,” ujar analis militer Dmitry Safonov.
Menurutnya, Armata juga memiliki sistem yang memungkinkannya tetap tersembunyi dari sistem pengawasan optik dan radio musuh.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda