Pemerintah Korut menerapkan pembatasan yang sangat ketat untuk mencegah penyebaran COVID-19. Sejak pandemi global berlangsung, Korut menyatakan tida ada satu pun kasus positif COVID-19 di negara itu. Namun, banyak kalangan yang meragukan klaim tersebut.
Sejak awal tahun lalu, hampir semua angkutan barang dan penumpang dilarang masuk atau meninggalkan negara itu. Sebagian besar diplomat asing yang tinggal di sana telah meninggalkan negara itu selama setahun terakhir. Namun, bagi para diplomat yang belum sempat angkat kaki, mereka harus mematuhi pembatasan ketat yang kini diberlakukan. Bepergian dari Pyongyang ke kota lain, masuk dan keluar ke tempat umum, serta menggunakan transportasi umum dilarang, sebagaimana dilaporkan oleh Interfaks.
Dengan tidak tersedianya layanan transportasi apa pun untuk meninggalkan negara itu, sejumlah diplomat Rusia dan keluarga mereka harus keluar dengan cara yang tidak biasa.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia mengatakan, rombongan yang terdiri dari delapan orang itu terlebih dahulu menempuh perjalanan selama 32 jam dengan kereta api dan dua jam dengan bus ke wilayah terdekat dengan perbatasan Korut-Rusia. Setelah itu, barulah mereka melanjutkan perjalanan dengan mendorong troli di jalur kereta api sejauh sekitar satu kilometer.
Perbatasan kedua negara terletak di sepanjang Sungai Tumannaya, yang terdapat jalur kereta api di atasnya. Namun, karena tidak ada kereta api yang beroperasi, para diplomat tidak punya pilihan lain selain menggunakan lori untuk menyeberangi sungai.
Menurut Kemenlu, peristiwa itu terjadi pada 5 Februari. Para diplomat harus membuat troli terlebih dahulu, meletakkannya di atas rel, memuat barang-barang serta mendudukkan anak-anak di atasnya, dan meluncur.
"Mesin" utama troli itu adalah Sekretaris Ketiga Kedutaan Besar Rusia untuk Korut Vladislav Sorokin. Dia mendorong troli melintasi jembatan rel di atas Sungai Tumannaya menuju Rusia. Angota rombongan termuda adalah putrinya yang berusia tiga tahun, Varya.
"Uraaaaa!" teriak mereka gembira ketika menyeberangi perbatasan memasuki wilayah Rusia. Di pos perbatasan Rusia, kepulangan mereka disambut para pegawai kantor perwakilan Kemenlu Vladivostok dan diantar ke bandara menggunakan bus yangdisediakan oleh pemerintah daerah Primoskry Krai untuk melanjutkan perjalanan ke Moskow.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda